Meet her, make me happy! and sad!

105 28 16
                                    

Waktu menunjukkan pukul 7 malam, Daniel sudah sampai dirumah anya. Dia menarik nafas pelan karena sedikit gugup untuk bertemu dengan Anya.

Angin malam menerpa wajah nya yang tampan, Daniel tersenyum simpul dan melangkah masuk, dilihatnya pintu rumah Anya terbuka.

"Huh.. baiklah." Daniel memencet bel rumah Anya Beberapa kali.

Tak lama keluar orang yang membuat Daniel ingin sekali menonjoknya saat itu juga, tapi daniel pura pura tidak melihat dan terus saja memencet bel rumah Anya.

"Woy, kutu kupret!! Nggak liat lo ada manusia disini!?" Teriak Nathan sarkastik menatap Daniel melotot.

"Oh, maaf. Permisi." Sahut Daniel tidak menghiraukan Nathan karena Daniel pikir akan membuang waktu nya saja.

"Ah elah, gaya amat lo! Belum juga disuruh masuk." jawab Nathan dan menghalangi jalan Daniel.

"Eh.. hm, Daniel masuk. lo! banci Karawang minggir! Jangan ganggu gue sama Daniel, mending lo pulang," seru Anya sedikit keras sepertinya dia sudah siap dengan balutan dress hitam yang sangat pas di tubuhnya dia pun tersenyum hangat ke arah Daniel.

"Baiklah. Kita di luar saja." Sahut Daniel dan berjalan ke arah Anya menaiki anak tangga dengan santai dengan mata yang terus tertuju ke arah Anya.

dia pun menggendong Anya dengan gaya bridal style dan menuruni anak tangga.

Anya sungguh tak percaya dengan kejadian ini. Dia benar-benar terpukau dengan sikap dingin Daniel tetapi sukses membuat hatinya lompat kegirangan.

Anya sangat bersyukur bahwa kupu-kupu diperutnya tidak terbang, jika tidak dia harus menutupi wajahnya yang sudah memerah akibat perlakuan dari Daniel.

Anya merasakan pipi nya memanas, dia menatap wajah Daniel dengan diam-diam. Pipi yang tirus, alis yang tebal, bibir tebal yang merah, sangat proporsional sekali menurut Anya.

"Berhenti menatap ku." Seru Daniel dengan datar menatap lurus ke depan tanpa menoleh ke arah Anya.

"Ah.. Hm.. tidak. Siapa yang menatap mu. Enak saja!" kilah Anya gelagapan karena ketahuan Daniel.

Ketularan begonya Nathan ini mah.. bunda! Anya malu.

Daniel tidak menyahut. Dengan posisi yang sama Daniel pun pamit kepada bunda dan ayah Anya.

"Om, Tante saya izin membawa putri kalian keluar sebentar." Ucap Daniel sopan sembari tersenyum tipis kepada kedua orang tua Anya.

"Iya nak Daniel, hati-hati dan tolong jaga Anya yah," sahut bunda Anya.

Daniel mengangguk dan tersenyum. Dia pun melangkah pergi dan membawa Anya ke mobilnya.

"Dadah bunda, Anya berangkat dulu yah.. dadah ayah." seru Anya sambil melambaikan tangannya ke arah kedua orangtuanya.

"Sialan! Gagal total gue ganggu mereka. Dia tau aja kalo gue pengen ngegagalkan pertemuan mereka. Ck!" umpat Nathan kesal.

"Oh my lord!! Kami ngedate di luar! Thanks God!" Teriak Anya senang untuk memanas-manasi Nathan dan Melawati Nathan seraya menjulurkan lidah mengejek.

Daniel yang mendengar teriakan Anya hanya tersenyum geli.

"Woy! Anya terus gue ngapain di rumah lo?" Teriak Nathan.

"Jadi pembantu cadangan!" balas Anya sambil berteriak.

sesekali dia cekikikan melihat reaksi Nathan yang bertengger didepan pintu rumahnya dengan wajah kesal.

"Nathan pulang sana. Mandi bau. Kasian orang tua mu dirumah kesepian," ejek ayah Anya yang melihat Nathan kesal.

"Ck. Iya deh om tante. Nathan pulang dulu yah. Selamat malam." Nathan pun bergegas pulang dengan perasaan kecewa.

Just Remember Me (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang