1 - First Meet

809 55 7
                                    

Bunga cherry blossom telah bermekaran di sepanjang jalanan, menandakan telah datangnya musim semi. Semua orang terlihat menikmati pemandangan bunga sakuranya Korea itu. Terlihat banyak muda-mudi yang kasmaran berjalan santai sambil bergandengan tangan. Dan terlihat pula keluarga yang sedang berfoto bersama dengan background pemandangan cherry blossom.

Awal musim yang sangat indah ini sudah selayaknya dinikmati. Namun tidak dengan diriku yang tengah berlari dengan nafas terengah-engah. Aku berlari sekuat yang ku bisa dari halte bus ke dalam sekolahku, Daekyung High School. Kelas dimulai pukul 07.30 sedangkan sekarang sudah pukul 07.25. Aku tidak boleh terlambat masuk kelas. Jam pertama akan diajar oleh Kim Seonsaengnim yang merupakan guru paling killer di sekolahku. Kalau terlambat, boleh jadi aku akan mendapatkan keram di kaki karna disetrap di luar kelas. Membayangkannya saja sudah membuat kakiku berdenyut.

Aku terus berlari. Sesekali aku melirik ke arah jam tangan Alexandre Christie putih yang melilit di pergelangan tangan kiriku.

BRUK

"Aaawww!" aku terjatuh setelah menabrak seseorang.

Aku mendongak, melihat siapa yang baru saja ku tabrak sampai terjungkal begini. Ternyata seorang pria tengah mengulurkan tangannya untuk membantuku berdiri.

Bukannya menyambut uluran tangannya, aku malah terpana melihat pria itu. Perawakannya tinggi dan tegap. Kulitnya putih, namun tidak pucat. Potongan rambutnya rapih namun tetap stylish. Dan wajahnya... tampan. Kacamata yang bertengger di hidung mancungnya juga tak mengurangi ketampanannya.

"Neo gwaenchanha?"

Suaranya yang lembut itu menginterupsiku untuk menyambut tangan pria itu kemudian membungkukkan badanku seraya meminta maaf berulang kali.

Aku lanjut berlari ke kelas yang tinggal beberapa meter lagi. Satu pertanyaan bersarang di otakku. Siapa pria itu?

***

KRING

Bunyi bel terdengar di sepanjang koridor sekolah. Namun, kami harus menelan kekecewaan karena bel tersebut bukanlah penanda jam istirahat yang kami nantikan, melainkan pergantian jam pelajaran.

Begitu Kim Seonsaengnim keluar dari kelasku, kelas 2-2, kegaduhan menyerang ruang kelas. Kami hampir gila karena baru saja menghabiskan 2 jam untuk berkutat dengan soal pre-test matematikanya Kim Seonsaengnim yang luar biasa sulit itu. Kami jengkel setengah mati. Baru saja masuk setelah liburan, sudah disuguhkan test matematika.

Sambil menunggu guru datang, murid laki-laki bernyanyi sambil memukul meja dengan keras, sedangkan murid perempuan sibuk bergosip mengenai banyak hal. Dan ada satu orang yang dijadikan 'tumbal' untuk berdiri di depan pintu kelas agar dapat memberi tahu jika ada guru yang datang. Kami sukses membuat suasana ruang kelas menjadi seperti di Pasar Myeongdong.

Aku yang duduk di bangku urutan kedua dari belakang dekat jendela tak tertarik untuk bergosip bersama siswi lainnya, meski sudah diajak yang lain untuk bergabung. Aku memasukan buku matematika ke dalam tas dan mengeluarkan buku bahasa Inggris.

Tiba-tiba punggungku dicolek oleh sahabatku, Lee Chan yang duduk di belakangku. Aku pun membalikan badan.

"Sohyun-aa, apa kau sudah mendengar bahwa kita akan diajar oleh guru baru untuk mata pelajaran bahasa Inggris?"

Sir! [ Taecyeon X Sohyun ] ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang