Harapanku, Tahun 2017

41 15 22
                                    

STORIES BY

IVYNINDA AMELYA

ID wattpad : kalvininda

UJIAN BULAN JANUARI

" Harapanku, Tahun 2017."

*****

Aku duduk di sebuah kursi yang setiap harinya menjadi salah satu tempat wajib yang harus kudatangi. Tatapan mataku tidak teralihkan dari selembar kertas foto yang aku genggam dengan erat di tangan kananku.

Memandang sosok perempuan cantik dengan senyum yang paling manis. Lalu pandanganku teralihkan kedepan, melihat sebuah taman yang dulu menjadi tempat terfavoritku, bahkan sampai sekarang.

Sebenarnya aku tidak ingin terus-terusan seperti ini. Setiap sore mengunjungi tempat yang sangat indah ini dan tempat yang memiliki ribuan kenangan manis serta pahit. Namun, aku seolah-olah terus dibayangi untuk mengunjungi tempat ini setiap harinya.

Lalu pandanganku teralihkan lagi kepada selembar kertas foto yang masih aku genggap erat. Senyumanku terukir.

"Aku janji, akhir tahun nanti, ini akan selesai, seperti permintaanmu."

*****

"Bar? Ayo! Kita tidak punya banyak waktu. Kita harus segera datang, kali ini tidak boleh terlambat," ucap seorang perempuan. Dari raut wajahnya, sangat terlihat bahwa dia sangat kesal.

Dia Gina, kekasih Bara.

Bara terkekeh. "Iya, kali ini kita tidak akan terlambat,"

"Yasudah, lalu mengapa masih tetap disini?"

Lalu setelah itu Bara dan kekasihnya bergegas menuju parkiran untuk segera menuju suatu tempat.

"Hai, tumben kalian tidak terlambat kali ini?"

Raut wajah Gina langsung berubah. "Maaf."

"Hahaha, tidak apa-apa. Kami memaklumi kalian sebagai orang yang akan segera menikah," katanya.

"Kau tahu saja," kali ini Bara bersuara. Membuat semua yang tengah duduk di meja itu terkekeh, hanya Gina saja yang tidak terkekeh.

"Ayo silaahkan duduk. Kalian bisa memilih, tempat mana yang akan dijadikan tempat resepsi kalian," kata seorang lelaki yang sempat terkekeh tadi, panggil saja Pak Jaya.

"Iya." jawab Gina canggung.

"Kau mau yang mana?" Bara bertanya pada kekasihnya.

Gina menatap Bara. "Kita diskusikan berdua?" itu lebih seperti pertanyaan dibanding dengan pernyataan.

Bara menggeleng. "Kau pilih tempat mana yang kau sukai, maka aku akan juga menyukainya. Aku percaya padamu," kata Bara.

"Ah, kalian romantis sekali. Biasanya setiap pasangan akan memperebutkan lokasi resepsinya. Beruntung sekali kau mempunyai calon suami yang begitu pengertian!"

Gina terkekeh. "Asal kalian tahu saja, aslinya dia sangat keras kepala."

Bara mendengus. "Terserah kau saja lah," katanya lagi.

"Aku mau yang ini. Kau setuju?"

Tanpa melihat pilihan kekasihnya, Bara langsung saja mengangguk.

"Ya, aku setuju. Tuliskan saja rinciannya, maka akan aku transfer biayanya paling lambat nanti malam."

Gina memandang Bara tidak percaya. "Kau serius? Bahkan kau belum melihat berapa harganya. Lihat dulu!"

Bara mendengus lagi. "Tidak perlu. Aku sannggup, aku percaya pada pilihanmu," ucap Bara sambil terkekeh, "Aku tunggu kau di mobil," lalu setelah itu Bara bergegas meninggalkan meja ini.

Gina masih tidak percaya. Sampai suara pria di depannya membuatnya tersadar.

"Kau sungguh benar –benar memiliki calon suami yang beruntung, nona."

Gina tersenyum. "Terimakasih, bisa aku minta rincian biaya dan no rekening mu?"

Pak Jaya lantas langsung tersenyum. "Tentu, ini."

"Oke, saya duluan ya pak. Terimakasih."

"Hei, kau gila ya?"

Bara memandang gadis di depannya dengan raut bingung. "Siapa?"

Gina mendengus. "Kau langsung setuju, bagaimana jika nanti kau tidak suka pada lokasinya? Nanti kau akan membunuhku jika kau tidak suka."

Bara tertawa terbahak-bahak. "Kau yang gila. Pikiran macam apa itu, sungguh bodoh kau."

"Kau jahat sekali. Kau baru saja mengatakan calon pengantinmu bodoh? Kau yang sangat bodoh," jawab Gina tidak terima.

"Sudahlah lupakan. Kita sama-sama bodoh sepertinya."

****

Aku melangkahkan kakiku menuju sebuah taman.

Tadi, Bara menghubungiku untuk datang ketempat ini sendirian.

Katanya dia ingin mengajakku melihat ribuan kembang api dari tempat ini, hanya berdua.

Huh, sungguh romantis.

Benar, aku sungguh beruntung memilikinya.

"Kau sudah datang, ya?"

"Maaf jika terlalu lama menungguku."

Bara tersenyum. "Tidak masalah, ayo duduk. 5 menit lagi akan berganti tahun, aku ingin melihat kembang api berdua denganmu."

5 menit kemudian.

"Wah, kembang api terlihat sangat indah jika dilihat dari sini."

"Benar."

Gina menoleh menatap wajah tampan Bara. "Happy new year! Apa harapanmu Bar? Harapanku, semoga kita langgeng sampai rambut kita nanti sama-sama memutih, Kau?"

Bara menyeringai. "Ini harapanku. Aku benar-benar ingin melihatmu mati sekarang."

Plush.

Tetesan darah mengalir dari perut Gina. Samar-samar dia memandang Bara tidak percaya. "Kenapa kau menusukku dengan pisau?"

Bara menyeringai. "Itulah harapanku yang belum terjadi di tahun 2016, kini tahun 2017 harapan itu terjadi.Buang saja mimpimu untuk menikah denganku. Itu tidak akan pernah terjadi, dasar bodoh! Happy new year!"

Gina tidak percaya. Perutnya terasa sangat sakit. Dia seperti dibunuh dengan perlahan. "Aku mencintaimu, Bara."

*******

[Jan] FireworksWhere stories live. Discover now