Setelah diintrogasi Raito seharian penuh oleh Raito 3 minggu lalu, Kirishima jadi harus berpikir 1000x kalau ingin meninggalkan Yokozawa selama berbulan-bulan. Ya, Kirishima dibuat jera karena berani-beraninya meninggalkan Yokozawa yang dalam keadaan hamil. Bahkan Ryuu pun marah. Tatapannya jadi dingin dan menusuk seolah siap membunuh mangsanya. Intinya, kalau mereka sudah marah, seramnya tak tanggung-tanggung.
Beda dengan Raito, Ryuu kalau marah, dia tidak bisa mengendalikan emosinya. Kalau tidak ditahan, mungkin Kirishima sudah babak belur karenanya. Uke sadis.
Sekarang mereka berada di rumah sakit, menunggu Yokozawa lahiran. Sedari tadi Kirishima mondar mandir di depan pintu ruang operasi, menunggu kabar dari dokter. Ryuu terduduk gelisah di bangku panjang yang tersedia disana, Raito menenangkannya dengan mengusap lembut bahunya.
Beberapa saat kemudian, terdengar tangisan indah anak kecil dari dalam ruang operasi. Tangisan imut itu terdengar sampai keluar dari ruang operasi hingga Raito, Ryuu dan Kirishima bisa mendengarnya jelas. Tapi ada satu yang membuat Kirishima tidak tenang.
Yokozawa.
Kirishima mengkhawatirkan Yokozawa. Ia takut terjadi apa-apa dengan istrinya itu.
Tak lama lampu yang terletak di atas pintu ruang operasi mati pertanda operasi sudah selesai. Raito dan Ryuu langsung berdiri menghampiri Kirishima yang sudah lebih dulu di depan pintu operasi untuk menunggu sang dokter keluar.
Beberapa detik kemudian pintu pun dibuka oleh dokter dari dalam. Mereka bertiga yang menunggu tadi langsung menyerbu dokter itu.
"Selamat anak yang dilahirkan seorang perempuan" ucap dokter itu tersenyum.
"Siapa sem– maksud saya, Suaminya?" tanya dokter itu. Dokter itu hampir saja membuka jati dirinya yang sebenarnya.
"Saya. Bagaimana keadaan istri saya?" jawab Kirishima cepat.
'Jadi ini?' batin dokter itu, matanya menatap datar Yokozawa.
"Ah, istri anda selamat. Kami akan memindahkannya ke ruang perawatan. Kalau begitu saya permisi" dokter itu pun berlalu.
Entah kenapa, setiap Yokozawa ke rumah sakit meskipun untuk sekedar berperiksa, selalu dengan dokter yang sama. Lalu ada seorang suster menyuruh Raito, Ryuu dan Kirishima menyingkir karena ranjang yang membawa Yokozawa hendak lewat. Setelah semuanya menyingkir, para suster yang membawa Yokozawa pun keluar. Kirishima mengekorinya di belakang, meninggalkan Raito dan Ryuu yang ingin melihat bayi kecil Yokozawa yang lucu.
Yokozawa sudah sampai di ruang perawatan ditemani Kirishima. Saat dioperasi tadi Yokozawa diberi bius dan beberapa jam ke depan baru akan sadar. Dengan sabar Kirishima menunggunya, duduk di sebelah ranjang yang ditempati Yokozawa sembari memegang lembut tangan Yokozawa. Saking lamanya menunggu, Kirishima sampai tertidur dengan kepala di atas tempat tidur.
Raito dan Ryuu baru saja ingin masuk ke dalam ruang tempat Yokozawa dirawat. Tapi begitu melihat Kirishima yang tertidur dengan tenang menemani Yokozawa yang juga belum bangun, Raito dan Ryuu memutuskan untuk pulang saja duluan. Nanti mereka akan kembali setelah Yokozawa sadar.
***
Di halte pemberhentian bus, An sudah terduduk manis sambil memainkan handphone-nya, mencari asupan nutrisi Fujoshinya. Dia sudah janjian dengan para Senpai dan Onodera untuk menjenguk Yokozawa di rumah sakit. Rencananya, sebelum ke rumah sakit, mereka ingin membeli beberapa buahan segar dan makanan ringan untuk diberikan ke Yokozawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Worlds Greatest First Love [ COMPLETE ]
FanfictionKisah Flashback Yokozawa x Takano yang berpacaran selama kelas 1 hingga mereka putus saat kelas 2 dan Yokozawa yang berusaha move on dari Takano yang dibantu Kirishima, anak kuliahan yang menegur Yokozawa yang sedang menggalau di taman. # Disini han...