Chapter 3

18.8K 1K 2
                                    

Satu minggu kemudian.

Be berbaring terlentang di tempat tidurnya, matanya menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya melayang mengingat kejadian seminggu yang lalu.

Masih segar dalam ingatannya, saat Leo menatapnya, menyentuh tangannya, pinggangnya. Saat itu Be berfikir Leo akhirnya mau menerimanya.

"Dasar Leo nyebeliiinnn!" Jerit Be kesal.

Be mengangkat tangannya ke atas, sambil memperhatikan cincin yang ada di jari manisnya, yang diberikan Leo saat itu.

Be kembali teringat,

Sewaktu acara tukar cincin. Miranda menanyakan apa yang ingin Leo sampaikan untuk tunangannya yang cantik?

"Happy Birthday". Leo menjawab datar, tanpa ekspresi! dan tanpa menoleh sedikitpun kepadanya. Ia kembali dingin.

(Only that?? Nothing special like... I love your or else??) Batin Be ingin berontak.

Setelah pesta tiba-tiba Leo menghilang begitu saja. Be merasa ditampar.

Dan sampai detik ini, Leo tidak pernah satu kali pun membalas sms-nya, atau menjawab telepon-nya.

Padahal Be sudah mengirimkan photo-photo sexy-nya yang sedang menggunakan bikini. Para lelaki suka itu bukan? Tapi tetap saja Leo tidak merespon. Makin membuat Be jengkel.

"Dasar bisanya cuma PHP". Ucap Be kesal.

(Hmmm.. I must doing something) Be berfikir keras, Ia ingin mendapatkan Leo. Dan itu harus.

"Yes! that's brilliant Be!" Jerit Be senang, ia merasa mendapatkan ide yang cemerlang.

Be langsung melompat dari tempat tidurnya. Berlari keluar dan berteriak memanggil seseorang.

"Pedrooooo.. "

~...............................................................................................~

The Beast is Mine! <OPEN PRE ORDER!>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang