Page 1

1.2K 81 0
                                    


Masih terinspirasi sama ketos yang agak2 psiko dikit, banyak mungkin. Di wattpad ini gue bisa luapin perasaan gue tentang temen2 yg punya pikiran negativ.

################################

“Selamat datang Eza dan Didi, lo berdua beruntung bisa sampai dengan selamat ke sini.” Ucap detektif Zaza. Salah satu dari TERORIS 7.

“Hee…jangan terlalu khawatir gitu dong, emang kami kayak orang gak berdaya gitu?” cetus detektif Didi.

Detektif Eza memegang pundak detektif Didi “bener Di! Lo sebelumnya belum kenal siapa lawan kita tadi. Lo tau, kalau dia mau gue tadi pasti udah mati.”

“E..eh? dia kan Cuma psikopat terkenal yang suka menyiksa orang?” detektif Didi sedikit terkejut.

Detektif Zaza menggeleng, “dia lebih dari itu.”

“Nah denger tuh kata Zaza, lo lupa kenapa ni organisasi jadi terbentuk?” pertanyaan tiba-tiba dari detektif Eza. Detektif Didi kembali mengingat masa lalu.

“Karena kita dapat tugas yang sama kan? Ngelindungi anak kost dari penjahat?”

“Yup, benar sekali. Dan lo tau kenapa sampai harus ada tujuh detektif untuk ngelindungi seorang anak?”

“H..haa?” Detektif Didi melongo lebar, bahkan rahang bawahnya hampir menyentuh lantai.

“Karena si pembunuh itu adalah orang tadi!! Dasar detektif payah…”

“Omaygatdeh, penjahat yang bisa mengalahkan sekelompok polisi seorang diri?”

“Benar, btw lo berdua gak masuk?” Ucap detektif Zaza sambil memegang perut lantaran kelaparan. “Gue udah nunggu sampe laper nih.”

Kruuk… “yoi, perut gue butuh BBM juga.”

Detektif Zaza dan detektif Didi menatap detektif Eza dengan pandangan tidak sedap, tatapan membunuh.

“Aha, Bahan Bakar Manusia maksudnya bro…” detektif muda itu menggaruk-garuk kepalanya. “Mereka berdua tidak bisa dibawa bercanda ya?” gumamnya.

“APA…!!!” teriakan ketiga detektif itu membuat gempa bumi 7 skala ricther.

Ada manusia yang duduk di kursi makan sambil melambaikan tangan pada mereka bertiga. “Oh hai, lama bener ya kalian. Gue aja udah kenyang.”

“A..a..apa yang..?” suara detektif Zaza tergetar. Dia akan meledak sebentar lagi. Ledakan orang kelaparan, anggap lah orang yang sudah tidak punya semangat hidup.

“NISAA…!!!” yup, kali ini kekuatan gempannya 10 skala ricther. “Lo makan hamburger gue…!!! Tak akan gue ampuni..”

“Ehh Di! Nisa makan jatah kita juga tuh, tapi kok si Zaza aja yang marah?” ucap detektif Eza dengan jari telunjuk mengacung pada detektif Nisa.

Detektif Zaza dan Detektif Nisa adalah anggota dari TERORIS 7 yang paling tidak bisa akur. Sifat dari mereka sangat berbeda, detektif Zaza memiliki sifat tidak sabaran dan pemarah, sedangkan detektif Nisa memiliki sifat tenang dan sabar. Walaupun suka kebangetan. Pokoknya kalau ada sebuah kasus mereka tidak boleh disatukan dalam satu ruangan, demi keamanan bumi tercinta ini.

Kantor TERORIS 7 tidak cukup besar, namun cukup untuk menampung ketujuh makhluk jadi-jadian itu. Dindingnya bermotif dedaunan dengan warna cokelat tua, dihiasi dengan piagam-piagam, serta penghargaan yang jumlahnya lumayan banyak.

Kantor yang terletak di pinggiran kota Jakarta itu memang tidak mencolok, sengaja dibuat seperti itu agar tidak menarik perhatian banyak orang. Terutama para penjahat yang mengincar mereka. hidup mereka lebih berat dari kehidupan para artis-artis ibu kota.

TERORIS 7 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang