Gye-dong, Jongno-gu, korea selatan
Nyonya Lee merapatkan mantelnya, saat ia rasa suhu di sekitarnya semakin dingin. Berdiri di depan pintu gerbang menemani Liyana menunggu seseorang yang akan menjemputnya.
"Liyana-ya, apa kau akan benar-benar pulang sekarang?" Nyonya Lee bertanya seraya menatap Liyana.
"Nde, Ahjumma," balas Liyana tersenyum lembut pada Nyonya Lee.
Nyonya Lee menghela napas, berharap melepaskan beban yang ada di hatinya. Namun berapa kali pun ia melakukannya, beban itu masih tetap ada.
Seperti sampah di sungai, sebelum ia dibersihkan air tak akan mengalir. Begitulah perasaan Nyonya Lee saat ini.
"Ahjumma, nae chingu wasseo (Bibi, temanku sudah datang)," ujar Liyana saat ia melihat sebuah mobil SUV berwarna merah yang sangat ia kenal.
Mobil berhenti di depan keduanya, seorang wanita yang berada di kursi pengemudi keluar. Ia tersenyum pada Nyonya Lee dan mengenalkan diri.
"Han Ae Rin Imnida, bangapseumnida (senang bertemu anda)," ujarnya mengulurkan tangan.
"Nde, Im Jun ah imnida, nado bangapseumnida (Iya, nama saya Im Jun Ah, senang bertemu dengan anda juga), balas Nyonya Lee "keunde(tapi), panggil saja Lee Ahjumma," lanjutnya seraya tersenyum pada Ae Rin.
Ae Rin mengangguk, mengiyakan keinginan Nyonya Lee. Ia pun menatap Liyana yang berdiri di samping Nyonya Lee, "Apa kau sudah siap, Liyana-ya?" ujarnya.
"Nde, Eonni," balas Liyana.
Sekali lagi Ae Rin menatap Nyonya Lee seraya tersenyum. Sebelum ia memasuki mobil menunggu Liyana berbicara dengan wanita paru baya itu.
"Ahjumma, aku akan pulang sekarang!" ujar Liyana berpamitan pada Nyonya Lee.
"Hati-hati di jalan, perhatikan kandunganmu, Liyana-ya," balas Nyonya Lee menatap lembut perut wanita di depannya.
Liyana mengangguk dan segera memasuki mobil. Akan tetapi gerakannya terhenti saat Nyonya Lee kembali bicara.
"Liyana-ya, apa yang akan kaulakukan?" tanya Nyonya Lee dengan tatapan sendu, sarat akan rasa bersalah.
"Molla (tidak tahu), Ahjumma," balasnya menggelengkan kepala seraya mengembuskan napas gusar.
Jawaban itu semakin membuat Nyonya Lee merasa sedih dan bersalah. Ia pun bertekad untuk menghentikan penderitaan wanita itu. Walaupun seseorang harus terluka.
"Kalau wanita itu meninggalkan suamimu, apa yang akan kaulakukan?" Nyonya Lee kembali bertanya.
"Aku akan sangat berterima kasih padanya, Ahjumma," balas Liyana seraya tersenyum lembut.
"Jeongmalyeo? (Benarkah?)" tanya Nyonya Lee bersemangat.
"Nde, Ahjumma!" seru Liyana dengan lantang.
Saat mobil sudah tidak terlihat lagi, Nyonya Lee segera memasuki rumah. Setengah berlari untuk mencapai pintu, segera ia menghubungi putrinya.
"Yeoboseyo, Eomma," ucap suara seorang wanita dari seberang.
"Eomma ingin kau pulang hari ini!" ujar Nyonya Lee tegas.
"Ada suatu hal yang harus Eomma bicarakan denganmu. Tidak ada bantahan, kau mengerti!" seru Nyonya Lee tidak ingin sang putri membantah perkataannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Married With You
RomansaMenikah dengan pria pilihan hati adalah idaman setiap wanita termasuk Alisya. Bermodalkan cinta dan saling percaya, Alisya berniat memperkenalkan Jonathan pada kedua orang tuanya. Tapi apa jadinya jika pria yang hendak dinikahinya telah memiliki is...