Ch. 19

415 30 0
                                    

5 tahun kemudian setelah Yokozawa lahiran, akhirnya Kirishima sudah mampu membeli rumah sederhana. Meski tak berlantai 2, tapi tanahnya luas dan di halaman rumahnya terdapat taman kecil yang indah. Di halaman rumahnya sudah ditumbuhi 2 pohon rindang yang di tengah-tengah sudah terdapat ayunan jaring. Kemudian tumbuhan-tumbuhan hiasan setinggi pinggang itu dijadikan pagar rumahnya.

"Papa! Ayo masuk!" seru Hiyori menarik-narik tangan Yokozawa tak sabar. Tangan satunya Yokozawa memegang kurungan yang isinya Sorata, kucing kesayangannya.

"Iya iya" Yokozawa pun pasrah ditarik Hiyori kecil.

Kirishima baru saja mengeluarkan koper berisi baju-bajunya dan baju Hiyori. Sesudah menutup bagasi mobil, Kirishima pun menyusul istri dan anaknya tersebut.

"Pelan-pelan berayunnya, jangan terlalu kencang. Nanti kalau jatuh bagaimana" peringat Yokozawa.

Kirishima terkekeh melihat Yokozawa yang kewalahan menjaga Hiyori yang hyperactive. Yokozawa sibuk mengkhawatirkan Hiyori. Sementara yang dikhawatirkan malah tertawa girang, berlari kesana kemari menghindari kejaran Yokozawa.

Bahkan untuk mengejak anak kecil pun Yokozawa tak bisa. Kirishima menggeleng-gelengkan kepalanya, mentertawakan istrinya yang ngos-ngos an karena lelah mengejar Hiyori.

"Makanya sekali-sekali berolahraga, jadi tubuhmu terbiasa dibawa berlari. Hahaha" gelak Kirishima.

Muncul sudut-sudut perempatan di dahi Yokozawa pertanda kesal. Dihampirinya Kirishima, menaruh kurungan kucingnya, mencubit dan menariknya hingga pipi Kirishima melebar.

"Berani kurang ajar ya kau sekarang" geram Yokozawa.

"Twapwi kwau swukwa kwan?" (tapi kau suka kan?)

Sontak Yokozawa memerah. Melepas kasar tangannya dari pipi Kirishima, mengambil kurungan kucing dan berjalan setengah berlari menuju ke rumah mereka. Tapi Kirishima menahan tangannya, kemudian menariknya ke dalam pekukan Kirishima.

"M-mau apa kau!" seru Yokozawa memerah.

Chuu

Mata Yokozawa membulat, wajahnya merah sempurna. Kirishima menciumnya di tempat umum begini, apa dia tidak malu?, pikir Yokozawa.

"Tou-san! Papa! jangan pacaran! Temani Hiyori main!!" seru suara imut Hiyori. Sontak Yokozawa mendorong Kirishima dengan wajah memerah.

"Salahkan Tou-san-mu yang mesum! Ayo kita masuk!" ajak Yokozawa yang langsung diiyakan dengan semangat oleh Hiyori.

Kirishima segera menyusul istri dan anaknya dengan membawa koper yang Ia seret. Kirishima harap mulai hari ini rumah tangganya akan berjalan lancar setelah melewati masa-masa sulitnya dimana dia harus meminta restu dari orang tuanya untuk mengijinkan anaknya menikahi orang yang sejenis dengannya.

Kirishima tak pernah lupa bagaimana reaksi Ibu dan Ayahnya begitu Kirishima memutuskan untuk coming out dengan keluarganya. Ayahnya begitu marah dengan Kirishima karena sudah menghamili anak orang. Apalagi ternyata yang hamil itu laki-laki, meski tak sepenuhnya percaya karena laki-laki bisa hamil. Tapi kedua orang tua Kirishima langsung percaya begitu sudah ditunjukkan catatan berisi bukti kalau orang yang dihamili Kirishima itu memiliki set organ reproduksi wanita meskipun dia laki-laki. Melihat ketulusan Kirishima yang ingin sekali menikahi Yokozawa membuat kedua orang tua Kirishima merelakan anak mereka satu-satunya itu menikah bersama laki-laki dengan syarat mereka berdua harus tahan dengan bully an, hinaan dan caci maki yang dilontarkan orang-orang pada mereka . Kirishima tentu saja akan menyanggupinya dengan senang hati. Selama Ia bersama Yokozawa, tak akan ada satupun orang yang bisa menghalangi dirinya bersama Yokozawa.

The Worlds Greatest First Love [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang