"Dia itu menyebalkan, ngerepotin, kekanak-kanakan. Tapi semua itu merupakan sesuatu yang tidak dimiliki oleh yang lain "sahabat", dan aku sayang."
**
"Lia, lu tuh kalau punya masalah atau kesedihan cerita ke gue, jangan dipendem sendiri kaya ginih.Terus ni yah gue nih sahabat lo, gue bakal siap ada kapan pun lo membutuhkan gue."
Bukannya minta maaf karena Rei membaca buku diary milik Lia sembarangan, dia malah marah marah. Tangannya pake dilipat segala lagih. Tapi bukan karena tidak ada alasan, Rei marah karena Rei sangat menyayangi sahabatnya itu. Untungnya lagi itu diary baru Lia, jadi tulisannya masih sedikit.
Lia hanya tersenyum geli mendengar perkataan sahabatnya.
"Aduh, Rei sahabat gue yang paling cantik serumahnya, udah deh jangan so dramatis kaya gituh, lu tau gue geli dengernya." tak lupa Lia menyuguhkan cubitan dipipi Rei.
"Adaw, sakit tau Li. Iss pedes amat cubitan lo." Rei terus ngedumel dan tangannya terus mengusap usap pipinya yang terasa perih.
Sedangkan Lia tidak mempedulikan Rei yang terus ngedumel gak jelas itu.
"Li, jadi cowo yang kemarinteh mirip sama si Di, em Do, Do eh, Do."
"Do re mi." Ucap Lia sambil terus terpokus memakai sepatunya.
"Iss ,bukan Lia. Tapi si, ah pokonya si eta waeh lah ( pokonya dia aja lah)."
Lia hanya bisa geleng-geleng kepala saat melihat ekspresi Rei yang tidak berhasil mengingat satu nama.
"Dia sekolah dimana sekarang?"
Lia yang sebenarnya enggan membahas soal ini, Lia langsung berdiri dan menarik tangan Rei keluar dari kamarnya menuju pintu depan.
"Bawel, katanya mau lari pagi keburu siang."
Lia menunjuk ke jam dinding yang terpajang didinding ruang tamu.
"Iah, iah, tapi gue bakalan nanya lagi, dibuku diary lo cuman dikit.
"Tapi nih ya, selamat lo gatot lupain dia, haha."
Jllllleeebb....
Pertanyaan itu berhasil membuat Lia diam sejenak kemudian menjawab dengan penuh penekanan dikata tidak.
"GK, gue berhasil ko".Sedangkan Rei hanya menganggukan kepalanya.
"Berhasil menguncinya di sudut hati lo yang paling dalam."
**
Suasana kota Bandung pagi ini begitu sejuk.Anginnya berhasil membuat kedua gadis yang sedang berlari begitu menikmatinya.Bukan hanya mereka tetapi masih banyak orang-orang yang lari dipagi hari ini.Kota kembang, kota kelahiran mereka.
Sesekali mereka tertawa, meskipun hanya karena kejadian kecil yang sebenarnya gak terlalu lucu.
Sesekali mereka bertindak konyol, bodoh, tetapi mereka tidak peduli dengan tatapan orang lain yang melihatnya heran.
Setelah beberapa menit berlari, mereka memutuskan untuk istirahat sejenak di bawah pohon yang rindang.
Jalanan dekat sinih tidak begitu ramai kendaraan. Matahari belum sepenuhnya keluar dari persembunyiaannya. Membhat tanah yang tersiram hujan semalam masih menyulam kenangan.
Didepannya, mereka disuguhkan dengan tebing yang memperlihatkan sebagian Kota Bandung yang luas. Apalagi ditambah matahari yang perlahan muncul dari persembunyiaannya.
"Ahhhhh, seger banget."
Teriak Rei dengan kedua tangannya yang dilentangkan dan bola matanya yang tak terlepas pada pemandangan didepannya.
Sedangkan Lia hanya tersenyum melihat kelakuan sahabatnya itu sambil meneguk air mineral yang sedari tadi dipegang oleh Lia.
"Rei, pulang yu. Lanjutin lagi larinya, nanti keburu siang kan panas."
Ajak Lia pada Rei,dan kedua nya bangun sambil menepuk nepuk celananya yang sedikit kotor.
"Hayu(ayo)." Sekarang gantian Rei yang ngajak Lia.
"Hah, huh, huh, gue cape Rei, duluan aja sanah."
Dengan napas yang terengah engah dan tangannya menekuk kedua lututnya, Lia mempersilahkan Rei yang sama kecapeannya dengan Lia untuk lari duluan.
"Aruhh Li, gue juga gak kuat pelan pelan aja lah."
pada akhirnya merekapun sepakat untuk lari pelan-pelan tetapi kenyataannya lebih kepada jalan santai sih."Didan?" gumam Lia tanpa sadar mengucapkan nama yang seharusnya tida ia ucapkan.
Seketika itu juga langkah mereka terhenti kala melihat sosok cowo itu yang jelasnya dia adalah Vian. Vian yang mengenakan jaket berwarna biru tua, dengan keringat yang membasahi rambut Vian sehingga membuat rambutnya berantakan bahkan malah membuat Vian tampak begitu tampan dan cool.
Vian tidak sendirian dia bersama kedua temannya. Vian dan kedua temannya itu tampak asik mengobrol sambil berlari dengan santainya. Tetapi satu diantara mereka serasa tidak asing dimata Rei dan Lia apalagi oleh Rei. Jelaslah dia mantan Rei.
"Aduuuhh, Rei gimana nih cowo tengik itu lagi." bisik Lia pada Rei berusaha sepelan mungkin.
"gue juga gimana nih? ada Dika tuh."
Rei juga tampak gelisah dengan tangannya yang memegang tangan kiri Lia dengan kuat.
"Kita gak punya waktu lama kita sembunyi disana aja. Mumpung pagar rumahnya gak terkunci, dan kayanya juga gk ada orang disana." Ajak Lia, sambil menarik tangan Rei.
Kebetulan sekarang mereka sudah di kompleks dekat rumah Lia jadi pantas kalau mereka sembunyi di halaman rumah orang sembarangan.
Bukan masalah udah deket rumah Lianya, tapi mereka butuh tempat persembunyian untuk menghindari tiga pemuda itu.
Tak lama kemudian Vian dan kedua temannya sudah melewati Lia dan Rei.Bahkan Lia dan Rei sempat mendengar beberapa obrolan kecil mereka dan juga canda tawa mereka.
"Li, kayanya mereka akrab banget deh, atau jangan-jangan cowo itu juga anak XI IPS 2."
Bisik Rei pada Lia tanpa mengubah posisi mereka yang sembunyi dibalik pagar besi orang.
"Sedang apa kalian disana!"
Seketika itu pula mereka membalikan badannya dan yaps didepan mereka ada seorang perempuan paruh baya sedang memegang alat penyiram tanaman dan matanya itu kaya mau keluar, hih serem cuyy.
"Bagaimana ini Rei yang punyanya ngamuk."
Bisik Lia sepelan mungkin dengan kedua tangannya meremas baju Rei.
"Sedang apa kalian bisik bisik, pergi sanah,
pergi!".Perintah perempuan paruh baya itu sambil menyemprotkan air ke Lia dan Rei.
"Ammpun nek, ampun, iahh kami pergi."
Teriak Rei dan Lia berbarengan dan tak lupa mereka sambil lari menjauhi rumah terkutuk itu, yang membuat pakaian mereka basah.
"Anak gadis ko gk tau sopan santun". Ucap perempuan paruh baya itu dan ia pun mulai menyiram tanamannya.
Jangan lupa teken bintang yang ada di bawah sana oceh dan komentarnya ditunggu.Tolong maafin ceritanya 🙏

KAMU SEDANG MEMBACA
Love??Bullshit
Teen FictionSaat Rasa berubah menjadi cinta saat itu juga hatiku direnggut olehnya.Hatiku hilang,dia tersesat,saat aku mencarinya pada yang lain tetap saja hatiku tak kutemukan.Aku lelah,aku ingin berhenti,cukup!aku tak ingin mencari hatiku yang direnggutnya. R...