Part 20 Semut dan Madu

18 2 0
                                    


Pada suatu hari, meneteslah madu di tanah.
Lewatlah seekor semut. Ia mencicipi madu itu di pinggirnya. Enak...manisnya tak terlupakan.
Ia lalu akan pergi dari tempat itu. Tetapi ia ingin mencicipi madu itu lagi...lagi dan lagi.
Bahkan ia berfikir untuk berada di tengah madu. Pasti nikmat, pikirnya.
Lalu iapun berusaha untuh masuk....masuk....dan masuk ke tengah madu.
Namun tak disangkanya.
Tubuhnya lengket.
Ia susah bergerak, apalagi jika keluar darinya.
Dia terus berusaha untuk bisa keluar dari madu. Tapi apa daya iapun menyerah. Tenaganya sudah tidak kuat lagi.
Maka iapun berakhir hayatnya di dalam madu itu.

Ibarat manusia.
Ketika mencicipi dunia sedikit, ia pun akan menginginkan lagi dan lagi. Terkadang ia menggunakan berbagai cara untuk bisa menikmati dunia sepuasnya. Padahal dunia ini menipu. Jika kita telah terobsesi dengan dunia, maka dunia akan menghancurkanmu dengan kuku kukunya. Terus seperti itu, kita disibukkan dengan dunia sampai akhir hayatnya.
Kita binasa dalam kenikmatan dunia.



HIDUP ADALAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang