Fools In Love

4.7K 357 57
                                    

Pertama kali aku bertemu dengannya adalah saat keluargaku yang baru saja pindah ke Seoul dari Busan ingin berkunjung ke tetangga baru kami.

Dan kebetulan rumah pertama yang kami kunjungi adalah rumahnya.

Aku yang berdiri paling belakang tak henti mengusapkan sebelah tanganku yang basah akibat gugup di sisi pakaianku sementara sebelahnya lagi menenteng sebuah parsel.

"Siapa?"

Lalu sebuah suara lirih terdengar membuatku mendongak. Mataku mencari namun masih tak terlihat karena tertutupi tubuh menjulang kedua orangtuaku.

"Kami tetangga baru yang menghuni rumah kosong di sebelah sana."

Selanjutnya aku tidak mendengarkan lagi apa yang di katakan ibuku karena begitu aku melihat siapa pemilik suara itu aku langsung tercengang.

"Jiminie?"

Dan aku tersadar waktu kakak laki-lakiku menepuk kecil bahuku. Mengedarkan mata, aku mendapati keluargaku menatapku keheranan. Termasuk anak laki-laki pemilik rumah yang tadi bersuara.

"Berikan parsel-nya." Titah ibuku yang langsung kulakukan.

Kugigit bibir seraya mengambil langkah. Sebisa mungkin menghindari mata bulat yang ku tebak masih menatapku. Aku tidak berbohong ketika kukatakan telapak tanganku semakin basah. Kebiasaan ketika gugup.

"Namamu siapa, nak?"

Kudengar ayah bertanya dari belakang. Dan aku masih betah menunduk dengan tangan terulur, memberikan parsel.

"Nama saya Jungkook. Jeon Jungkook."

Nama yang bagus. Aku mengulang nama itu berulang kali dalam hati, berusaha mengingatnya.

Setelah itu aku merasakan sebuah telapak tangan yang halus menindih telapakku yang tengah memegang parsel, membuatku tanpa sadar menyentakkan tangan.

"M-Maaf." Dan barulah aku tersadar sudah melakukan hal bodoh. Padahal dia hanya ingin menerima parsel-nya, tapi aku malah bertindak berlebihan.

Percayalah aku hanya tidak ingin dia memegang tanganku yang basah.

"Tidak apa. Boleh kutahu siapa namamu?"

Sungguh aku sangat bangga pada ayah yang tetap kukuh memaksa kami untuk pindah ke Seoul walau aku sudah menolak mentah mentah bahkan menangis tiap malam dan juga sampai mogok makan. Jika pada akhirnya akan seperti ini.

"Namaku Park Jimin."

"Salam kenal, Jimin."

Akan sangat munafik jika aku bilang tidak terpesona.

Dan sejak hari itu aku menyadari, akhirnya Park Jimin mempunyai seseorang yang bisa dia sebut sebagai Cinta Pertama.

❣️❣️❣️

"Permisi.."

"Hei, jangan dorong dorong!"

"Yeay aku masuk kelas 6A!"

"Kita sekelas lagi!"

"Aku tidak kelihatan~"

"Salah sendiri pendek!"

Aku mendengus dalam hati mendengarnya. Meski aku tahu kata itu tidak ditujukan untukku, tapi tetap saja aku merasa sedikit tersinggung.

Badanku tergencet waktu aku mencoba berjinjit demi melihat papan pengumuman. Dan itu membuatku oleng ke kiri karena kehilangan keseimbangan.

#BRUK

Mataku yang tadinya terpejam, pasrah akan jatuh ke lantai dan terinjak injak oleh anak-anak sontak terbuka lebar ketika ada sebuah benda keras berbentuk tubuh yang menghalangiku jatuh.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KookMin OneShoot StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang