"Kau begitu indah untuk kulihat, bahkan bunga yang paling indahpun terkalahkan oleh pesonamu."
____________________________________
"Buat sahabat lo ini secantik mungkin. Ok!"
"Iya, iya." Jawab Lia sambil menyisir rambutnya Rei.
Mereka sekarang berada dirumah Lia lebih tepatnya dikamarnya Lia. Ternyata waktu pulang sekolah Rei nebeng sama Lia, dia ngajakin Lia buat kerumahnya untuk memilih pakaian yang harus ia kenakan malam ini. Setelah selesai dan berpamitan pada orang tuanya Rei. Mereka langsung capcus kerumahnya Lia. Gak mandi dulu yah si Rei, mandinya dirumah Lia ko.
Kenapa Lia yang harus milih-milih pakaian buat Rei dan ngedandanin Rei? Kata Rei Lia paling jago soal beginian. Yah, walaupun kenyataannya Lia jarang pake makeup bahkan kaya gak pernah sama sekali. Dia cuek terhadap penampilannya. Apalagi ketika dirumah bodo amat deh dengan penampilannya yang acak-acakan.
"Tada, selesai." Ucap Lia kegirangan.
Reipun berdiri dan berputar dengan mengenakan Dres selutut berwarna maroon dengan lengan panjang yang bermotif sederhana.
Walaupun begitu, dres tersebut sangat cocok dan cantik dikenakan oleh Rei yang bertubuh tinggi dan bisa dibilang slim juga.
Tak lupa Reipun mengenkan selop yang warnanya senada dengan dresnya.Dengan rambut yang dibiarkan tergerai namun disisi kiri rambutnya Lia kepang plus balutan makeup yang tipis membuat Rei nyaris terlihat sempurna.
"Thanks Li, empat jempol deh buat lo. Sekarang giliran lo."
"Eeh, gilirin gue apanya? jangan bilang?" tanya Lia sambil memasang mimik wajah yang seolah-olah tau apa yang dipikrkan Rei.
Reipun mengangguk dan tersenyum kearah Lia sambil memaksa Lia ganti baju.
"Iah, lo ikut malam ini. Sekarang ganti baju lo."
"Oh no! gue gak mau ikut nanti gue jadi kambing conge lagi. Terus tuh gue gak mau pake baju kaya gitu. Ihh, gqk nyaman."
Ucap Lia sambil menaruh pakainnya kembali ke lemarinya.
"Gak bakalan Lia, Please ikut. Kalau lo gak ikut gimana gue pulangnya? gimana kalau gue ada yang gangguin?" bujuk Rei sambil memasang mimik wajah sedih.
"Ya si Dika lah." jawab Lia enteng.
"Abisnya kencan itu harus berduaan dong,lo sama Dika aja sonoh." Sambung Lia.
"Please."
"Ini bakalan jadi malam minggu yang menyesakan." batin Lia.
"Yaudahdeh." Ucap Lia, dia gak bakalan bisa nolak kalau Rei udah masang mimik wajah kaya gitu.
"Tapi, ada tapinya nih. Gue pake baju ini aja gak usah pake baju yang tadi." Jawab Lia yang kemudian diangguki oleh Rei.
Berbeda dengan Rei, Lia hanya mengenakan celana jeans panjang dan kaos yang bergambar doraemon didepannya dengan lengan pendek dan mengenakan sepatu.
Meskipun begitu, Lia juga tidak kalah cantik walaupun ia berpenampilan biasa saja, bahkan ia hanya mengikat rambutnya sembarangan.
"Mah, ayah, Lia sama Rei berangkat dulu yah." Ucap Lia sambil menyalami kedua orang tuanya yang diikuti oleh Rei.
"Eeh, iah. Ngomong-ngomong mau pada kemana? tumben dandanannya pada cantik cantik." Tanya ayahnya Lia.
"Om kaya gak tau aja." Jawab Rei yang membuat orang tuanya Lia terkekeh.
**
Saat ini mereka sedang berada diperjalanan menuju kafe yang tidak begitu jauh dari rumahnya Lia. Mereka pergi menggunakan mobilnya Rei.
"Gak usah cemberut gitu atuh, nanti cantiknya ilang loh. Tenang aja disana ada Vian ko."
"Hah? si Vian eeks, gila, tengil, nyeselin," maki Lia namun ucapannya dipotong oleh Rei.
"Juga mirip sama mantan kesayangan." Ucap Rei sambil nyengir kearah Lia kemudian terpokus lagi ke jalan.
Taaakk!!
"Aduh."
"Makannya jangan ngomong sembarangan."
Ucap Lia sambil menjitak Rei sekali lagi.Untungnya dulu Rei baca diarynya Lia yang baru. Jadi tulisannya masih sedikit dan itu membuat Lia sedikit lega karena Rei tidak membaca diary lamanya yang penuh dengan tulisan.
"Btw, ko si Jo bisa bareng sama si Vian dan Dika yah, kaya akrab banget lagi." Ucap Lia.
"Lo lupa apa pikun? Merekakan satu tim basket, ya wajarlah. Eh tapi lo lucu tau waktu diusir Johan pas pulang sekolah tadi." Ucap Rei sambil terkekeh mengingat kejadian pas pulang sekolah. Btw yang punya motor hitam itu si Johan.
"Serah lu." Jawab Lia enteng.
"Tapi nih yah, si Jo beneran suka kali sama lo."
"Gak mungkin lah Rei,.cowo aneh kaya dia haha..Itu gak mungkin! Dikit-dikit dikelas gangguin, ehh di luar kelas dingin kaya es."
"Iya juga yah." Sambung Rei setuju dengan ucapannya Lia.
Sesampainya di kafe merekapun menuju meja dekat jendela dimana disana sudah terdapat dua orang lelaki.
"Maaf yah lama." Ucap Rei sambil duduk berhadapan dengan Dika sedangkan Lia dia duduk berhadapan dengan Vian.
"Gak ko gak lama." Jawab Dika sambil tersenyum semanis mungkin pada Rei.
"Manis bener lu neng." batin Dika.
"Gak usah muna lo, tadi aja lo aduduh." Sambung Vian namun ucapannya terpotong karena Kakinya sengaja diinjak oleh Dika.
Sesekali Vian menatap Lia, hingga pada kahirnya Lia menyadarinya. Seperti biasa Lia langsung menyembunyikan wajahnya.
"Ko imut yah." Batin Vian.
"Gak,apaan imut kata lo?haha.Gak biasa aja."
Sambungya dalam hati.Akhirnya setelah menunggu pesanan yang dipesan mereka datang juga.
"Cobain yang ini deh." Kata Dika sambil menyuapi makanannya pada Rei. "Enak kan?"
"Em, enak. Enak ko." Jawab Vian sambil tersenyum kearah Dika.
"Bukan sama lo juga." Jawab Dika.
"Nih,cobain lagi." Sambung Dika.
"Jadi kambing conge deh." Ucap Vian sambil menyeruput teh yang dipesannya.
"Kan ada Lia." Ucap Rei sambil menyenggol lengan Lia.
"Apaan sih." sergah Lia.
Lia dan Vian mereka hanya diam sambil sesekali melirik satu sama lain. Berbeda dengan Dika dan Rei mereka bersikap sangat romantis.
Kalau tau Dika mau jadiin Vian kambing conge. Ogah deh Vian ikut sama Dika. Dikiranya mereka ke sini cuman makan biasa gak ngajak Lia sama Rei. Pantesan aja Dika traktir Vian.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love??Bullshit
ספרות נוערSaat Rasa berubah menjadi cinta saat itu juga hatiku direnggut olehnya.Hatiku hilang,dia tersesat,saat aku mencarinya pada yang lain tetap saja hatiku tak kutemukan.Aku lelah,aku ingin berhenti,cukup!aku tak ingin mencari hatiku yang direnggutnya. R...