Prolog

321 32 18
                                    

       Namsam Seoul Tower, 19:25 KST

       Salju pertama akhirnya turun. Para pengunjung Namsan Seoul Tower menyambutnya dengan sukacita setelah sejak beberapa waktu lalu menunggu momen berharga yang hanya berlangsung setahun sekali ini.

       Alisya dan kekasihnya saling bergenggaman tangan dan bertatapan penuh cinta. Mereka menoleh ke bawah saat mendengar beberapa orang berteriak 'salju pertama sudah turun'.  Serta saling melempar senyum saat melihat warna putih salju yang jatuh perlahan. Pemandangan itu menyihir siapa pun yang melihatnya.

       Puncak Namsan Seoul Tower selalu penuh di saat seperti ini. Tempat ini kerap menjadi pilihan banyak orang untuk menikmati keindahan salju pertama yang turun di Korea.

       Alisya kembali mengarahkan pandangannya ke arah sang kekasih seraya berkata, "Chagiya ... aku harap untuk tahun berikutnya kita akan tetap bersama."

       "Tentu, Chagiya. Kita akan selalu bersama." 

       Jawaban pria terkasihnya itu membuat Alisya tersenyum bahagia. Ia berharap waktu akan berhenti dan membiarkan mereka lebih lama lagi berada di dalam dunia cinta.

       "Ayo, kita turun! Bukankah kita akan menemui eomma dan appa?" Alisya mengingatkan si pria akan rencana mereka menemui orangtuanya.

       Ia mengangguk. "Ne ... ayo, kita turun sekarang, Chagiya." 

       Mendengar jawaban itu, Alisya pun turun dari puncak Namsan Seoul Tower sambil berpegangan tangan dengan sang kekasih. Cuaca memang dingin, tetapi hati keduanya terasa hangat berkat cinta yang mereka miliki. Semua terasa sempurna.

***

       Distrik Jong-no, 21:24 KST

       Sesampainya di rumah, Alisya segera masuk sambil memanggil ibunya.

       "Eomma ... aku pulang!"

       Ibu memeluk Alisya seraya bertanya, "Aigoo ... Putriku! Akhirnya kau datang juga! Neo namjachingu eodieso?"
 
       Alisya membalas pelukan ibu dan berkata, "Jamkkan manyo, Eomma. Aku akan memanggilnya."

       Alisya berlari kecil keluar rumah untuk memanggil kekasihnya. "Chagiya ... ppalli. Eomma ingin bertemu denganmu."

       "Ne, Chagiya ..." Sang kekasih pun kemudian memasuki rumah orangtua Alisya.

       Alisya dengan bangga mengenalkan kekasihnya kepada kedua orangtuanya.

       "Eomma, Appa! Kenalkan, dia adalah kekasihku!"

       Sang pria terkasih memberi salam kepada orangtua Alisya seraya membungkuk "Annyeonghaseyo, Ahjumma, Ahjussi."

       Rasa bahagia memenuhi seluruh relung hati Alisya saat ini. Namun semua rasa itu lenyap dalam hitungan menit saat melihat sikap dingin ibunya terhadap sang kekasih.

       "Dia ... kekasihmu?" Ibu bertanya seraya menatap pria di hadapannya dengan datar.

       "Ye! Eomma, waeyo?" Alisya menjawab sekaligus heran akan pertanyaan ibunya.

       "Eomma ingin kau mengakhiri hubunganmu dengan laki-laki ini!"

       Seketika hati Alisya dipenuhi rasa perih yang menyesakkan dada saat mendengar ultimatum sang ibu.  

       "Apa yang Eomma katakan?" Alisya menatap ibunya dengan tatapan tidak percaya, "aku tidak mungkin mengakhiri hubungan kami." 

       "Alisya Lee ... Eomma tidak ingin mendengar bantahan apa pun"

       "Keunde Eomma ... aku mencintainya!"

       "Tutup mulutmu, Alisya Lee!" seru Ibu dengan tatapan marah.

       Kemudian ibu memandang pria belahan hati putrinya dengan datar seraya berkata, "Sebaiknya kau tinggalkan rumah ini sekarang. Ppalli naga!"

       Pria itu terkejut dengan pengusiran yang dilakukan ibu Alisya terhadap dirinya. Ia tak dapat berucap apa pun. Semua kata-kata yang telah dipersiapkannya untuk bertemu dengan orangtua Alisya, hilang entah ke mana.

      Hingga teriakan Alisya menyadarkannya dari keterkejutannya.

       "EOMMA ... !!!" 

       Perkataan Alisya terhenti saat sang kekasih menyentuh pundak Alisya seraya menggelengkan kepala. Pertanda untuk tidak mengatakan apa pun lagi.

       "PPALLI NAGA!" Kembali teriakan Ibu Alisya membahana di setiap penjuru rumah.

       Dan pria itu pun memutuskan untuk menuruti keinginan Ibu Alisya.

       "Ahjumma, Ahjussi ... saya akan pulang sekarang," ucapnya seraya membungkuk.

***

       Deru mesin mobil yang semakin menjauh menandakan jika sang kekasih telah pergi meninggalkan rumahnya. Alisya bertekad untuk tidak tinggal diam. Ia tetap meminta penjelasan atas sikap ibunya barusan. Alisya harus tahu alasan pemutusan dan pengusiran itu. Sebab selama ini ibunyalah yang terus mendesaknya untuk membawa sang kekasih ke rumah.

       "Musun suriya, Eomma? Bukankah Eomma begitu ingin bertemu dengannya?" 

       "Ya. Memang Eomma yang memintamu untuk membawanya, tapi sekarang Eomma ingin kau putus dengannya." 

       "Apa alasannya, Eomma? Kenapa Alisya harus putus dengannya?" 

       Ibu Alisya memilih bungkam. Ia hanya menatap datar anak gadisnya. Sikap diam sang ibu semakin membuat Alisya frustasi.

       Alisya mengarahkan pandangannya ke sang ayah yang duduk di samping ibunya dan menatap lelaki paruh baya itu dengan tatapan memelas seakan meminta bantuan. Tetapi, apa yang dikatakan ayahnya membuat Alisya tertegun. Ayah yang sangat menyayanginya dan selalu mendukung apa pun keputusannya, malam ini berubah drastis. Ia justru mendukung keputusan ibu.

       "Alisya-a ... turuti saja perkataan Eommamu!"

       "Keunde, Appa ..."

       "Jangan membantah, Alisya-a!"

       Setelah mengatakan itu, ayah memilih berdiri dan berjalan memasuki kamar, diikuti oleh sang ibu. Mereka meninggalkan Alisya di ruang keluarga bertemankan hati yang hancur berkeping-keping. 

  ****  

Typo? Di tunggu komentarnya

        NOTE
Chagiya : Sayang
Eomma : Ibu
Appa : Ayah
Neo namjachingu eodieso? : Di mana pacarmu?
Jamkkan manyo : Tunggu sebentar
Ne : Iya
Annyeonghaseyo : Apa kabar
Ahjumma : Bibi
Ahjussi : Paman
Wae/waeyo : Kenapa
Ppalli naga : Cepat pergi
Musun suriya : Apa yang terjadi
Keunde : Tapi

Married With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang