Chapter 13

15.4K 838 2
                                    

Leo terjatuh menimpa Be, ia sampai tidak sempat menahan tubuhnya dengan kedua tangannya. Kepala mereka berdua terbentur keras.

"OUCHH!!" Seru mereka berdua. 

Leo langsung menggulingkan badannya menjauhi Be, ia merasakan sakit dan pusing di keningnya.

"Shit!" Umpat Leo, matanya terpejam dan ia masih memegang keningnya. Ia mendengar Be juga mengeluh kesakitan. 

"Dasar bocah! Are you insane?" Ucap Leo kesal. 

"Yes I am, Mr. Leo, and that's all because of you". Sahut Be. Suaranya terdengar seperti berbisik, sangat menggoda di telinga Leo.

(Damn it!) Maki Leo dalam hati.

Leo merasakan Be bergerak disampingnya, Leo masih memejamkan matanya dan Ia merasakan kepalanya berdenyut.

"Sial, kamu bukan hanya keras kepala. Kepalamu saja keras seperti batu. Untung kepalaku nggak pecah!" Ucap Leo kesal. 

Kesal karena sensasi yang ia rasakan itu masih sangat terasa, sakit kepala karena terbentur kepala Be pun tidak bisa mengurangi gairahnya.

"Kamu lebay" Sahut Be.

Leo kaget Be ternyata sudah berada diatas tubuhnya, kakinya menjepit pinggang Leo dan ia duduk tubuhnya. Nyerinya semakin menjadi, nyerinya malah pindah ke area bawah tubuhnya.

(Brengsek!) Umpatnya dalam hati.

Ia berdoa agar Be tidak tau atau merasakannya.

Leo belum mau membuka matanya, ia tidak mau semakin hilang kendali.

"Leo? kamu beneran kesakitan?" Suara Be yang lembut malah semakin membangkitkan gairahnya.

(For haven's sake! Please.. Makhluk ini benar-benar menyiksaku.) Batinnya mengeluh.

"Leo?" Panggil Be lagi.

Leo merasakan tangan Be menyentuh wajahnya, ia tersentak. Leo membuka mata.

"Fuck! "Makinya, ia melihat Be terkejut mendengar makiannya yang keras. 

Pupil mata Be membesar, dan Be menggigiti bibir bawahnya lagi. Bagi Leo itu sangat sexy.

Leo tidak menyadari sebelumnya, tadi ia hanya terpaku pada wajah Be dan area bahunya yang terbuka. Tubuh Be saat itu ditutupi oleh selimut.

Leo tidak sadar selama ini Be hanya menggunakan lingerie, seperti tank top tipis berwarna pink tanpa ada penutup lagi didalamnya. Dadanya yang penuh dan bulat, memperlihatkan puncak dada yang sangat menggoda, yang membuat Leo sangat ingin menyentuhnya. Kulitnya yang putih merona sangat indah. 

Mata Leo turun kearah perut Be dan sampai ke area yang paling intim. Be menggunakan panties berenda dengan warna yang senada, yang hanya menutupi area miss V-nya. 

(Fuck! She uses G-String!) Maki Leo dalam hati.

(Argghh!) Leo benar-benar frustasi.

(NO! I must woke up!) Leo berusaha menyadarkan dirinya.

Leo akui sekarang ia benar sudah gila, karena saat ini pikirannya sudah sejalan dengan keingingan tubuhnya, alias gairahnya.

"Minggir!" Bentak Leo.

"Nggak mau!" Jawab Be, ia cemberut.

Ketika Leo melihat Be seperti mau mendekat dengan reflek ia memegang tubuh Be, menariknya kepelukannya, dan membalik badan mereka berdua. 

Sekarang posisinya terbalik. Be dibawah dan Leo diatas. 

Wajah mereka sangat dekat, tubuh Leo sedikit menekan tubuh Be, tangan kirinya menyangga tubuhnya agar tidak terlalu menimpa Be. Tangan kanannya menopang kepala Be. 

Mereka saling menatap, nafas mereka menderu, dadanya naik turun tidak beraturan. Leo melihat wajah Be yang memerah, bibirnya sedikit terbuka, matanya membulat terlihat ia sangat terkejut tapi seperti ada sesuatu disana.. Gairah? 

Leo langsung melompat berdiri tanpa mengucapkan sepatah kata pun, saat ia bermaksud keluar dari kamar itu, ucapan Be menghentikan langkahnya. 

"Aku bergairah Leo!" Ucap Be blak-blakan.

"Apa? Kamu? Gila!" Tanya Leo tak percaya dengan apa yang ia dengar, bola matanya membesar.

"Dulu mungkin aku tidak mengerti, perasaan aneh setiap aku melihatmu. Akhirnya aku melakukan riset". Jelas Be sedikit bangga dan ia duduk ditempat tidur. 

"Do what?? Riset?" Tanya Leo heran, ia benar-benar angkat tangan menghadapi gadis ini.

"Yup. Dan setelah itu aku yakin, kamu harus jadi suamiku". Ucap Be, raut wajahnya sangat serius.

"Damn girl. You are really crazy". Kata Leo sambil tertawa.

Be hampir terjungkal melihat Leo tertawa, ini adalah hal langka untuk Be.

Tapi layaknya angin, tawa Leo memudar cepat . Leo kembali menatap Be tajam.

"In Your Dream, Bocah!" Kata Leo dan ia keluar dari kamar.

Ia tidak mau melihat dan tidak ingin tahu bagaimana reaksi bocah itu.

Ia menutup pintu kamar dan bersender pada pintu.

"Very close!" Ucap Leo lega. Ia menarik nafas panjang dan menyenderkan kepalanya di pintu.

Gairahnya masih ada, masih liar dan terasa sakit. 

Batinnya seperti mengamuk, kata hati dan pikirannya berkecamuk, berperang saling mengejek.

(Stupid! Dasar munafik, jelas-jelas lo menginginkan Be!) 

(Good! You do the right thing, step away and go. She's only a kid)

"Shut - Up - Jerk!" Makinya pada dirinya sendiri.



The Beast is Mine! <OPEN PRE ORDER!>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang