Ch. 16

426 34 1
                                    

"Eunghh...." Yokozawa membuka matanya yang masih terasa kantuk. Mengerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Diliriknya matanya ke arah jam dinding yang sudah menujukkan pukul 9 pagi. Yokozawa bersyukur kalau hari ini adalah hari sabtu, jadi tak masalah baginya meskipun dia bangun kesiangan.

Perlahan Yokozawa mencoba bangkit untuk mematikan lampu kamarnya dan merapikan tempat tidurnya, tapi baru saja Yokozawa berdiri dengan lututnya, dirasakannya pinggangnya yang begitu sakit dan seperti ada sesuatu yang keluar dari dalam lubang Yokozawa. Yokozawa merutuki apa yang dia lakukan dengan Kirishima tadi malam.

'Kirishima ganas sekali tadi malam. Pinggangku sampai sakit seperti ini' gerutu Yokozawa dalam hati sembari memegangi pinggulnya yang nyut-nyutan. Perlahan tangan Yokozawa beralih ke lubangnya yang mengeluarkan cairan kental berwarna putih. Yokozawa semakin merutuki Kirishima yang selalu saja mengeluarkannya di dalam.

"Kau sudah bangun?" tegur Kirishima memasuki kamar hanya dengan handuk di pinggulnya.

Yokozawa memperhatikan sosok yang baru masuk ke kamar. Sosok laki-laki yang menggagahi dirinya sampai 8 ronde semalam. Entah mengapa mata Yokozawa terarah ke perut abs Kirishima yang menggiurkan. Yokozawa menelan air ludahnya bersusah payah. Kirishima menyeringai menatap Yokozawa yang memperhatikan tubuh sexynya, didekatinya Yokozawa dan mendongakkan kepala Yokozawa dengan jari telunjuknya yang membawa arah tatapan Yokozawa ke wajahnya. Kirishima tersenyum licik.

"Kau mengagumi tubuh sexyku, ha?" Kirishima menyeringai menatap Yokozawa yang kini memerah karena ketahuan memperhatikan lekukan tubuh Kirishima.

"B-bodoh! Gara-gara kau pinggangku jadi sakit seperti ini!" seru Yokozawa dengan wajah memerah.

Kirishima terkekeh, mengacak-acak rambut Yokozawa yang semulanya sudah berantakan karena bangun tidur menjadi sangat berantakan. Yokozawa mendengus menurunkan sebelah alisnya.

"Mau ku bantu ke kamar mandi? Atau mau ku mandikan sekalian?" tawar Kirishima.

Yokozawa terlihat berpikir. Mengingat tak hanya pinggangnya saja yang sakit, lubang anusnya pun masih berdenyut sakit. Akhirnya Yokozawa memilih minta bantuan Kirishima untuk membantunya ke kamar mandi.

"Bantu aku ke kamar mandi" ucap Yokozawa pelan, menolehkan kepalanya ke arah lain dengan wajah memerah.

"Kau jadi manja disaat-saat seperti ini Yokozwa. Aku suka. Apalagi kau berbicara seperti tadi disaat kau telanjang bulat seperti ini" Yokozawa langsung melihat ke tubuhnya, sontak Yokozawa menutupinya dengan kedua tangannya, wajahnya memerah malu.

"Dasar mesum! Ya sudah biar aku sendiri saja ke kamar mandi!" mendorong kasar Kirishima hingga terduduk, Yokozawa mencoba berdiri tetapi kembali terjatuh dengan posisi merangkak. Wajahnya memerah, terdapat sudut siku-siku di sudut dahinya karena kesal Ia tidak bisa berdiri berkat lubangnya yang sakit dan masih mengeluarkan cairan putih kental.

"Haha. Sini ku bantu sayang" Kirishima pun mendekati Yokozawa dan menggendong Yokozawa dengan gaya bridal style.

"Tu-turunkan aku! Bodoh!!" Yokozawa bergerak-gerak kasar hingga membuat Kirishima yang menggendongnya hampir kehilangan keseimbangan. Segera Kirishima mengecup pelan bibir Yokozawa hingga membuat Yokozawa terdiam di gendongan Kirishima. Menjauhkan wajahnya, Kirishima tersenyum kecil pada Yokozawa.

"Nah, diam ya. Aku akan membawamu ke kamar mandi" ucapnya, kemudian diakhiri dengan kecupan di kening Yokozawa.

Yokozawa terdiam dengan wajah memerah, kemudian perlahan tangannya terarah ke leher Kirishima dan memeluknya, menyembunyikan wajahnya yang memerah. Kirishima tersenyum, berjalan pelan membawa Yokozawa ke kamar mandi.

The Worlds Greatest First Love [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang