Dengan langkah yang terburu-buru aku menuju kamarku. Tujuanku hanya satu yaitu, kamera. Kamera yang diberikan Rachel kepadaku itu ternyata sungguh bermanfaat. Aku segera menekan tombol "rec" dan aku mulai menceritakan tentang kegiatannku selama satu hari ini kepada kamera tersebut.
" Hari ini aku bersama Rachel. Aku mengetahui sesuatu tentang wanita yang selama ini peduli dengan ingatanku. Ternyata dia adalah seorang dokter yang berkhusus di bidang psikologi. Aku tak tau mengapa dia yang masih berumur sekitar 15 tahun itu bisa menjadi dokter spesialis bidang psikologi. Dia juga memberikanku cairan bahan kimia yang sudah dirancang sebelumnya oleh dia sehingga aku masih bisa mengingat tentang apapun yang sudah aku lakukan sebelum aku pergi tidur. Aku ingin mengambil bahan kimia tersebut. Sehingga aku bisa mengingat segalanya dan bisa lepas dari penyakit amnesia ini. " kataku menyelesaikan rekaman tersebut. Aku pun menyimpan kameranya kembali ke tempat asal.
Aku sungguh merasa sedikit lebih segar dibanding jam-jam yang sudah berlalu. Aku pun memanfaatkan waktu baik itu. Aku memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi rumah yang besar itu. Aku naik ke tingkat rumah itu yang lebih atas. Aku menemukan sebuah ruangan. Aku menempelkan sidik jariku ke mesin scanner lalu pintu itu pun terbuka. Hebat!! Ruangan yang penuh dengan mesin mesin yang berantakkan. Aku yakin mesin itu pasti berantakan bukan karena tidak digunakan lagi. Tapi, karena ada seseorang yang ingin membuat suatu rancangan dengan mesin tersebut. Ternyata waktu bahagiaku terganggu. Aku mendengar suara mobil ayah yang sudah memarkirkan mobilnya di halaman rumah. Aku pun turun ke lantai bawah dan meyambut kedatangan ayahku itu.
Ternyata ayahku sudah lebih dahulu mengelus rambutku. Ya, itu hal yang dilakukannya kepadaku seperti tadi pagi. Tidak ragu, karena aku adalah anaknya. Begitu ayahku selesai membersihkan dirinya, ayah menghampiriku di ruang televisi.
" Vester..." kata ayah lembut padaku.
" iya ayah. " jawabku sambil memperhatikan hologram 3D bergambar itu.
" bagaimana hari ini? Pasti membosankan. Ayah tau itu. Bagaimana kalau besok ayah akan mengajakmu jalan-jalan? Kita ke tempat yang dulu kamu suka. Vester pasti suka. " kata ayahku mencoba mengembalikan moodku yang hilang.
" itu ide bagus Yah...sebaiknya ayah selalu mengajakku seperti ini. Aku bosan dirumah besar ini sendirian. " kataku sedikit bahagia.
" baiklah...besok ayah akan mengambil liburan sehari. Kita akan menghabiskan waktu besok berdua ya!. " kata ayahku memberikan semangat kepadaku.
" iya ayah...oh iya Yah! Ada yang ingin kutanyakan. Di lantai atas ada ruangan yang penuh dengan banyak mesin-mesin berantakkan. Apakah ayah yang ingin membuat sesuatu? Atau ada orang lain?. " tanyaku penasaran pada ayahku.
" mesin itu kerjaan kamu Vester...kamu sudah lupa. Besok pagi ayah akn memberitahumu. Yasudah, sudah larut malam. Sana tidur..." kata ayahku.
Aku hanya menuruti kata-kata ayahku. Mesin itu milikku? Sejak kapan aku bisa mempunyai mesin sebanyak itu? Ya, aku lupa kalau aku amnesia. Aku lupa dengan kepribadianku sendiri. Sekarang aku akan tidur. Aku tidak sabar menunggu hari esok. Aku akan menghabiskan banyak waktu berdua bersama dengan ayahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Stars
Mystery / Thriller#covered by @EzraSrg. Entah siapa diriku ini. Bahkan diriku sendiri tidak mengenalinya. Siapapun yang mencoba mengenal diriku, akan masuk ke dalam penderitaan yang menyeramkan. Meskipun begitu, dia tetap ingin mendekatiku. Tanpa memikirkan hal apa...