BAB 33

35 3 0
                                    

2 HARI KEMUDIAN ...

Bel pulang sekolah berbunyi.

Jeana keluar kelas dengan terburu-buru. semenjak rama hilang, jeana jadi punya rutinitas untuk berkeliling disekitar jalanan untuk mencari rama, dan sekarang pun jeana harus cepat keluar dari sekolah ini untuk mencari rama.

Saat jeana sedang berjalan dengan langkah cepatnya, seseorang menahan tangan jeana.

Jeana menoleh cepat dengan tatapan tajam, tapi bukannya takut dengan tatapan tajamnya, lelaki itu malah tersenyum tenang masih dengan tangannya menggenggam lengan jeana.

"Apa?" Tanya jeana datar sambil menepis tangan lelaki didepannya.

"Gue denger lo jago fisika, bisa tolong ajarin gue?" Pinta devan santai.

Jeana menyerngit tak mengerti, tapi setelah itu jeana langsung tersenyum samar.

"Apa kita deket? Bisa-bisanya lo punya nyali minta tolong sama orang yang bahkan nggak pernah nyapa lo?" Tanya jeana sarkastik.

Devan semakin tersenyum tenang mendengar ucapan jeana.

"Itu karena gue suka sama lo" Ungkap devan serius.

"Hah .. cowok jaman sekarang emang nggak punya malu" Sindir jeana malas.

Jeana tak menyangka akan ada seseorang yang mengungkapkan perasaannya dengan cara seperti ini, ditengah koridor yang masih dilewati beberapa murid, bahkan menyatakan dengan tiba-tiba.

"Kenapa lo fikir gue nggak punya malu?" Tanya devan tak suka.

"Nyatain perasan ditengah koridor, ke cewek yang nggak lo kenal, nggak ada basa-basi, terlalu tiba-tiba"

"Ini engga tiba-tiba, sebelumnya gue udah ngedeketin lo" Sahut devan dengan senyum misteriusnya.

"Apa?" Tanya jeana tak mengerti.

"Coklat, bunga, sms"

"Itu lo?"

"Itu gue"

"Ok" Ucap jeana mengerti sambil membalikkan badannya lagi mencoba melanjutkan langkahnya.

"Lo mau kemana? Lo belum kasih gue jawaban" Devan kembali menahan tangan jeana.

"Jawaban apa?"

"Jawaban dari pernyataan perasaan gue"

"Apa-apaan nih ... lo sengaja ya nguras waktu gue? Gue sekarang sibuk" Ucap jeana mencoba melepaskan lengannya yang digenggam erat devan.

"Kenapa? Ada barang yang hilang?" Tanya devan seraya melepaskan genggamannya pada lengan jeana.

"Apa lo bilang? Barang?"

"Iya barang" Ucap devan tenang.

"Lo pura-pura gak tau ya? Tapi gue rasa berita tentang rama hilang udah nyebar"

"Oh rama"

Jeana terdiam lama menatap mata devan, sepertinya ada sesuatu yang devan sembunyikan.

Devan sejak tadi terus tersenyum tenang seperti sedang mempermainkan jeana.

"Rama ..... dia ... dirumah lo?" Tanya jeana hati-hati.

Devan akhirnya tertawa lepas setelah menahannya sejak tadi.

"Kenapa? Kenapa lo mikir rama ada dirumah gue?" Tanya devan balik.

"Lo udah tau kan?" Tanya jeana lagi dengan tatapan menyelidik.

"Tau tentang apa?" Tanya devan santai.

"Ten--tentang .... hubungan kalian berdua, hubungan lo sama rama" Ucap jeana menjelaskan.

HARD TIMESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang