"Mungkin aku bukan yang terbaik,ya aku akui itu,aku yang terburuk.Tapi terkadang yang terburuk selalu ada bersamamu,dibanding yang terbaik."
______________________________________"Lo sendiri Ky?" Tanya Nura (sorry tapi namanya diganti ya jadi Rifky,biar cocok sama nama Rey)
"Nope,gue sama Ade gue." Ucapnya sambil menatap sekeliling lalu berhenti tepat mengarah ke belakang ku dan Nura "Itu dia." Ucapnya menunjuk ke arah belakang.Aku dan Nura menengok ke belakang kami,dan kalian tau aku terkejut sekali melihat siapa yang ada di belakang kami.Ternyata Dia?...
Dia...
'Rey?'Kalian tau siapa dia? Rey. Yah Reynan Yusran,teman sekelasku,dan cogannya Nura.
"Sini dek." Panggil Rifky pada Rey.Lalu Rey mendatangi Rifky melewati aku dan Nura.
"Nih kenalin Ade gue,Rey."
"Udah kenal gue sama mereka bang." Jawab Rey cuek.
"Kok bisa?" Tanya Rifky "Satu sekolah?"
"Gak." Jawabnya.
"Lah terus?"
"Satu kelas gue sama mereka."
"Et deh,sama aja." Ucap Rifky bete,membuat Rey tersenyum,nyengir tepatnya.
"Kok lu pada bisa kenal sama kembaran gua?" Tanya Rey.
"Kembaran?" Tanya Nura dengan ekspresi terkejut.
"Iya dia tuh Abang gue,cuman beda 3 menit kok." Jawab Rey santai.
"Eh,ga enak kalo ngobrol disini,mending di situ aja tuh." Ucap Rifky menunjuk salah Starbuck.
Lalu kami mengiyakan,dan memasuki Starbuck's,lalu duduk disalah satu meja yang ada disini.
"Mau pesen apa?" Tanya Rifky sambil berdiri ingin memesan.
"Raspberry truffle mocha." Ucap Nura
"Chestnut creme latte." Ucap Rey
"Pink Drink aja." Ucapku yang bingung ingin memesan apa.
Lalu Rifky berlalu memesan minuman"Kok lo berdua bisa kenal Rifky?" Tanya Rey memecah keheningan
"Bisa aja." Jawab Nura.
"Jangan macem-macem ya lo sama abang gue." Ucap Rey,dengan tatapan yang tajam ke arah Nura begitupun Nura
"Emang lo kira gua penculik gitu,macem-macem sama Abang lo." Ucap Nura
"Bisa aja kan?" Ucap Rey,yang sungguh menyebalkan
"Lo." Geram Nura.
"Nih minumannya." Ucap Rifky menaruh minuman yang kami pesan diatas meja.
Dan kami pun kembali hening.Rifky pun duduk di samping Rey.
"Ayo lah kalian jangan diem-dieman,ngobrol apa kek gitu." Ucap Rifky.
"Ngobrol apaan sama mereka?" Tanya Rey kelewat judes.
"Lu kapan beranak Rey?" Tanya Nura
"Garing lo,ga lucu sama sekali sumpah.Mau ngelawak? Gak mempan." Balas Rey.
"Siapa yang ngelawak? Emang gua bilang,gua lagi ngelawak?" Astaga,pasti ribut.
"Lo kira gua apaan beranak hah?!"
"Kambing kali."
"Lu kali kambing."
"Lu ajalah lebih cocok."
"Lu lah."
"Lu."
"Lu"
"Lu"
"Udah eyyy, kenapa si?" Akhirnya Rifki menengahi
"Dia duluan." mereka saling menunjuk satu sama lain.
"Udah dah ra balik aja yuk." Ajakku
"Yaudah deh gua balik,males sama orang bau kambing." Ucapnya langsung menarikku pergi.
Aku langsung di tarik menuju parkiran. Langsung masuk ke mobil,dan meninggalkan mall ini.
"Kesel banget gua kalo deket-deket sama Rey." Ucap Nura sambil menyetir.
"Katanya demen lu."
"Gak lagi yee, cuma sebatas kagum."
"Okey." Ya gua lebih baik mengalah di banding menyerah,karna nanti ia akan mengamuk dan akan merepotkan.
"Bagus."
Dan kami melalui perjalanan yang panjang dan keheningan. Tapi tak berapa lama.
"NURA AWAS!!!"
Dan
BRUKKK
Bunyi benturan yang sangat kencang,aku melihat kearah Nura,tapi kabur dan lama-kelamaan menjadi gelap dan kepalaku menjadi berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teori Hati
Teen FictionKisah Rifka seorang gadis cantik yang ceria dan terkenal di sekolahnya karna menjabat sebagai Ketua OSIS dengan prestasinya yang membanggakan serta Haekal Kapten tim Futsal yang populer dikalangan siswi Sekolahnya,dan tercatat sebagai murid dengan k...