"Apa kabar? kau baik-baik saja? apa kau juga merindukanku? ahh, aku lupa kau tentu baik baik saja tanpaku. Aku juga lupa bahwa rindu itu bukan miliku lagi."
____________________________________
Sejak kejadian dikantin, Lia yang biasanya memilih jalan yang melewati kelas XI IPS 2. Kini ia memutuskan memilih jalan lain untuk menuju kelasnya.
Entahlah, saat dirinya bertemu dengan Vian hatinya seolah tersenyum kembali. Tapi tetap saja, dirinya sedikit kecewa dengan hatinya. Bukan,.bukan dia tak ingin melihat hatinya tersenyum.
Namun, yang hatinya lihat bukanlah sosok Vian tapi orang lain yang dulu selalu istimewa dihatinya.
Sebelum bel berbunyi menandakan masuk, seperti biasa hanya ada segelintir siswa yang berada dikelas XI IPA 2.
Lia dan Reilah salah satu murid yang berada didalam kelas. Mereka tengah duduk asik di bangkunya.
Ting.
"Eh, ada line masuk." Ucap Rei.
"Saha atuh Rei?"(siapa itu Rei)
Namun sepertinya pertanyaan Lia tidak digubris sama sekali. Lihat saja sekarang Rei malah senyam senyum eeks kaya gitu.
Dan kalau dia udah kaya gini pasti notif yang masuk itu dari cowo."Udah urusin aja tuh si Jo."
Ucap Rei melihat sekilas kearah Jo dan kembali fokus pada hp nya.
Johan Maulana atau yang kerap dipanggil Jo, dia adalah cowo yang bisa dibilang cerdas juga, walaupun sering tidur pas waktu belajar tapi beruntungnya dia belum pernah tertangkap basah sedang tidur. Dia selalu menutupi wajahnya dengan buku yang disimpan diatas mejanya dengan dibiarkan terbuka biar kelihatan lagi baca. Tapi, walaupun begitu kalau ulangan dia akan mendapatkan nilai yan bagus, kecuali B. Ingris.
Jo selalu gangguin Lia kalau lagi dikelas, cuman dikelas doang kalau udah diluar kelas yah kaya gak pernah kenal kalau ketemu.
"Li, minta no WA lo dong, atau pin bb juga boleh" Pinta Johan sambil duduk diatas meja Lia dengan wajah yang agak dicondongkan kearah wajah Lia .Tak lupa kedua alisnya yang dinaik turunkan.
"Gak boleh Jo, kan gue udah pernah bilang kalau no nya cuman dua belas. Nah kalau dikasih, habis dong. Terus gue harus beli lagi. Kalau Pin juga sama cuman punya delapan, dikasih sama lu gue harus bikin lagi dong."
Jawab Lia dengan satu tarikan napas.
"Berhubung bel masuk udah bunyi mendingan kita duduk."
Jo pun berlalu dari sana sambil memasang wajah datarnya lagi. Iapun menuju kursinya bersama Nasrul yang tadi mengajaknya.
"Kasihan tuh si Jo."
"Bodo amat." jawab Lia pada Rei.
**
"Li, kenapa tuh temen sebangku Lo." Tanya Sarah yang diangguki setuju oleh Risti.
"Naha angguk anggukan wae titatadi?" (Kenapa ngangguk ngangguk mulu dari tadi) Tanya Sarah plus dengan jitakan dijidatnya Risti. Ristipun cuman meringis kemudian cengir kuda, udah gitu doang.
"Lagi kerasukan kodok jantan kali." jawab Lia cuek.
Mereka sekarang sedang berjalan menyusuri koridor sekolah yang lumayan ramai karena semua siswa menuju gerbang sekolah untuk pulang terkecuali siswa siswi yang mengikuti kegiatan ekskul.
"Oh ya, kita berdua kesana dulu yah. Kalian duluan aja dulu." Kata Risti yang direspon anggukan oleh Lia dan juga Rei yang sekarang sudah memasukan hp nya kedalam tas.
"Kenapa sih lu?" tanya Lia yang entah keberapa kalinya.
"Kepo."
"Yey guemah gak kepo cuman pengen tau doang."
Reipun memutar kedua bola matanya mendengar kata kata Lia.
"Sama aja Lia."
"Yaudah kalau tau yah kasih tau dong. Bahagia ko gak di bagi-bagi."
"Ayay captain dengerin. Lo tau gak,"
"Mana gue tau, belum diberitau juga." Sergah Lia.
"Ya makannya dengerin dulu, jangan main potong ke gitu. Kebiasaan amat lu."
Liapun hanya mengedikan bahunya tanda bahwa peduli amat.
"Nanti malam, Dika ngajakin gue jalan Li. Terus,"
"Terus apaan Rei? lah itu bagus dong kalau lo diajak jalan."
"Setres lu, gue ngomong dipotong mulu. Lama-lama lu yang gue cingcang."
"Hee, yaudah lanjutin."
"Terus, sekarang gue nebeng sama lo."
"Yaelah kirain apa."
Merekapun sampai diparkiran sekolah, namun saat disana motor Matic Lia terjebak diantara dua motor ninja. Dan saat itupula Lia dan Rei mencoba menggeser salah satu motor itu. Ketika Lia mencoba menggeserkan motor ninja berwarna hitam itu ternyata tenaganya gak cukup walaupun sekarang Lia dibantu Rei.
"Shit, berat banget ni kebo."
Umpat Lia sambil menendang ban motor ninja berwarna hitam itu.
Tanpa disadari keduanya, dibelakang mereka terdapat tiga orang pemuda dimana salah satu dari ketiga pria tersebut merupakan pemilik motor hitam itu.
"Motor kebo? Ahaha."
Kini ucapan Dika berhasil membuat Lia dan Rei menoleh kearah tiga pria tersebut.
"Mampus gue." batin Lia
Sedangkan Rei hanya garuk garuk kepala yang gak gatal sedikitpun sambil nyengir kearah tiga cowo itu.
Namun, si pemilik motor hanya memasang wajah datar sambil berjalan mendekati Lia.
Sekarang jarak mereka sangat dekat hanya dua senti. Lia yang tingginya hanya sebahu pria itu otomatis Lia mendongak agar bisa melihat pria tersebut. Sedangkan pria itu sedikit menunduk mensejajarkan tatapannya pada gadis dihadapannya sekarang.
Dapat dirasakan sekarang entah kenapa Lia jadi susah buat napas, jantungnya dag dig dug ser gak karuan saat keadaan seperti ini.
"Minggir lo, gue mau pulang." Ucap lelaki itu sarkastik.
Sedangkan Lia, sekarang ia memasang wajah kaget sekaligus kesal. Bagaimana bisa dia mengucapkan kalimat itu. Dikiranya dia bakalan ngucapin kata kata mani, bahkan jantungnya sekarang dibuat menari oleh pria dihadapannya itu. Loh ko Lia ngarep sih? ehh.
"Sial Lo." Ucap Lia sambil menyingkir menjauhi motor dan pria tersebut.
Yang lainnya? mereka tengah tertawa, terkecuali satu pria yang sedari tadi tak berekspresi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love??Bullshit
Teen FictionSaat Rasa berubah menjadi cinta saat itu juga hatiku direnggut olehnya.Hatiku hilang,dia tersesat,saat aku mencarinya pada yang lain tetap saja hatiku tak kutemukan.Aku lelah,aku ingin berhenti,cukup!aku tak ingin mencari hatiku yang direnggutnya. R...