Walaupun pasaran tapi ini murni Ide dan cerita saya.
.
.
Don't be plagiarism!
Tangannya memutar kenop pintu setelah mendengar suara dari dalam yang menyuruhnya masuk. Menyembulkan kepalanya dari celah pintu yang belum ia buka sepenuhnya. Dan tersenyum manis saat seseorang didalam sana menatapnya."Kau datang?. Kenapa hanya diam disana, masuklah. " ucap seseorang itu.
Menurut. Ia masuk kedalam ruangan yang didominasi warna putih. Menutup pintu lalu berjalan menghampiri orang itu.
"Aku merin— Apa itu?! " Langkahnya terhenti tepat didepan meja orang itu. Matanya menajam ketika menemukan sebuah kotak berukuran sedang berpita manis tergeletak diatas meja.
Seseorang yang duduk di balik meja menghela napas. Ah~ terlambat. ia lupa menyimpan kotak itu di laci mejanya. Dan sekarang pemuda di depan nya itu sudah melihatnya. Ia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Jawab aku! Kau selingkuh dengannya lagi?! " suara pemuda itu meninggi.
"Jangan bicara seolah aku benar-benar melakukan itu. " Mengusap wajahnya frustasi.
"Lalu apa?! Apa dia yang memaksamu menerima hadiahnya lagi?!" sungut pemuda itu.
Beranjak dari kursinya ia memutari meja dan berhenti persis didepan sang pemuda. Matanya melembut. Tangan kanannya terangkat mengelus pipi sebelah kiri yang lebih muda.
"Tenangkan dirimu, Kookie-ah. Taehyung hanya memberiku hadiah sebagai bentuk terima kasihnya karna aku sudah bersedia menggantikan dia bertugas. "
Pemuda itu—Jungkook melemaskan tubuhnya yang baru ia sadari menegang sejak tadi. Tangan kirinya ia bawa untuk menyentuh tangan yang berada di pipi kirinya. Mencegahnya agar tetap ditempat.
"Tetap saja aku selalu muak melihat Idiot itu tidak pernah jera mengejarmu, Jimin-ah. " Ucapnya kesal.
"Berhenti menyebutnya Idiot dan panggil aku Hyung!. " Jimin melepaskan tangannya dari pipi Jungkook dengan susah payah seraya menatap kesal pemuda itu.
"Seharusnya sekarang aku yang sedang kesal! Sudah yang keberapa kalinya dia memberimu hadiah?! " Ucapnya keukeuh. Tak melepaskan pandangan dari Jimin.
Huh~ Dan sepertinya ia yang harus mengalah, lagi.
Jimin merangsek maju kemudian memeluk pemuda yang sedang emosi itu dengan lembut. Mengusap punggungnya pelan untuk membuatnya lebih tenang.
"Berhenti membahas topik itu. Bagaimana dengan sekolahmu? Apa kau kembali membuat masalah lagi? "
Sekarang giliran Jungkook yang menghela napas. Perlahan membalas pelukan itu. "Tidak. Hanya saja aku heran, para yeoja itu tidak pernah lelah mengejarku walaupun beribu kali kutolak. "
Pria dalam pelukannya terkekeh. Membuatnya tersenyum kecil.
Jimin tahu. Jungkook memang idola disekolahnya. Dan sekarang pemuda itu sudah memasuki tahun ketiganya, hanya tinggal menunggu beberapa minggu lagi dia akan lulus.
Sedangkan dia sendiri telah bekerja sebagai Dokter umum di salah satu rumah sakit ternama di Seoul. Jarak usianya yang terpaut tiga tahun dengan pemuda itu membuatnya harus ekstra bersabar menghadapi setiap perubahan emosinya. Mengingat pemuda itu masih Remaja labil. Menangani kecemburuannya adalah salah satunya. Pemuda itu selalu marah melihat kedekatannya dengan sang rekan yang juga merupakan dokter umum di rumah sakit yang sama. Dia juga tahu rekannya itu sedang menyimpan rasa pada-nya dan itu yang membuat Jungkook marah, mengatakan kalau sikap cueknya itu hanya akan membuat Taehyung semakin berharap. Tapi dia tak mungkin menjauhi Taehyung kan mengingat pria itu adalah rekan kerjanya. Dan setiap kali Taehyung memberinya hadiah seperti saat ini, Jungkook akan mengamuk menuduhnya macam-macam hingga mengancam akan memberitahu Taehyung bahwa pria yang tengah diincarnya adalah Tunangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KookMin OneShoot Stories
FanfictionKumpulan cerita manis pahitnya Kookmin diringkas dalam bentuk OneShoot~ Warning! Mengandung unsur boyxboy, gay, humu-humu