Tetangga?
Saat di Sekolah, Rio memperhatikan dengan seksama setiap langkah yang dilakukan Calista, begitu gadis itu masuk ke dalam kelas. Matanya menyusuri setiap gerakan yang dilakukannya hingga Calista akhirnya duduk di kursinya. Meskipun Calista membalas tatapannya dengan mantap, Rio tetap teguh di menyipitkan matanya, dan seolah menyelipkan komentar misterius "I see you, I know your secret."
Belum genap sepuluh menit berlalu, Peter memasuki kelas. Rio juga tidak melepaskan perhatiannya, menatap Peter dengan intensitas yang sama seperti yang dilakukannya pada Calista. Saat Peter akhirnya duduk di sebelah Rio, tatapannya tetap tajam, Peter yang mulai merasa terganggu dengan tingkah laku teman sebangkunya.
"Apa?" Peter menyuarakan ketidak nyamanannya, mencerminkan wajah yang agak terganggu.
Rio tidak peduli, dia yang sejak tadi ingin menanyakan hal ini kepada Calista namun tidak memiliki kesempatan dan keberanian, mengeluarkan pertanyaannya kepada Peter seolah sedang menginterogasi tersangka perselingkuhan.
"Dimana kamu tadi malam?" tanya Rio dengan nada tajam, seakan-akan sedang memeriksa kesaksian tersangka.
"Di Rumah," jawab Peter singkat.
Rio tidak puas dengan jawaban tersebut dan meminta Peter untuk menjawab dengan jujur, seolah-olah mengetahui segalanya. Namun, Peter tidak terpengaruh dan lebih memilih untuk fokus pada bukunya, berharap agar Rio akan segera berhenti menyelidiki.
"Aku melihatmu. Tadi malam, aku melihatmu makan bersamanya," tegas Rio, menyebut kata 'bersamanya' sambil melemparkan pandangannya ke arah Calista, menambahkan kesan dramatis pada suasana yang sudah tegang.
Peter diam sejenak, mata terpaku pada bukunya. Melihatnya seperti itu, Rio kembali menatap Peter dengan lebih intens.
Kebetulan yang tak terduga, Rio mendampingi sepupunya kemarin malam bertemu dengan temannya di Mall yang sama. Meskipun tempatnya tidak terlalu besar dan cukup jauh dari rumahnya, Rio jarang mengunjungi tempat tersebut, bahkan bisa dihitung dengan satu tangan. Namun, apa yang dilihatnya di restoran tersebut membuatnya tercengang.
Dari sudut pandang Rio, sepertinya ada pasangan yang sedang menikmati makan malam bersama. Mereka terlihat begitu akrab dan berbincang dengan lancar. Rio berdiri memperhatikan mereka cukup lama, tanpa bisa menyembunyikan rasa kagum dan kebingungannya. Pikirannya terus menerawang ke momen yang baru saja dia saksikan, membuat tidurnya tidak nyenyak. Bahkan, saat dia berangkat ke sekolah pagi ini, dia buru-buru berangkat ke Sekolah.
"Lalu kenapa?" tanya Peter setelah hampir 5 menit Rio menatapnya.
"Kamu masih bertanya kenapa?" Rio meninggikan suaranya, menarik perhatian seluruh kelas. Kemudian, dia menurunkan suaranya pelan, "Kamu berkencan dengan pacar sepupumu?"
Peter mengerutkan keningnya, bingung dengan pertanyaan tak terduga ini. Pacar siapa? Tiba-tiba, dia teringat kemarin di kafe dekat sekolah, "Mereka tidak berpacaran."
Rio terkejut mendengar bahwa mereka tidak berpacaran, padahal dia telah diam-diam menyebarkan gosip di lingkaran mereka bahwa Calista memiliki pacar seorang mahasiswa yang tampan. Tetapi ternyata mereka tidak berpacaran, membuatnya hanya menjadi penyebar gosip tidak jelas.
Sampai bel berbunyi, Rio masih terdiam dalam pemikirannya. Lalu, dia tiba-tiba kembali berseri-seri, menatap kembali Peter. Dia mendekatkan kepalanya ke arah Peter yang masih sibuk membaca dan berbisik pelan, "Kamu hanya menyangkal kalau mereka berpacaran, tapi kenapa kamu tidak menyangkal ketika aku mengatakan kalian berkencan?"
Peter menatap ke arah Rio, ingin merespons, tetapi suara guru yang tiba-tiba masuk menghentikannya. Dia menelan kata-katanya dan memperhatikan guru dengan saksama. Melihatnya seperti itu, Rio sangat ingin memukul kepala tuan muda satu ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/96074913-288-k275876.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmonizing Unspoken Emotions
Novela JuvenilCalista Elvania, seorang gadis yang tumbuh dalam bayang-bayang kebaikan tetangganya, hidup dengan ayahnya setelah kepergian ibunya. Meskipun bantuan keluarga tetangga memberikan kesejahteraan, hubungan antara Calista dan Peter, anak laki-laki tetang...