Beberapa hari sudah di lewati sejak malam itu. Dan hari ini, masuk hari ke empat mereka belum ada tanda-tanda berjumpa dan duduk bersama.
Di hari sabtu yang cerah ini, pak Gugun yang gantengnya ngalahin alien itu menggegerkan seisi kelas dengan yang namanya kuis untuk tambahan nilai. Dengan kumisnya yang tidak bisa di bilang tipis itu, dia meletakkan buku bertuliskan FISIKA dengan rapi itu di atas meja.
"Baiklah anak-anak pak Gugun yang cantik-cantik, dan ganteng-ganteng yang tetap nggak bisa ngalahin kegantengannya Bapak, hari ini, kita mulai dengan kuis ya." Ucap pak Gugun dengan senyuman lebarnya.
Tampak ricuh di kelas 12-Ipa-3 ini, karena pada protes. Termasuk Dina, si cewek pesisilan di kelas yang paling tenar.
"OMG HELLO! Apa kate dunia kalo gue ngalamin kuis pagi-pagi bute kek gini. Adeuh pak Ogah, eeeh... salah maksud saya pak Gugun yang ganteng, kenapa nggak besok aja? Malahan besok ada dua jam lagi." Ucap Dina dengan nada alaynya, seperti biasa.
Tetapi sepertinya pak Gugun tidak mengindahkan apa yang Dina ucapkan, "Aduh Dina, anak murid Bapak ter-alay!!! Kemarin kamu bilang kayak gitu juga, jadiiiiii hari ini nggak bakal nggak jadi lagi ya!"
Velia menatap teman-teman sekelasnya yang kelimpungan dengan tawa tertahan, untung dirinya tadi malam sempat mengulang-ulang pelajaran. Kalau tidak, mungkin saja dia juga tidak siap.
"Vel, ntar bantuin gue ya. Ya... maapin temen lo yang satu inilah, yang kagak bisa dalam hal itung menghitung." Ucap Rara dengan tampang memohonnya.
"Siip." Sahutnya lalu membenarkan kaca matanya yang sedikit turun.
"Oke, mulai! Nomor satu!" Teriak pak Gugun.
"Waddow pak, jangan dong. Saya belum belajar tadi malam!" Sahut Bayu yang duduk di paling pojok belakang.
"No... big No! Nomor satu!" Ucap pak Gugun mengulang.
"Aduh... tunggu aelah. Belum juga ngeluarin buku." Ujar Evelyn, teman Erlyn yang sama-sama judes.
Pak Gugun pun mendikte soal-soal, hingga soal ke lima.
"Pak, sampe lima aje ya. Udah banyak banget nih pak. Ntar waktunya nggak cukup!" Tawar Ican dengan wajah yang meminta di kasihani.
"Terserah Bapak dong Can, kok kamu yang ngatur?" Cibir pak Gugun dengan sewot.
"Ahhh..." kesal satu kelas.
Pak Gugun menggelengkan kepalanya, "Nomor enam!" Diktenya.
Dengan terpaksa anak-anak harus menuruti si kumis tebal itu.
"Selamat mengerjakan!" Ucap pap Gugun.
"Akhirnya..."
"Aelah bapak, pake bohong-bohong."
"Hahaha... sudah kalian kerjakan terus, jangan ada yang mencontek! Jika ketahuan, nilai kalian Bapak minuskan untuk di raport!" Ucap pak Gugun yang sudah berkeliling kelas. Agar tetap tertib.
Velia tersenyum melihat soal-soal itu, lalu mengerjakannya dengan cepat.
"Sstt..."
Velia melihat ke arah sampingnya, terlihat Rara yang kebingungan.
"Vel, nomor 3" ucapnya sembari bisik-bisik.
Velia mengangguk, lalu mengucapkan apa yang menjadi isiannya.
Sedangkan Evelyn dan Erlyn mereka memfokuskan jawabannya, mereka tidak kalah cepat siap dengan Velia.
Erlyn menatap sinis ke arah Velia, "Nilai gue bakalan ngalahin nilai lo!" Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reality
Genç KurguDengan memakai kaus kaki panjang, rambut di kepang kuda, memakai kaca mata tebal, dan satu lagi selalu berjalan dengan canggung. Itulah Velia. Velia seorang gadis berumur 16 tahun. Ia di jiluki 'Nerd Girl' di sekolahnya. Tidak jarang dirinya di jadi...