"Fani?! Darimana lo tahu kalau kami ada di sini?" tanya Ve dan Rio.
"Gue mendengar pembicaraan kalian waktu di sekolah tadi! Gue mendengar kalau Mita sakit dan diopname di rumah sakit! Gue pun memutuskan untuk menjenguk Mita," Fani menjelaskan kepada kami.
"Tadi, mama ketemu sama Fani! Tapi, Fani kelihatannya ragu-ragu dan takut untuk menjenguk kamu! Terus mama mengajak bicara Fani sebentar di kantin. Dan Fani sudah menceritakan semua masalah di antara kalian!" kata nyokapnya Mita.
"Menurut mama, kalian harus menyelesaikan masalah kalian! Biar lebih gampang kalian bicara, mama akan keluar sebentar! Selesaikan semuanya dengan hati yang tenang karena ini adalah rumah sakit!" Nyokapnya Mita memberi nasehat lagi dan pergi meninggalkan mereka.
Keadaan ruangan menjadi hening sejenak sampai Fani memulai pembicaraan ini.
"Mita! Maafin gue! Karena gue lo jadi sakit seperti ini!" kata Fani sambil memohon-mohon kepada Mita.
"Lo gak salah kok! Cuma gue saja yang terlalu baper alias bawa perasaan sama Rio! Lagian Rio juga suka sama lo, kan?" kata Mita dengan perasaan yang terlihat dikuat-kuatkan.
"Mita, maafin gue! Tapi, gue benar-benar cinta kepada Fani dan gue menganggap lo sebagai sahabat dan adik gue! Tapi, gue janji! Gue janji akan selalu melindungi lo! Karena lo sahabat sekaligus adik gue!" Rio menjelaskan dengan pikiran yang sedikit kacau.
"Sudah! Sudah! Gue sudah terima semuanya! Gue akan mencoba untuk menerimanya meskipun gue masih sakit hati dan belum mampu untuk move on!" kata Mita.
"Gue gak mau jadi perusak hubungan orang lain! Pokoknya gue sudah menerima semuanya! Gue gak perlu memaafkan kalian, karena kalian gak ada salah ke gue!" Mita mencoba menegaskan apa yang ada di dalam pikirannya saat ini.
"Baiklah! Di sini Mita sudah menegaskan bahwa dia sudah menerima semuanya! Apakah sekarang hubungan kalian bisa diperbaiki lagi tanpa ada kecurigaan?!" tanya Ve kepada Mita, Rio, dan Fani.
Namun, mereka tidak ada yang berani menjawab pertanyaan Ve, sehingga Ve menegaskan kembali pertanyaannya kepada mereka.
"Gue sudah bilang tidak ada yang salah di sini! Jadi hubungan kita tidak ada yang perlu diperbaiki!" jawab Mita.
"Biar dianggap tidak ada kesalahan lagi! Gue harap kalian tegaskan cinta kalian di depan gue!" Mita tiba-tiba saja bisa berkata seolah-olah dia sudah mampu menerima semuanya.
"Lo, yakin?!" tanya Ve.
"Gue yakin! Gue pengen lihat sahabat sekaligus kakak gue ini bahagia di depan gue!" jawab Mita.
"Kalau ini jadi permintaan Mita, sahabat sekaligus adik gue, gue akan menurutinya!" kata Rio mengabulkan permintaan Mita.
Akhirnya, Mita pun harus mengakhiri cerita dari rasa cintanya dengan menerima Rio menjadi milik wanita lain.
Dan Mita berharap dengan melihat mereka saling mengungkapkan cinta, dia mampu melupakan cintanya kepada Rio, dan Mita mampu membuka hatinya untuk pria lain suatu saat nanti.
Rio pun mulai menyatakan cintanya kepada Fani di depan Mita dan Ve.
"Fani! Hari ini aku akan meyakinkanmu, bahwa aku sangat mencintaimu! Dan tidak ada yang aku cintai sebagai pasangan selain dirimu!"
"Aku juga sangat mencintaimu! Aku gak bisa jauh darimu! Sebagai bukti cintaku kepadamu, aku akan menganggap Mita sebagai adikku juga!" jawab Fani.
"Terima kasih, karena kamu sudah menganggap Mita sebagai adikmu!" kata Rio.
Mita pun bertepuk tangan sambil tertawa setelah melihat mereka saling menyatakan cinta.
"Selamat! Selamat atas terjalinnya hubungan kalian!" kata Mita memberi selamat kepada Rio dan Fani.
"Akhirnya, masalah kita selesai dan tidak ada yang perlu diperdebatkan lagi!", kata Mita lagi.
"Mita! Terima kasih untuk semuanya!" Rio dan Fani mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Mita. Padahal, Mita menganggap dirinya tidak melakukan sesuatu yang besar untuk mereka.
"Mita! Gue juga mau berbicara kepada lo! Ini adalah permohonan dari lubuk hati gue! Gue mohon! Gue mohon lo mau kembali ke tim basket cewek sekolah kita!" Fani tiba-tiba saja memohon untuk masalah basket itu.
"Maaf! Untuk masalah itu..., gue gak bisa kembali ke dalam tim basket sekolah kita! Lo lihat gue sekarang! Gue gak akan bisa bermain basket lagi!" kata Mita dengan menolak secara tegas.
"Mita! Maafin gue, tapi lo gak bisa meninggalkan tim basket begitu saja! Gue tahu lo suka sama basket!" kata Fani lagi.
"Gue tahu! Ini salah gue! Gue telah memojokkan lo supaya lo keluar dari tim basket! Tapi, gue sudah sadar sekarang! Kekuatan tim ini akan berkurang tanpa lo!" kata Fani dengan lebih memohon.
"Gue mohon juga kepadamu untuk masalah ini! Gue tahu kalau lo gak suka menarik janji!" pinta Rio juga.
"Tapi, gue gak bisa! Gue sekarang lagi sakit!" tolak Mita.
Kali ini giliran Ve yang berbicara kepada Mita, "Mita! Sekarang tolong pikirkan dulu apa kata-kata gue ini! Lo harus ingat apa kata dokter! Kalau lo gak boleh stress, harus makan teratur dan terakhir...lo harus banyak berolahraga! Mungkin dengan bermain basket dapat menyembuhkan lo!"
Ve membujuknya dengan nasehat-nasehat yang sudah diberikan oleh dokter kepada Mita.Mita pun memikirkan kembali apa yang sudah dikatakan oleh Ve.
"Oke! Gue mau kembali ke tim basket sekolah! Tapi, karena semifinal besok gue gak bisa ikut karena gue harus istirahat! Gue minta kepada Fani dan semua anggota tim basket cewek untuk memenangkan semifinal itu, supaya gue bisa kembali ke tim basket sekolah! Jika kalian kalah, gue gak akan kembali ke tim basket sekolah!" Mita menegaskan kembalinya dia ke tim basket dengan sebuah syarat.
"Gue terima syarat yang lo berikan! Gue akan ceritakan syarat ini kepada semua anggota tim basket agar lebih berjuang dan kemenangan semifinal nanti bisa sebagai kado atas kesembuhan lo!" Fani menerima syarat yang gue ajukan.
"Buktikanlah!!" jawab Mita.
🏀 💝 🏀

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bola Basket
Roman pour AdolescentsKarena Basket Kutemukan Cinta Pertamaku 🏀-----💝 Karena Cinta Pertamaku Kutemukan Basket Sebagai Bakatku 💝-----🏀