16

16 3 0
                                    

Gadis dengan rambut panjang yang dikuncir dan lengan kemeja sekolahnya yang dilipat,serta aksesoris di kedua pergelangan tangannya.berjalan menuju parkiran dengan menggendong tasnya.bel pulang sekolah membuat banyak siswa berhamburan menuju parkiran.fresya berdecak.sambil setengah berlari ia mengarahkan matanya kesegala arah.seorang cowok bertopi menduduki jok sepedanya dan menatap ke arah fresya dengan senyum yang tercetak dibibirnya.lalu dihampirilah orang itu.

"Hai,hari ini gue yang anterin lo pulang pake sepeda lo.tapi ini nggak gratis lo ,harus ceritain soal surat itu"

Tanpa perlu mendapat persetujuan boy langsung menarik tangan fresya.memaksanya duduk diboncengan.setengah terpaksa gadis itu patuh pada perintah boy untuk duduk meski dengan bibir yang manyun.boy mengayuh sepeda dengan perlahan.ia sebenarnya tidak tahu dimana rumah fresya maka dari itu ia pelankan kecepatan mengayuhnya.

"Kayla ngomong apa sebelum ngasih surat itu ke lo?"

"Dia tidak bilang apa-apa kok"

Sebuah decit bunyi rem menyela pembicaraan keduanya.boy terhenti mendengar kalimat tersebut.fresya menelan ludah.dengan wajah penuh rasa penasaran ia menatap punggung boy yang mematung didepannya.

"Maaf boy.harusnya....gue ngasih suratnya....nggak telat.tapi...karena gue...lo...nggak ....ngeliat dia untuk yang...."fresya berkata sambil terbata-bata.

"Terakhir maksud lo!"

Hening kembali menyelinap tapi dibuyarkan oleh suara klakson mobil.

"Maaf boy.karena itu waktu istirahat gue nanya ke tom"

Tetap boy tidak merespon ucapan gadis yang diboncengnya kini.

"Gue pernah denger kayla mengatakan soal strategi tentang lo waktu di uks.gue nggak sengaja nguping"

Meski di pancing boy kayaknya sedang tidak ingin berantem.

Kenapa sih nih anak.tiba-tiba jadi aneh kalau tentang kayla.kadang nangis,sedih dan sekarang mematung diam kayak gini.

Fresya berdiri dan menghadap disamping boy.ditatapnya laki-laki itu yang tatapannya tanpa fokus.

"Gue bisa pulang sendiri.turun lo sekarang.gue banyak kerjaan"

Boy menggenggam tangan kanan fresya.

"Gue kan udah janji.gue nggak mau ngingkarin lagi"

Dilepaskannya tangan fresya.dan kembali mengayuh sepeda menuju kearah rumah fresya.yang sudah di beritahukan fresya.dalam perjalanan hanya bunyi-bunyi manja rantai yang terdengar.mereka berhenti saat sampai di tempat tujuan.tanpa pamit boy langsung meninggalkan fresya.

...
Boy membuka pintu rumahnya dengan malas.berjalan menuju kamarnya.membawa dirinya menuju sebuah lukisan didepannya.dari balik pintu saudaranya melihat boy.enggan untuk bertanya namun perlu kepastian itulah yang ada dalam pikiran tom.

"Dari mana ko pulangnya sore?"

Boy menatap kedua mata saudaranya.dalam diam yang menyimpan banyak keterangan.maksud yang tersembunyi.yang bukan saja malas untuk dijawab juga karena tidak ingin dibahas.

"Gue ada latihan musik"dengan suara yang sangat lirih boy menjawab pertanyaan tom.

"Oh..."

Boy memang menerima ibu barunya.tetapi ia masih belum bisa menerima tom.ia masih terkenang masa lalu.masa dimana saudara kembarnya itu hilang entah dimana.perempuan yang lahir dari rahim yang sama dengannya.

Karena Kesal dengan jawaban ketus dari boy,tom beralih fokus pada pemandangan didepannya.ia membuka jendela di kamarnya.memandang langit sore dibalkon kamar.angin sore menyibak rambut hitamnya.dengan mengenakan kaos putih polos ia berdiri melihat orang orang dari atas.pemandangan seperti ini sangat jarang dilihatnya dulu.pandangannya tertuju pada seseorang yang sedang mengayuh sepedanya.rambut panjang yang selalu di kuncir dan tak lupa semua pernak-pernik pendukung lainnya.tom tersenyum melihat gadis itu.tiba-tiba sepedanya berhenti ia kayuh dan sang pengemudi itu turun lalu menyerahkan kotak yang terbungkus rapi lalu dilanjutkannya kepergiannya itu.tom makin mengembangkan senyumnya hingga fresya hilang dari pandangannya.

Tom and Boy [ Completed ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang