Jonathan dan Je Joon

222 29 18
                                    

Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada uri seonsaengnim. Di tengah kesibukan yang sangat padat beliau masih mau menyempatkan diri untuk mengoreksi cerita ini. "Seonsaengnim ... jeongmal gamsahamnida, saranghannika"

Dan juga untuk kakak-kakak yang ada di Ajang Penulis Kreatif; Tiramisu, Arungi Samudera, Red Velvet, Ink, Saleable, Vermouth, Green Love, Mochisa, EineKleine. Terima kasih karena sudah mendukung Mungil Unyil selama ini. Jeongmal gamsahamnida

Dan untuk kalian yang meluangkan waktunya membaca cerita ini, gamsahamnida.

Happy Reading
***

Januari 2015

Suasana di Cheongdam-dong yang diselimuti salju putih dan hawa dingin tidak dihiraukan para pengunjung yang ingin berbelanja ataupun hanya sekadar melihat barang-barang mewah di toko brand ternama.

Jangan terkejut saat kau memasuki salah satu toko di Cheongdam-dong dan melihat harga yang selangit. Cheongdam-dong memang kawasan elite, tempat para pejabat, konglomerat, dan artis menghamburkan uang mereka.

Di sebuah kafe yang terletak di kawasan elite itu, para pelayan sibuk melayani para tamu. The Coffee Shop, itulah tulisan yang terdapat di atas pintu masuk dan di depan meja kasir.

Seorang pria terlihat memarkirkan mobilnya di depan kafe. Masih dengan mengenakan setelan kerja, pria itu memasuki The Coffe Shop.

"Eseo oseyo (Selamat datang)!" sambut seorang pelayan kepada si pria dan hanya dibalas seulas senyum.

Seorang wanita melambaikan tangan kepada pria itu. Dengan segera, ia melangkahkan kaki mendatangi tempat duduk si wanita.

"Mianheo (Maaf), oppa terlambat," sapa sang pria merasa bersalah.

"Gweanchana (Tidak apa-apa), Oppa," sahut sang wanita menenangkan.

Keheningan meliputi keduanya hingga seorang pelayan menghampiri mereka.

"Silyehamnida (Permisi), Tuan dan Nona," sapa sang pelayan dengan sopan seraya memberikan buku menu.

"Oppa ingin pesan apa?" tanya sang wanita.

Sang pria yang disapa oppa itu membolak-balik buku menu. lalu berkata, "Hot Americano." Dan sang pelayan pun dengan sigap mencatat pesanannya.

"Mi Yong- ah, kau pesan apa?" tanya sang pria kepada wanita di hadapannya yang ternyata bernama Mi Yong.

"Aku pesan, hot chocolate dan juga tiramisu cake," ujarnya. Dan pelayan pun kembali mencatat pesanan Mi Yong.

"Jamkkan manyo, Tuan dan Nona," ujar sang pelayan meminta keduanya menunggu. Lalu ia pun segera menuju pantry.

"Mi Yong-ah, kapan kau kembali dari Cina?" tanya sang pria kepada Mi Yong.

"Minggu lalu aku kembali dari Cina, Oppa," sahut Mi Yong.

"Oh iya ... Jonathan oppa! Cukkaeyo (Selamat) karena kau sekarang menjadi wakil direktur hotel," lanjutnya riang.

"Gomawo (Terima kasih), Mi Yong-ah," balas Jonathan tersenyum pada Mi Yong, "keunde kau tidak datang di acara pelantikan oppa!" lanjutnya dengan raut wajah dibuat sesedih mungkin.

"Mianheo, Oppa!" ucap Mi Yong dengan perasaan bersalah bahkan matanya mulai berkaca-kaca.

Melihat raut wajah menyesal Mi Yong, tawa Jonathan pun pecah.

Married With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang