Kepingan Masa Lalu

705 42 0
                                    

"Erald...Erald..." gumam Alle dalam tidurnya. Mata gadis itu masih terpejam, dengan kepala yang bergerak resah. "Erald!" Teriak gadis itu, lalu terbangun dari tidurnya.

Tatapan Alle kosong, pikirannya hanya terjatuh pada masa lalunya. Dimana masih ada sahabatnya yang jail itu, Erald. Bocah laki-laki tinggi yang jailnya tak kepalang, selalu ada saat Alle membutuhkannya.

Tetapi, bocah itu pergi tanpa kabar. Entah kemana dia pergi, tidak kembali lagi. Saat itu lah, Alle menjadi sosok yang pendiam jika bersama orang tak di kenalnya.

"Erald, Eryne kangen,"gumamnya sambil menghapus bulir air mata yang ada di pipinya.

Kapan Eryne bisa ketemu Erald lagi? Eryne pengen banget main sama Erald. Erald masih inget Eryne kan?

Pikirannya berputar-putar di masa lalu. Sampai sekarangpun dirinya masih berpikir keras, mengapa Erald meninggalkannya tanpa alasan.

"Eryne, bangun nak. Makanannya sudah siap."

Teriakan itu memecahkan semua bayangan-bayangan masa lalu yang ada di benak gadis itu. Kalian pasti berharap yang berteriak adalah Mama Alle. Tapi itu salah.

Ya Alle. Sedari tadi yang kita sebut Eryne itu adalah Alle. Gadis itu sengaja mengganti nama panggilannya, agar tak teringat Erald. Dan yang memanggil Alle itu, bukan mamanya namun pekerja rumah tangga di rumah Alle.

Mamanya? Menghilang. Papanya? Juga menghilang. Masih untung, Alle memiliki seorang kakak laki-laki yang sangat menyayanginya. Tapi, itu dulu sebelum dia kuliah di luar dan terlalu sibuk. Alle bisa maklum.

Kesepian sudah biasa bagi Alle. Ia adalah salah satu contoh anak broken home. Tapi mau bagaimana lagi? Mau bunuh diri juga percuma kan? Ga ada yang peduli. Jadi, ya lanjutin hidup aja kayak air mengalir.

Dulu saat semuanya berubah, gadis itu masih memiliki sandaran seperti Erald dan kakaknya, Leo. Tapi perlahan semuanya menghilang. Sedih, sudah pasti. Orang yang ia sayangi sibuk pada dunianya.

Erald adalah sosok laki-laki yang sangat ia sayangi. Hanya dirinya yang bisa mengerti segala sifat kekanakan dari Alle. Alle rindu tapi tak bisa berbuat apa-apa. Mau mencari tapi akan sia-sia.

Dahulu, Alle pernah nekat mencari tetapi semuanya tak menemukan titik terang. Hingga hal tersebut membuat ia lelah dan pasrah. Gadis itu hanya berharap, ada sebuah keajaiban yang diberikan untuk mempertemukan mereka.

"Bi, Eryne berangkat dulu ya."

Senyum dari wanita itu tak pernah luntur. Bi inah sudah bekerja sejak ia lahir, maka sudah di anggap orang tuanya.

"Iya non, hati-hati ya!" Alle mengangguk disertai senyum. Gadis itu berjalan menuju ke mobilnya untuk berangkat ke sekolah.

***

"Hoi, lo dari tadi bengong aja sih. Sampe ditegur berulang kali sama bu monic." Nella menepuk pundak Alle. Alle sedikit tersentak kaget, namun ekspresiya ia datarkan lagi.

"Kamu nanya apa, Nell?" Tanya Alle polos. Alle menyengir tidak berdosa ke arah sahabatnya itu.

"Lo tuh kenapa sih? Ga biasanya gini deh."

"Umm, kepikiran sama Erald. Inget kan, yang pernah aku ceritain," jawab Alle.

Nella terdiam, mengingat-ingat siapa yang dimaksud. "Ohh, yang sahabat masa kecil lo itu ya," Katanya semangat.

"Kenapa lagi dah? Lagian dia juga ngilang ga ada kabar, kan?" Sanbung Nella cepat.

Alle hanya mengangguk pelan. "Ga usah dipikirin banget deh, Al. Lagian nih ya, lo masih punya gue dan Lea. Kita bakal ada buat lo terus kok," ucap Nella mengingatkan.

StuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang