alam berbeda

18.3K 1.1K 89
                                    

Patra menggetuk-ngetukan lagi pena yang ia gengenggam ke atas meja kayu cokelat tempatnya merebahkan pipi kanan minyakannya.

Ke lima temannya masih saja bungkam, sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Ck!" Decak Tasia memecah keheningan, membuat mata dari ke lima temannya yang duduk melingkar bersamaan mengarah pada gadis dengan bulu mata lebat itu.

"Tidak ada yang bagus" Tata menambahkan sebelum mengembalikan matanya pada ponsel yang ia kutak-katik dari tadi.

"Bali?" Mark beride, sambil mengacungkan jari bagai bocah SD yang sama sekali tidak ada imut-imutnya.

"Lagi? Malas ah.." Sahut Marya malas diikuti oleh gelengan sama dari teman-temannya.

"Lalu apa? Apa tidak ada rekomendasi lain? Patra? Jordi?" Mark memanggil kedua temannya itu, dan tentu saja tidak ada yang menanggapi.

Jordi terlihat mengingat-ingat, seluruh temannya menatap pada wajah terlihat-pintarnya dengan penuh harap. Mereka sudah hafal bagaimana wajah Jodi ketika ia mulai memutar otaknya yang banyak akal bagai kancil.

"Ada.. sih.." Gumammya dengan suara khas yang selalu bernada naik di akhir kalimat.

Mereka tidak bertanya, namun tatapan mata mereka yang menjelaskan betapa penasarannya kelompok remaja bau keringat bercampur parfum dan deodoran itu terhadap kalimat selanjutnya yang akan keluar dari bibir tipis Jordi.

"Pantai Slamaran. Belum terlalu ramai, cerita mistisnya lumayan.." jelas Jordi.

"Kalau begitu kita ke sana!" Patra lekas bangkit berdiri dengan semangat, memotong kata-kata Jordi. Ia adalah sosok anak setengah berandal dengan tubuh atletis dan wajah rupawan. Diidolai hampir seluruh gadis di sekolahnya. Namun ia sangat jahil dan gemar berujinyali... Dan agak bodoh.

Pernah suatu waktu, Patra memaksa Jordi dan Tata bermain jelangkung di gudang sekolah. Hingga saat upacara pramuka, entah mereka yang berbakat atau memang sekolah itu sudah angker dari sananya, terjadi kesurupan masal di lapangan. Akhirnya saat terkuak ulah ketiga anak kurang kerjaan itu, orang tua mereka mendapatkan surat peringatan dan mereka sendiri tidak diperbolehkan masuk sekolah selama satu minggu.

"Yang lain, gimana?" Tanya Jordi.

"Aku sih oke-oke aja" Angguk Tasia.

"Iya, aku juga. Tidak ada masalah soal cerita mistisnya, asalakan kita jangan sampai kurang ajar dan tidak sopan di sana" Tambah Tata seraya menyindir Patra yang dulu pernah menyeretnya ke dalam kasus di sekolah. Matas sinisnya tidak main-main. Membuat bergidik.

Patra menyeringai tidak enak. Ia sudah beribu kali meminta maaf kepada kedua rekannya itu namun tetap saja akhirnya mereka menerima hukuman yang sangat berat dari orang tua masing-masing.

"Oke! Jadi sudah pasti ya, kita ke pantai.. apa itu? Pantai Slamaran?" Tata mulai mengutak-atik ponselnya lagi untuk segera mencari penginapan secara online.

"Yup. Pantai Slamaran, di Jawa timur" Tegas Jordi dan langsung ditanggapi oleh anggukan kepala Tata.

Saat itu mereka sepakat untuk menghabiskan waktu liburan di pantai Slamaran, Jawa timur.

Tata seperti biasa selalu ingin sibuk dan mau saja mengurus segala keperluan di sana. Penginapan, keuangan, lokasi destinasi, lokasi kuliner, dan lainnya. Ia bagai ibu bagi teman-temannya.

                                  ☘☘☘☘

Hari itu adalah hari rabu. Tata, Marya, Tasia, Jordi, Patra, dan Mark sudah berkumpul di rumah Mark dari pagi subuh. Kehebohan mereka sempat membuat tetangga Mark mengamuk.

The Prince Of The East Sea // EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang