Semakin Dekat

162 30 21
                                    

-Happy Reading-

"Masuklah!" ucap sang pengemudi.

Alisya bergeming di tempatnya. Sang pengemudi yang merasa diabaikan, akhirnya keluar dari mobil dan berjalan mendekati Alisya. 

"Lee Kwajangnim"

Sekali lagi sang pengemudi memanggil Alisya. Alisya gelagapan karena saat ini sang pengemudi sudah ada di hadapannya.

"Yy-ye, Tuan ..." Perkataan Alisya disela oleh orang yang berada di depannya.

"Jonathan. Panggil saya Jonathan saja!"

"Alisya Lee, panggil saja Alisya." Alisya mengatakan namanya.

"Masuklah ke mobil. Saya akan mengantar Anda!" Jonathan menyuruh Alisya memasuki mobilnya.

"Tidak usah, Jonathan-ssi. Sebentar lagi busnya akan datang." Alisya menolak tawaran Jonathan.

"Tidak baik seorang wanita pulang sendirian di tengah malam. Ppalli saya akan mengantar Anda"

"Keunde ..." Alisya ragu untuk pulang bersama Jonathan.

"Gweanchana Alisya-ssi"

Alisya pun menyetujui ajakan Jonathan yang ingin mengantarnya pulang. "Ne, Jonathan-ssi"

Alisya menaiki mobil Jonathan dengan hati berdebar. Ini pertama kalinya dia menaiki mobil mewah dengan namja (pria) tampan.

Setelah memastikan Alisya memakai sabuk pengaman, Jonathan melajukan mobilnya.

Keheningan di dalam mobil membuat Alisya gugup dan canggung. Ia tidak tahu harus memulai pembicaraan apa. Alisya memutar otaknya untuk menemukan sebuah topik menarik. Saat Alisya mengingat insiden di cafe, hatinya bersorak riang. Alisya menatap Jonathan yang fokus menyetir.

"Jonathan-ssi, mianheo tentang insiden di cafe." Alisya memulai pembicaraan dengan meminta maaf.

Jonathan menatap Alisya tidak mengerti dengan apa yang dikatakannya. Namun kebingungan itu tidak berlangsung lama saat ia mengingat insiden di cafe The Coffee Shop.

"Gweanchana, Alisya-ssi." Jonathan menenangkan Alisya.

"Keunde, Jonathan-ssi"

Alisya merasa tidak enak kepada Jonathan. Padahal ia telah tersiram kopi panas. Bukan hanya pakaiannya yang kotor, bahkan mungkin kulit tubuhnya terluka.

Jonathan menenangkan Alisya bahwa ia baik-baik saja.

"Alisya-ssi, aku sungguh baik-baik saja. Kau tak perlu merasa bersalah seperti itu."

"Gamsahamnida," ucap Alisya karena Jonathan tidak membuatnya harus mengganti rugi.

Alisya kembali diam-diam menatap Jonathan yang fokus menyetir. Wajah Jonathan yang tampan, hidung mancung, mata sipit, bibir yang seksi, dan rambut yang acak-acakan, mampu membuat Alisya gugup. Pipinya merona merah saat membayangkan bibir seksi Jonathan mengecup bibirnya.

Alisya menepuk pipinya untuk menghentikan fantasy tentang bibir Jonathan. Astaga apa yang kulakukan, ucap Alisya dalam hati.

Jonathan menoleh pada Alisya yang menepuk pipinya.

"Waeyo, Alisya-ssi?"

"Yy-ye." Alisya terkejut dengan pertanyaan Jonathan yang tiba-tiba.

"Aniyo, opsemnid(tidak, tidak ada)," ucap Alisya.

Jonathan mengangguk saat mendengar jawaban Alisya.

Married With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang