Liyana

44 3 0
                                    

Wanita itu menatap Jonathan yang masih memeluk Alisya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Dengan cepat Alisya melepaskan pelukan mereka. Tidak terima pelukannya dilepas, Jonathan protes.

"Chagiya!" seru Jonathan memajukan bibirnya beberapa senti

Alisya menatap bibir Jonathan. Kalau saja tidak ada orang lain, maka ia akan mencium kekasihnya itu.

Alisya memejamkan mata dan mengelengkan kepala mengusir pikiran mesumnya.

Wanita yang saat ini masih berada di ruangan Jonathan kembali bersuara.

"Aku akan kembali nanti, Jo-ani ... Bujangnim maksud saya," ujar wanita itu seraya berbalik menuju pintu. Akan tetapi langkahnya terhenti saat mendengar pertanyaan Alisya.

"Nuguseyo?" ujar Alisya seraya menatap wanita itu.

Keduanya bertatapan selama beberapa menit. Keheningan menyelinap seketika di ruangan Jonathan.

"Ah ... apa Oppa belum cerita padamu, Chagiya?" ujar Jonathan dengan kening berkerut.

Dengan cepat keduanya mengalihkan pandangan pada Jonathan. Akan tetapi orang yang ditatap hanya tersenyum polos seraya menggaruk tengkuknya.

"Apa maksud, Oppa?" dengan bingung Alisya menatap Jonathan dan wanita itu bergantian. "Apa yang belum, Oppa ceritakan padaku?" lanjut Alisya dengan hati berdebar.

Kembali terngiang perkataan si wanita misterius yang tadi menelponnya.

"Aku mengandung anak  Jo," ujar wanita itu mantap. "Aku ingin kau segera akhiri hubunganmu dengan Jo!" lanjutnya dengan nada memerintah.

Dengan mata berkaca-kaca Alisya menatap Jonathan dan wanita itu. Tapi bukankah Oppa berkata bahwa ia tidak pernah mengkhianatiku? pikir Alisya.

"Ada apa denganmu, Chagiya?" tanya Jonathan saat mendapati mata Alisya berkaca-kaca. "Apakah Oppa mengatakan sesuatu yang salah?" lanjutnya seraya menyentuh wajah Alisya dengan kedua tangannya.

"Aniyo, Oppa," ujar Alisya menyembunyikan tangan kanannya ke belakang. Jonathan melihatnya dan tahu bahwa Alisya berbohong.

"Benarkah?" tanya Jonathan sekali lagi.

"Ne, Oppa," jawab Alisya menganggukkan kepala.

Keduanya saling melempar senyum. Lupa pada seseorang yang saat ini masih berada di dalam ruangan Menyaksikan kemesraan mereka dengan muak dan benci.

"Jo!" seru wanita itu, tanpa hormat. Melupakan segala sopan santunnya pada atasan.

Keduanya menatap wanita itu, dengan kening berkerut. Jonathan yang sadar lebih dulu segera menyela.

"Ah ... mianheo, Liyana-ya, aku hampir lupa padamu." ujar Jonathan tersenyum meminta maaf. "Kemarilah! Aku akan mengenalkan kalian berdua," lanjutnya.

"Chagiya, dia adalah Liyana Song. Sekretaris baru dan juga sahabat oppa sejak senior high school," ujar Jonathan menatap Alisya lembut. "Liyana, kenalkan ini Alisya Lee calon isteriku," lanjutnya tanpa mengalihkan pandangan dari Alisya.

Keduanya pun berjabat tangan saling melempar senyum, tanpa mengucapkan sepatah kata.

Liyana menatap Alisya menilai, lebih cantik aku. gumamnya dengan senyum meremehkan.

Married With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang