Varas berlari kecil menghampiri andra yang menunggunya disebrang sekolah, varas tersenyum ceria sambil melambaikan tangannya pada andra.
Tapi tatapan mata andra terarah pada seseorang lain, varas yang sudah ada didepan andra terdiam bingung karena andra masih saja menatap ke seberang sekolah padahal varas sudah ada didepannya.
Varas mengikuti arah pandang andra, dan saat itu juga varas menyadari keberadaan shana yang juga sedang menatap ke arah mereka berdua dengan penasaran.
"Andra! Ndra"
"Eh ... iya?" Jawab andra cepat sambil menoleh ke arah varas.
Varas tersenyum kecil dan menunjuk ke arah minuman yang ada ditangan andra. "Itu buat gue kan?"
Andra mengangguk mengiyakan dan memberikan minuman itu pada varas. Andra kembali ingin menoleh ke arah shana, tapi varas langsung menarik tangan andra menuju stasiun kereta.
**
Rama berdeham mencoba membuat jeana melirik sedikit saja ke arahnya, tapi gagal karena pandangan jeana tetap lurus ke depan. "Lo marah ya?"
Sejak tadi jeana terus mendiamkan rama, bahkan jeana menolak untuk pulang bersama dan terus mengusir rama. Dengan percaya diri yang tak pernah luntur, rama terus tersenyum cengengesan berjalan disamping jeana. Ya .... meskipun tatapan ketus yang rama selalu dapatkan dari jeana. Toh rama masih santai-santai saja.
Jeana hanya diam tak menjawab pertanyaan rama.
Jeana mempercepat jalannya karena hujan mulai turun sangat deras, jeana tidak mempedulikan rama dan terus berjalan cepat sambil mengeluarkan payung dari tasnya.
Rama berlari senang mengejar jeana karena melihat jeana membawa payung. Jeana sudah berjalan dengan payung ditangannya, rama menyempil disampinng jeana berusaha untuk melindungi diri dari air hujan.
"Pergi! Ini payung gue" Usir jeana mendorong rama keluar dari ayoman payungnya.
Rama dengan tenaga kuatnya menahan dorongan jeana sambil tersenyum cengengesan.
"Masa lo tega sih gue basah kuyup" Ucap rama memelas.
"Setelah lo bentak-bentak gue kemaren, sekarang lo numpang payungan sama gue?" Tanya jeana kesal.
Rama pura-pura lupa menyerngit tak mengerti. Saat jeana masih sibuk mendorong rama menjauh dari payungnya, rama tak mendengarkan omelan jeana dan malah sibuk memperhatikan ke arah belakang ada mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi.
Disamping jeana terdapat jalanan yang rusak dan berlubang, lubang itu terisi penuh dengan air hujan yang sudah sangat kotor berwarna coklat gelap. Saat mobil itu melaju disamping jeana, rama langsung menarik jeana ke arahnya sehingga jeana dan rama bertukar posisi.
Karena terkejut dengan gerakan rama, jeana melepaskan payungnya hingga payung itu terbang agak jauh terkena angin yang lumayan kencang.
Jeana kaget saat menyadari dirinya terkena air hujan dan payung sudah tidak ada ditangannya, yang lebih membuat jeana kaget adalah dirinya yang sekarang masih memejamkan mata sambil memeluk rama.
Rama memejamkan mata lemas merasakan baju seragam bagian belakangnya terciprat air. Jeana buru-buru melepaskan pelukannya dan menatap rama heran, karena jeana belum mengerti sebenarnya kenapa rama menariknya.
Rama berjalan meninggalkannya untuk mengambil payung yang berada cukup jauh dari mereka, jeana memperhatikan seragam sekolah belakang rama penuh dengan noda coklat.
"Ah astaga. Kenapa dia ngelakuin itu?" Gumam jeana kesal.
Rama kembali menghampiri jeana dan mengarahkan payung diatas kepala mereka berdua, entah apa yang mereka berdua fikirkan sampai mereka terdiam lama sambil terus saling menatap di bawah hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARD TIMES
Teen FictionAll the hard times for us. [Completed] [DALAM PROSES EDITING] ♡Cover by; @alyfika