Rencana

1.2K 45 0
                                    

Sedari tadi Gerald, marah-marah seperti seorang gadis sedang PMS. Suasana hatinya kurang baik, setelah penolakan yang memalukan tadi.

"Woy, itu permen kaki gue! Kok lo yang makan? Sialan."

"Bagi lah, Yan. Pelit banget jadi orang. Lagian lo udah makan banyak."

"Kalo mau beli sendiri, monyong!"

"Bodo! Udah ikhlasin aja!"

"Ganti ga lo!"

"Engga mau."

"Ganti!"

"Kalo gue ga mau, lo bisa apa?"

"Ganti anjir!"

"....."

Gerald mendengus kasar, melihat kedua sahabatnya itu berebut permen kaki. Alvian yang hobby makan permen kaki berteriak kesal, akibat permennya direbut. Permen terakhirnya, bagaimana tidak kesal?

"Berisik banget sih, lo berdua! Udah kayak cewe tau ga, berebut gituan!" Umpat Gerald kesal. Alvian melongok mendengar umpatan Gerald.

"Pssttt.. Vin, dia lagi kenapa sih?" Bisik Alvian tak mengerti dengan perubahan sikap sahabatnya.

"Lo sih tadi ngilang. Dia abis ditolak cewe!" Bisik Levin santai, sambil menikmati permen kaki Alvian.

"Hah, sumpah? Ditolak? Keren juga tuh cewe." Ucapnya lebih ke dirinya sendiri.

"Lo suka beneran ya sama tuh cewe, Rald?" Tanyanya langsung pada Gerald.

"Maksud lo apa sih? Ga ngerti gue!"

Tatapan tajam langsung dihadiahi Gerald pada lelaki itu. Suka? Sama cewe itu? Perang dunia kali!

"Santai, nyet. Gue nanya doang. Lagian lo ngapain galau sih, ditolak cewe. Banyak noh yang ngantri," Alvian menepuk punggung sahabatnya pelan.

"Siapa yang galau sih? Orang gue lagi mikirin, gimana cara bales dendam ke tuh Alle-Alle." Jelas Gerald kesal.

Alvian menggerling, menggoda Gerald. "Ah masa sih? Mukanya kayak odang galau gitu," Alvian mencolek dagu Gerald gemas.

"Eh anjir, geli gue. Vin bawa nih temen lo," Gerald menatap jijik kearah Alvian. Punya dosa apa coba, dapet temen kayak gini.

"Hah, bukannya Alvian temen lo juga, Rald?" Levin menatap polos kedua sahabatnya itu.

"Ya ampun! Lemotnya kumat. Belom minum obat ya lo?" Tanya Alvian gemas. Gerald menepuk jidatnya. Punya temen kok ajaib semua?

Levin Keiko Saverio, alias Levin. Anak ini emang rada lemot otaknya tapi tetep imut kok. Sebenernya dulu nama dia bukan Levin, tapi Revin. Nyokap bokapnya mungkin udah frustasi ngajatin ngomong 'R' tapi ga bisa. Emang beban ni anak. Jadi ya ganti nama. Sdkilas info tentang bocah unyu ini.

"Rald, Rald, gue penasaran sama cewe yang berani nolak lo itu. Keren juga, ga terpesona sama lo." Ucap Alvian kagum. Sebenarnya rasa keponya aja yang muncul makanya nanya.

"Alah ga ada keren-kerennya. Palingan gengsi aja, mana ada yang bisa nahan pesona gue." Gerald membanggakan dirinya.

"Hoek hoek" Alvian langsung pura-pura mau muntah mendengarnya. Lelaki itu menatap jijik sahabatnya itu. Makan apa coba bisa sepede itu.

"Loh, Alvian kenapa? Kok muntah-muntah gitu? Gue anter ke UKS aja yuk."

Lagi-lagi Levin dengan segala kepolosan dan kelemotannya, bertanya seperti itu. Sedari tadi ia hanya mendengarkan apa yang diobrolkan oleh teman-temannya, tapi tidak begitu mengerti. Jadi ia lebih asik dengan permen karet yang ada di mulutnya.

StuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang