" Mas, pulang lagi kapan? " tanya seorang istri sambil mengekori suaminya yang sibuk packing untuk kembali bekerja di luar pulau Jawa.
Suaminya adalah seorang pegawai pemerintah yang berpindah pindah dua atau tiga tahun sekali.
"Nanti kalau sudah bisa cuti lagi, mas pasti pulang sayang, " ucap suaminya dengan mengecup dahi istrinya.
"Hati hati ya mas, aku pasti kangen, " si istri tidak tahan untuk tidak meneteskan airmata. Dengan berat hati ia melepas suaminya yang sudah dijemput travel menuju Juanda Surabaya.Pertemuan dan perpisahan adalah satu paket yang tidak bisa dipisahkan. Ada banyak alasan yang membuat harus berpisah dengan orang yang kita cintai.
Berpisah dengan suami karena ingin anak anaknya mendapat lingkungan yang baik.
Berpisah dengan anak karena harus menempuh jenjang pendidikan di kota lain.
Dan berbagai alasan lainnya.
Perpisahan dengan contoh alasan diatas itu bersifat sementara.
Ada satu alasan perpisahan yang membuat kita seolah kiamat. Merasa kehilangan yang amat sangat lantaran kita tahu tidak akan berjumpa lagi di dunia ini. Yaitu kematian.Lalu mengapa perpisahan itu lebih sering menyesakkan dada?
Jawabannya karena kita terbiasa bersama. Coba rasakan, saat ada sanak keluarga yang berkunjung ke rumah kita dengan menginap beberapa hari. Kita mulai terbiasa bersama mereka. Ketika mereka tidak lagi menginap di rumah kita, tiba tiba saja kita kesepian, merasa kehilangan. Padahal hanya beberapa hari menginap.
Bagaimana dengan suami, anak dan orangtua yang puluhan tahun kita terbiasa bersamanya. Tentu perasaan lebih dalam kehilangan yang terjadi.
Bahkan ada pernah terjadi yang mengalami depresi.Kita harus bisa menyiasati situasi seperti itu dengan hal hal positif.
Konon cerita diatas, si istri justru masuk lembaga tahfidz qur'an untuk mengisi kegalauannya.
Ternyata lebih sering kita tahu hikmah yang baik setelah kejadian itu menimpa kita lama.
Jadi....
Senantiasa berprasangka baik atas semua kejadian yang menimpa kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDUP ADALAH
SpiritualMasalah adalah sesuatu yang melekat di setiap hidup manusia. Kita mungkin yang terlalu melankolis merasa paling sakit. Merasa paling berat masalahnya. Kalau kita mau melihat ke bawah ternyata ada banyak yang mempunyai lebih besar masalah...so...apa...