Hati-hati tertidur saat membaca ini.
Typo dimana-mana.
Cerita pasaran.
~
.
.Jimin membatu.
Otaknya berusaha mencerna baik-baik kata-kata Jungkook yang sebenarnya sudah sangat jelas terdengar ditelinganya dikarenakan saat ini memang hanya mereka berdua yang ada di dorm.
Bibirnya terbuka seperti akan mengatakan sesuatu tapi kemudian ia tutup kembali.
Dengan suara sedikit tercekat ia berkata,"A-Apa?!".
Jungkook yang sedari tadi hanya diam mengamati Jimin setelah mengatakan sesuatu pun akhirnya menghela napasnya.
Dengan pandangan masih tak lepas dari orang yang duduk di depannya, Jungkook kembali mengulang perkataannya dengan sabar."Aku ingin hyung jadi kekasihku. Dan aku tidak menerima segala bentuk penolakan apapun darimu. "
Gluk.
Jimin menggaruk lehernya. Tiba-tiba ia merasa sangat haus.
Matanya mengedar menemukan sebuah gelas berisi air yang tinggal separuh di ujung meja makan tempat mereka saat ini lalu dengan cepat menyambarnya kemudian meminumnya seperti orang yang mengalami dehidrasi setelah olahraga selama tiga jam penuh. Menandaskannya hingga tak bersisa.Sedikit mendesah lega, ia mengusap mulutnya menggunakan lengan.
Matanya kembali menatap netra Jungkook yang tidak pernah berpaling darinya.
Dalam diam mengagumi betapa tampannya pemuda itu.
Jungkook memang selalu tampan dan ia akui selama ini perasaan sayangnya pada pemuda itu berbeda dari perasaan sayang yang ia rasakan pada member lain.Selama ini ia selalu menunjukkan perasaannya melalui perlakuannya yang terkesan mengistimewakan pemuda itu. Juga memperhatikan pemuda itu melebihi perhatiannya pada member lain.
Tetapi pemuda itu selalu acuh padanya.
Hingga sekarang, setelah bertahun-tahun ia mengejar-ngejar pemuda itu dan akhirnya menyerah akan keadaan, pemuda tampan itu datang padanya dengan mengatakan ingin menjadi kekasihnya tanpa menerima penolakan darinya ?
Heh.. Atas dasar apa pemuda itu berkata seperti itu?
Dengan kekalutan yang tidak berusaha ia sembunyikan, ia memilih menyuarakan pikirannya,
"Atas dasar apa kau berkata seperti itu? " ujarnya sinis.
Jungkook mengangkat bahu santai. Posisinya tak berubah. Duduk bersandar dengan tangan bersedekap. Sedikit mendengus geli melihat Jimin yang terlihat gusar di depannya.
"Aku mencintaimu. Dan kau pun mencintaiku. Jadi menurutku tak ada alasan berarti yang akan membuatmu menolakku. "
Jimin terkesiap.
Terkejut akan pernyataan Jungkook.
Sejak kapan?
Sejak kapan pemuda itu mencintainya?
Ia pikir selama ini pemuda itu mengacuhkannya karena memang pemuda itu tidak mempunyai perasaan yang sama dengannya.
"Kau pikir itu lucu? ". batinnya masih tidak bisa mempercayai pemuda itu begitu saja.
Pemuda 20 tahun itu menghela napas. Merubah posisinya menjadi duduk tegak.
"Aku bukan pelawak. Dan aku tidak sedang ingin membuatmu tertawa. " Nadanya ringan seperti sedang memberitahu cuaca di luar.
Jimin mengulum bibirnya. Tak berniat membalas.
Melihat Jimin seperti itu membuat Jungkook akhirnya bertindak.
Tangannya bergerak memegang kedua tangan Jimin. Mengecupnya bergantian.
Ibu jari tangannya mengusap pelan punggung tangan Jimin dengan masih memandang lembut mata pemuda manis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KookMin OneShoot Stories
FanfictionKumpulan cerita manis pahitnya Kookmin diringkas dalam bentuk OneShoot~ Warning! Mengandung unsur boyxboy, gay, humu-humu