7

1.4K 51 0
                                    

"Seragam sudah, handuk sudah, sepatu sudah, gelang basket..."

Mita berhenti memasukkan barang bawaan ke dalam tas karena menatap gelang basket yang dibelikan oleh Rio dan hanya suara nyokapnya yang berhasil menyadarkannya dari gelang basket itu.

"Mita! Mama sudah siapkan sarapannya dan bekal buat kamu!" teriak nyokap Mita.

"Iya, Ma!" Mita memasukkan gelang basket itu ke tas dan segera menuju meja makan.

"Ini pertandingan grup yang terakhir, ya?" tanya nyokapnya.

"Iya, Ma! Doain semoga kita lolos dari grup ya, Ma! Soalnya tim kita dan tim yang akan kita lawan sama-sama punya kesempatan lolos, hanya beda jumlah memasukkan bola saja. Kita di peringkat pertama dan tim yang kita lawan di peringkat dua!" Mita menjelaskan sambil menyantap sarapan yang udah disiapin nyokapnya.

"Sarapan sudah! Sekarang Mita berangkat dulu, ya! Karena Mita harus ada di sana duluan daripada yang lainnya!" Mita pun berpamitan kepada nyokapnya. Kalau bokap Mita sendiri sudah berangkat kerja dari pagi sebelum Mita bangun.

"Hati-hati di jalan!"

*****

"Sudah jelas dengan formasi dan strategi yang kita gunakan nanti?" tanya Pak Ramli kepada Mita.

Mita cuma berdua di depan aula basket karena teman-teman yang lain belum datang.

"Iya, Pak! Semuanya sudah jelas! Saya akan melakukan yang terbaik!" jawab Mita.

"Sekarang kita tunggu yang lainnya! Setelah itu kita langsung berangkat ke kandang lawan!" Pak Ramli menutup pembicaraan dengan Mita.

Lima belas menit kemudian semua anggota tim basket cewek sudah berkumpul semua. Tidak terlupa anggota tim basket cowok juga berkumpul untuk memberi dukungan kepada tim basket cewek.

"Bersatu dan menang!!" Teriakan dan tos seluruh tim menggema ke seluruh sekolah sebelum mereka naik ke dalam bus.

*****

"Perebutan bola diawal pertandingan berhasil didapatkan tim tamu dan mencetak dua poin pertama mereka! Terjadi serangan balas-membalas antara kedua tim. Kedudukan sementara 21-19 untuk tim tuan rumah!" teriak komentator pertandingan.

"Fani, serahin ke gue!" Mita memberikan tanda kalau dia lagi berdiri bebas. Namun, Fani sepertinya tidak melihat Mita dan langsung menembakkan bola itu. Sayangnya, bola membentur pinggir keranjang dan berhasil direbut tim lawan.

"Nana berhasil mengambil bola dan berlari menuju keranjang lawan dan masuk!! Poin berubah menjadi 23-19 untuk tim tuan rumah yang berseragam biru!"

"Lagi-lagi penonton tuan rumah kembali bergemuruh, karena tim mereka sudah mulai meninggalkan jauh tim tamu! 27-19!!" teriakan komentator dan suporter tuan rumah semakin membenamkan mental tim basket sekolahan Mita.

"Mita memegang bola dan memberikannya kepada Fani temannya! Sayang sekali, sepertinya terjadi salah pengertian antara keduanya! Dan tim tuan rumah kembali menguasai bola. Dan terjadi pelanggaran oleh tim tamu! Tim tuan rumah mendapatkan tembakan bebas!"

Mita semakin bingung bagaimana bisa tim-nya kehilangan kerjasama seperti ini.

"Fani sebagai kapten tim membawa bola dan melemparkannya kepada rekannya Mita! Namun, Mita tidak mampu menangkap bola itu! Apa yang terjadi dengan tim tamu?" komentator terus memainkan kata-kata untuk membuat pertandingan ini menjadi semakin seru. Namun bagi Mita, komentator semakin membingungkan dirinya dengan keadaan tim-nya.

Cinta Bola BasketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang