Chapter 25

14.3K 796 5
                                    

Lee termenung, ia sibuk memperhatikan putranya. Leo terlihat bersemangat sekali untuk menjaga Be. Ada apa dengannya?

5 tahun belakangan Leo selalu menolak, menghindar dan melawannya. Sekarang, saat ini, di depannya Leo seperti sangat mengkhawatirkan Beauty.

Sepertinya kepindahan Beauty ke tempat Leo membuahkan hasil yang baik. Lee tersenyum teringat akan ucapan Karel dulu.

Leo dan Be adalah suatu perpaduan yang sempurna, untuk keluarga, masa depan perusahaan dan yang terpenting adalah untuk persaudaraan kita.

Semoga harapan Karel dan dirinya terkabul.

~------------~

"Baiklah, hasil dari pembicaraan kita hari ini ada...", Ucapan Pedro dipotong langsung oleh Leo.

"Lucas, sekarang ini tugas saya". Tegur Leo tanpa melihat kearah Pedro. Setelah itu Leo melihat kepada Lee. 

"Pa, Aku ingin Be tetap dalam pengawasan ketat. Apa bisa Papa mengirim orang Papa untuk berjaga di Sky? Tapi usahakan tidak terlalu mencolok. Aku akan minta kerjasama dari pihak manajemen. Tapi saat Be pergi berdua denganku, kami tidak perlu pengawal". Leo melirik ke arah Pedro, Pedro menekuk mukanya. ia kesal.

Lee mengangguk, "Secepatnya Papa akan kirimkan profile orang yang nantinya bertugas menjaga Be". 

"Good, Aku tunggu". Sahut Leo.

Leo kemudian menoleh ke arah Sebastian. "Paman Bas, Apa paman bisa mengawasi gerak gerik Danniel or Yessa?" Leo menoleh menunggu jawaban Sebastian.

Sebastian sempat ragu, tapi akhirnya ia mengangguk. "Ya, kebetulan Daniel dan saya satu club dalam permainan Golf. Saya akan lakukan yang terbaik, but for Yessa, saya ragu karena saya jarang sekali bertemu dengannya." 

"Yessa serahkan kepada saya", Ucap Lee. "Yessa sering kali mengundang mama-mu untuk datang ke acaranya". 

Leo mengangguk, dan padangannya beralih kepada Pedro.

"And You... Lucas". Leo menatap Pedro tajam, Ucapannya terhenti sesaat, perang dingin di antara mereka berdua masih sangat jelas terlihat.

"Besok kamu tidak perlu menjemput Be karena saya yang akan mengantarnya ke Sandiago Corp. Lagipula saya sudah menjadi wakil Be, benar kan?" Leo melemparkan padangannya bergantian kepada mereka bertiga. Terlihat Lee dan Sebastian mengangguk setuju.

"And I know, kamu adalah orang kepercayaan om Karel dan mungkin...akan tetap menjadi pengacara keluarga Sandiago". Ada jeda dari ucapannya, Leo seperti berfikir. "So, act as your authority"

"Pertama, jika memang ada hal penting yang ingin kamu sampaikan, kamu bisa temui saya dikantor, tidak di apartemen saya. Kecuali, jika memang saya ada di apartemen kamu boleh datang, Intinya hubungi saya dulu". 

"Kedua, Jika kamu ingin bertemu dengan Beauty, harus.. lewat saya dulu. Saya akan izinkan selama hal itu adalah urusan kantor atau keluarga". Suaranya dalam dan tenang tapi disana terdapat nada perintah.

"Jadi tidak akan ada lagi acara diluar kepentingan kantor. Mengerti?" Leo sekali lagi sengaja menekankan kata-katanya.

Pedro hanya bisa diam, apa yang bisa ia lakukan sekarang? Lee dan Sebastian pun ikut memperhatikan dirinya. Mereka menunggu reaksinya. Ia harus tenang, perlihatkan pada mereka bahwa ia tidak sedikitpun terganggu dengan hal ini.

"Baiklah tuan Leo, anda tidak perlu khawatir. As your wish". Ucap Pedro sambil senyum terpaksa, dalam hatinya ia ingin sekali membalas dan menghajar Leo.

"Very Good! Kalian hanya perlu bekerjasama", Ujar Lee sambil melihat ke arah Leo dan Pedro. "kita semua". Ujar Lee lagi sambil menoleh ke arah Sebastian dan mengangkat gelas kristal berisi brandy yang dihidangkan Leo tadi. Sebastian membalasnya dengan anggukan setuju dan ia pun mengangkat gelasnya. 

Melihat hal itu Leo dan Pedro pun mengambil minuman mereka masing-masing dan juga ikut bergabung dengan Lee dan Sebastian. Mereka berempat meminumnya sampai habis, mencoba menghilangkan penat dan stress karena pembicaraan mereka tadi.

"Baiklah Kalau begitu..." Sebelum Lee melanjutkan ucapannya, terdengar suara ketukan pintu dari luar.

Tok tok tok

"Biar saya saja yang lihat", kata Pedro menawarkan diri.

Pedro kaget sewaktu membuka pintu dan melihat siapa yang datang.

"Tuan Leo, ada tamu untuk anda.." Panggil Pedro sambil membuka pintu lebih lebar. Suaranya terdengar kesal walau dia mencoba untuk menutupinya.

Lee dan Sebastian menoleh ke arah Pedro.

Leo berdiri, dan ia sangat terkejut.

"Aretha...?" gumamnya lirih, ia tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Wajah Lee berubah dan dari mimik wajahnya saja bisa ditebak kalau ia tidak menyukai wanita itu.

Ekspresi wajah Sebastian malah tidak bisa diprediksi. 

(Bagaimana caranya perempuan itu bisa sampai masuk kesini?) Tanya Lee pada dirinya sendiri. "Leo", Panggil Lee. "Sudah waktunya kamu pulang, Be sedang menunggumu".

Leo mengangguk, "Lucas, ayo.." ajak Leo. "Saya duluan paman Bas". Ujar Leo sambil mengambil jasnya.

Alis mata pedro naik sebelah, (Leo mengajaknya??) Ia heran. Tiba-tiba matanya berbinar (Ooo..Kamu ketahuan..) Ucap Pedro bersenandung kecil dan pelan tapi masih bisa terdengar oleh Leo, dan disambut Leo dengan muka masam.

"Okay tuan Leo. Saya siap ikut kemanapun yang anda inginkan". Sahut Pedro sambil nyengir dan membuat Leo semakin melotot pada Pedro.

"Sampai bertemu lagi Leo.. Sebastian", Ujar Sebastian sambil mengulurkan tangannya. Leo mengangguk dan membalas jabat tangannya, lalu ia kembali melemparkan padangan kesal pada Pedro karena Pedro mendorong tangannya untuk menjabat tangan Sebastian. Sebastian terkekeh pelan. 

Jika tidak ada wanita itu, mungkin Sebastian tidak akan berhenti terkekeh. (Wanita itu berani mati rupanya), pikir Sebastian. 

Lee lega Leo langsung menuruti perkataannya. Leo mengabaikan wanita itu, ia seperti sengaja tidak melihat Aretha berdiri di depan pintu. 

"Leo aku mau bicara.." Aretha menahan Leo sewaktu melewati pintu.

"Tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi Aretha". Ujar Leo, ia terlihat kaku. 

Aretha menunjukkan wajah kesal dan marah. 

"Jika memang sangat penting, anda bisa bicara dengan saya Nona Aretha", Kata Lee dari arah dalam.

Aretha memucat. Ia tidak mau berurusan dengan Papa Leo.

The Beast is Mine! <OPEN PRE ORDER!>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang