Lost Stars

Kedua

          .......mulai kubuka kedua kelopak mataku perlahan lahan mulai terbuka. Aku sama sekali tidak tahu tahun berapa sekarang. Aku hanya tau aku sedang berada di suatu ruang berukuran 4 × 5 meter kubik yang penuh dengan banyak foto-foto. Aku mulai memandangi perlahan-lahan foto foto tersebut. Tidak ada yang bisa kupikirkan lagi saat ini. Aku hanya merasa bahwa aku baru saja terlahir ke dalam dunia ini. Baru berencana ingin mandi, ada yang mengetuk pintu kamar tersebut.
     " Vester...buka pintunya nak... "
Aku yang tidak tahu apa-apa, hanya membuka pintu seperti yang diperintahkan kepadaku.
     " Selamat pagi pahlawan ayah ! Bagaimana hari ini? Pagi yang indah? " kata pria yang kira kira berusia 30 tahun itu.
     " maaf...kamu siapa? " jawabku dengan polos.
     " aku ayahmu...sudah resmi menjadi ayahmu 10 tahun lalu, setelah kau dilahirkan ibumu ke dunia. Ok Vester...ayah sudah sering mengatakan ini kepadamu. Ayah akan pergi bekerja dulu. Jaga dirimu baik-baik. " kata pria itu sambil mengelus kepalaku.
          Aku hanya terdiam dan melanjutkan rencanaku yang terhambat tadi. Mandi. Aku pun mandi. Setelah selesai mandi. Aku melirik jam digital yang ada di kamar itu. Pukul 08.00 AM. Tiba-tiba telefon rumah berbunyi. Aku yang tidak tau apa-apa, mengangkat telefon genggam itu.
     " Halo...Sylvester...aku Rachel. Kita sudah mulai seperti ini sekitar 2 minggu yang lalu. Aku biasanya menelfonmu setiap pagi untuk mengingatkanmu satu hal. Pergi lah ke kamarmu dan buka lemari pakaian yang paling bawah. Kau akan menemukan sebuah kotak. Di dalam kotak itu ada sebuah kamera. Apa kau menemukannya? " tanya suara perempuan itu.
     " ya...aku menemukannya. Untuk apa kamera ini? ". Jawabku seolah-olah tidak mengerti.
     " sekarang...aku ingin kau lihat video terakhir yang ada di kamera itu ". Kata wanita itu.
Aku melihat video itu dan...
     Aku Sylvester Bederinariownt. Aku amnesia. Kata seorang perempuan, Rachel, setiap aku tidur...memori yang tersimpan di otakku selama satu hari ini akan terhapus begitu saja. Aku hanya bisa menjalani selama hidupku. Satu hari, satu hari, tanpa mengingat hari sebelumnya. Ayahku sudah datang. Aku akan mengakhiri video ini.