2

2.6K 96 9
                                    

"Ya, ampun!! Malam ini gue gak bisa tidur!! Padahal besok gue harus tanding basket. Kenapa gue malah kepikiran cowok itu terus?!" kata Mita yang dari tadi cuma membolak-balikkan badan di tempat tidur kayak tempe yang baru digoreng.

Mita melihat kembali gelang basket di atas meja yang diberi oleh Rio tadi siang. Mita membuka kembali bungkusnya dan Mita ambil gelangnya.

Kali ini Mita cuma membolak-balikkan gelang basketnya dan Mita baru sadar kalo ada tulisan Jepang yang ditulis pakai spidol permanen di balik gelang itu.
Tulisannya adalah がんばって!.
"Ganbatte!" Mita membaca tulisan Jepang itu.
"Semangat!" kata Mita dalam Bahasa Indonesia.

"Mita! Cepetan bangun!! Kamu gak masuk sekolah, apa?!" teriak nyokap Mita membangunkan Mita dari mimpi yang indah.

"Emang ini jam berapa?" tanya Mita.
"Udah jam tujuh kurang lima belas menit!!" jawab nyokapnya.

"Apaaa!! Gawat gue kesiangan!!" Mita teriak kaget dan bingung mau ngapain setelah tidur. Pokoknya kayak orang yang kehilangan akal.

"Mita! Sarapan dulu!" kata nyokapnya.

"Gak usah, Ma! Gak sempet! Biar Mita makan di kantin aja nanti!"

Mita segera loncat ke atas sepeda kuning kesayangannya. Mita mulai mengayuh pedalnya dan langsung cabut menuju sekolah. Beruntungnya Mita karena masih tepat waktu tiba di sekolah.

"Untung belum telat. Gue harus segera temui Sinta di kelas!" kata Mita dalam batin.

"Sinta! Sinta! Gue mau tanya sesuatu ke elo!" kata Mita sambil berlari mendekati Sinta yang baru duduk di kursinya.

"Tanya apa sih? Kok, sampai ngos-ngosan kayak gitu? Tenang aja kali. Lo duduk dulu, gih!" kata Sinta.

"Kemarin Rio ngasih gelang basket ke gue!" kata Mita.

"Serius?" tanya Sinta.

"Ya, iyalah gue serius!" kata Mita.

"Tapi gue juga mau tanya. Elu udah kasih tahu Rio kalo gue suka sesuatu yang berbau Jepang, ya?" Mita minta penjelasan ke Sinta.

"Iya, itu benar. Gue udah salah, ya? Maafin gue ya, Mit!" pinta Sinta.

"Tapi, gue bisa jelasin kenapa Rio bisa tahu tentang kesukaan lo! Rio terus-terusan meminta gue untuk cerita sedikit tentang lo! Terus, gue ceritain aja. Apa gue salah?" tanya Sinta memelas sambil memonyongkan mulutnya.

"Elo enggak salah kok. Gue malah makasih sama elo, karena dia ngasih gelang basket dan dia nulis "Semangat" di gelangnya. Ngomong-ngomong dia bilang apa aja?" tanya Mita ke Sinta.

"Dia gak bilang apa-apa sih! Cuma tanya itu aja. Jadi, lo mau maafin gue, kan?"

"Tentu aja! Karena elo adalah sahabat gue!" kata Mita memaafkan Sinta.

"Makasih ya!"

Jam tiga sore, semua anak-anak basket kumpul di aula basket untuk memberi semangat kepada tim basket sekolahan mereka dalam pertandingan sore ini.

Tidak lupa Mita memakai gelang basket dari Rio. Dan dia melihat Rio berdiri di pinggir lapangan basket untuk menyemangati Mita bertanding.

Pertandingan terus berjalan, hasil pertandingan masih berimbang.
Hingga waktu pertandingan tinggal setengah menit lagi, hasil pertandingan masih 76 - 78 untuk tim tamu.

Mita pun mendapat kesempatan terakhir untuk memasukkan bola. Waktu terus berjalan, Mita sudah tidak sempat lagi untuk masuk ke area tembak jarak dekat. Dan Mita tidak yakin apakah dia mampu menembak dari luar area. Namun, Mita akhirnya menembakkan juga bola tersebut ke keranjang.

Tembakkan bola Mita akhirnya masuk ke keranjang dan tiga poin terakhir berhasil mereka dapatkan untuk mengubah skor menjadi 79 - 78.

"Berhasil!! Hore!! Kita menang!! Tadi itu benar-benar tembakkan yang bagus!!" teriak teman-teman tim basket Mita dan para suporter di dalam aula basket.

Gemuruh kemenangan terus menggema di dalam aula basket bahkan hingga luar aula basket.

"Kalian memang hebat!! Mita! Nice shoot!" kata Rio kepada Mita dan tim basket sekolahannya.

*****

"Mit! Mit! Mita!!" tiba-tiba aja bayangannya buyar gara-gara Ve menggoyang-goyang pundak Mita .

"Lo kenapa tiba-tiba aja berhenti jalan, terus nyandar ke dinding? Pakai senyum-senyum sendiri lagi! Lo gila ya?" tanya Ve.

"Enak aja gue dibilang gila!" Mita menolak anggapan Ve.

"Lha terus kenapa tadi senyum-senyum sendiri?" tanya Ve memojokkan Mita.

"Gak apa-apa kok. Cuma teringat waktu SMP aja. Udahlah! Ayo kita cabut!" ajak Mita sambil bilang di dalam hatinya, "Semoga perasaan ini bisa terbalas"

🏀 💝 🏀

Cinta Bola BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang