3 - Closer

521 51 7
                                    

"Merindukanku, saem?" kataku sambil mengerling saat aku memasuki ruang guru.

"Kalau ya kenapa? Dan kalau tidak kenapa?" balas Ok Seonsaengnim sambil tersenyum jahil.

Aku memegang dagu dan menatap ke langit-langit. Menunjukkan wajah berpikir.

"Hmm, kalau ya, aku akan sangat senang. Kalau tidak, berarti sayang sekali, rasa rinduku tak terbalas olehmu, saem.."

Ia terkekeh pelan.

"Kau belum pulang?" ia seperti mengalihkan pembicaraan. Biarlah.

"Seperti yang kau lihat. Aku masih berada di hadapanmu. Tentu aku belum pulang," jawabku.

"Maksudku, kenapa kau belum pulang? Hari sudah sore.."

"Tadi aku habis piket. Dan aku langsung ke sini setelah membaca LINE darimu, saem.. Hehe.."

Mulutnya membentuk huruf 'O' untuk meresponku.

"Ambillah kursi... Jangan berdiri terus," katanya. Aku pun mengambil kursi milik Kim Seonsaengnim yang berada di sebelah meja kerjanya. Aku duduk dan segera memandang dirinya sambil tersenyum.

"Orang tuamu tak mencarimu?"

Aku menggeleng pelan. "Keluargaku menetap di Jepang, saem.. Hehe... Di rumah pun aku kesepian. Lebih baik aku disini bersamamu."

Dia terkejut sejenak. Namun setelahnya tersenyum. "Aku senang bisa menemanimu dan membuatmu merasa tak kesepian..."

Aku membalas senyumannya itu.

Mataku tertuju pada sebuah buku yang berada di meja kerjanya. Buku berlabel nama 'Lee Minhyung'.

"Saem, itu buku milik Minhyung?"

"Ah, nde... Harusnya ia sudah mengambilnya... Buku ini sudah 2 minggu menginap disini hehe.."

Aku mengangguk dan tersenyum kaku.

"Ada apa?" tanyanya.

"Anu.. Minhyung itu mantan kekasihku dulu, saem..."

Untuk apa aku mengatakannya?

Ok Seonsaengnim terdiam sejenak, kemudian raut wajahnya seolah menyuruhku untuk kembali bercerita.

"Oo.. Lalu bagaimana kalian sekarang?"

"Tak baik.."

Kuputuskan untuk curhat padanya.

"Bertemu, tapi seolah tak saling kenal. Hubungan kami pun berakhir dengan tidak baik. Aku tak lagi berharap padanya. Tapi setidaknya aku ingin menjadi temannya. Meski hubungan kami berakhir, relasi kami sebagai teman tidak harus berakhir juga kan?"

Ia mendengarkan dengan seksama kemudian berpikir sejenak. Tak lama ia berkata, "Kau mau memberikan buku itu padanya? Hmm, ya mungkin hubungan kalian bisa agak membaik jika salah satu dari kalian mencoba untuk berbicara.."

"Baiklah, akan kucoba, saem... Gomawo~"

Ia tersenyum. Senyum manis yang selalu menyihir bibirku untuk ikut tersenyum. Kemudian ia mengangguk.

"Ah nde, saem... Tahukah kau bahwa harum parfummu sama seperti parfum Minhyung? Kkk~"

Ne, harumnya sama. Aku sudah sadar sejak pertama kali ia mengajar di kelasku. Apakah mereka membelinya bersama-sama? Hahaha

"Jinjja? Hahaha" dan hanya itu respon yang keluar dari mulutnya.

"Aku dengar minggu depan kau berulang tahun.."

Hhmm... Darimana dia mengetahui hal itu? Seingatku, aku tidak pernah mengatakan padanya bahwa sebentar lagi aku berulang tahun. Bahkan aku sendiri lupa hari ulang tahunku akan jatuh pada minggu depan.

Sir! [ Taecyeon X Sohyun ] ON HOLDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang