Looking You

1.1K 154 6
                                    

Seohyun menatap sekitar. Berjalan dalam temaran malam merupakan hal yang begitu jarang ia lakukan. Entah apa yang diinginkan hati kecilnya. Dia hanya berusaha mencari alasan mengapa dirinya berada dalam keramaian malam seperti ini.

Angin malam menerpa kulit wajahnya lembut. Dingin membekukan hatinya sejenak, hingga sepasang mata coklat miliknya terjatuh pada sesosok pemuda yang berada di seberang jalan. Dari kejauhan, dengan bantuan cahaya temaran dari lampu hias, wajah pemuda itu masih begitu tampan dan teduh. Seohyun merasakan hangat membalut hatinya. Meski enggan mengakui bahwa kini dirinya terpaku, Seohyun merelakan segaris senyum merekah di sudut bibir.

Entah kemana perginya keramaian malam. Karena suara apa pun itu tak dapat mengalihkan perhatiannya dari kehadiran sang pemuda. Dan ketika pemuda itu menyeka keringat di dahinya, Seohyun kembali tersenyum.
Seohyun hanyut dalam kenyamanan menatap sosok itu. Tanpa disadari olehnya, ia telah mengabaikan fakta bahwa kini pemuda itu tengah meringis menahan letih, memanggul seorang wanita di balik punggung.

Siapa wanita itu?

Ya. Hanya itu yang terbesit dalam benaknya. Sebatas itu. Seohyun tak ingin menduga lebih jauh, meski hatinya terasa ngilu melihatnya. Karena hanya sebatas kehadiran pemuda itu dalam kesunyian malam yang tengah ia rasakan, telah mampu membuatnya tersenyum.

~o0o~

Kyuhyun meletakkan tubuh wanita yang berada di balik punggungnya ke atas ranjang.

Memperlakukannya dengan lembut dan hati-hati, menjaga agar wanita itu tetap nyaman dalam tidurnya.

"Saranghae." Bisiknya, diiringi seulas senyum pahit.

Kyuhyun mengecup kening wanita itu singkat. Sebelum pergi, tak lupa ia memberikan selembar kain penghangat badan ke tubuh wanita itu.

Derap langkah kakinya memecah kesunyian malam. Kyuhyun mulai bersenandung. Bukan lagu tentang cinta yang terdengar jika ia tengah merasakannya. Angin malam yang dingin, serta alunan lagu yang tersampaikan, seolah mengabarkan hal yang sebaliknya.

Di balik dinding, Seohyun termenung. Menerka, apa yang tengah Kyuhyun rasakan. Rasa penasaran lah, dan juga alasan yang tak ingin diakuinya, yang membawa Seohyun berada pada profesi penguntit seperti ini.

Lama Seohyun termenung, hingga sebuah bisikan kecil terdengar dari balik punggungnya.

"Aku tak menyangka jika diam-diam kau mulai memperhatikanku."

Seohyun terkesiap, namun enggan menunjukkan keterkejutannya. Seohyun mengenal pemilik suara itu. Kyuhyun. Dia berbalik, memandang pria itu dengan tatapan datar.

"Aku tidak mengikutimu." Ungkapnya sembari menjaga ekspresi wajah agar tetap tenang. Tatapan Kyuhyun yang tengah memicing seolah menghakiminya.

"Lalu apa yang kau lakukan di sini?."

Seohyun gugup, kedua bola matanya berputar, tengah mencari alasan.

"Mengunjungi rumah temanku."

Bagai pencuri yang tertangkap basah dan menolak untuk mengaku, Seohyun membuang wajahnya kasar.

Kyuhyun tergelak. Tentu saja. Baginya, itu alasan paling bodoh dan sangat klasik yang Seohyun miliki. Bagaimana mungkin gadis dingin dan anti sosial seperti Seohyun memiliki seorang teman yang harus dikunjungi tengah malam seperti ini?.

"Apa kau mulai berteman dengan tembok?."

Oh sial! Seohyun menggerutu resah, menggigit bibir sembari menatap sinis raut wajah Kyuhyun yang tengah tertawa. Pria itu meledeknya. Dan Seohyun menyadari, posisinya saat ini membuatnya sulit membela diri.

"Apa pedulimu?!.

"Bahkan dinding ini terlihat lebih menarik darimu." Alih-alih mengakui motifnya, Seohyun menjadikan Kyuhyun sebagai objek peralihan dari rasa malunya. Dia menunjuk dinding di sampingnya, membandingkan permukaan keras, dan dingin itu dengan wajah Kyuhyun.

Seohyun hanya ingin bersembunyi dari rasa gugupnya. Dia tak sanggup menatap mata Kyuhyun yang tengah berbinar, seakan mencuri kesempatan untuk merayunya. Lagi. Seohyun memutuskan membalikkan badan. Hanya melihat Kyuhyun yang kini terkekeh, sedang garis mata pria itu menunjukkan kesan hangat, menjadikannya semakin gugup.

"Apa dinding itu bisa menjawab apa yang kau ucapkan? Kau mengerti bahasanya atau tidak?."

Seohyun mulai melangkah, memasukkan kedua tangan kedalam saku hoodienya. Dengan cara itu dia berharap bahwa Kyuhyun akan berhenti bicara dan melupakan soal keberadaannya.

"Hoy, kau dengar tidak?! Aku mengajakmu bicara. Aku tidak mengerti bahasa tembok, jadi, oh Seo Joo Hyun, berhenti mengacuhkanku."

Kyuhyun membalikkan badan, melangkah mundur agar ia dapat melihat raut wajah Seohyun saat ini. Bukan inginnya untuk mencari raut wajah kesal karena ulahnya, lalu berbangga hati, terlebih karena wajah gadis itu begitu memesonanya.

Merasa keberatan akan cara Kyuhyun mengikutinya, Seohyun menghentikan langkah, kemudian beralih menatap tajam pria itu. Tanpa pikir panjang, dan juga rasa kesal yang begitu besar tengah menyelimuti hati, bibirnya berucap begitu saja. Mengkhianati dirinya.

"Oh Tuhan, kenapa kau cerewet sekali seperti wanita?! Aku semakin menyesal telah mengikutimu."

Detik berlalu dalam suasana sunyi.

Seohyun mengatupkan bibirnya rapat, menyadari apa yang baru saja terucap dari membran mukosa itu, hingga mengubah raut wajah Kyuhyun. Pria itu terdiam sejenak. Meskipun ia menyadarinya lebih dulu, namun pengakuan Seohyun begitu mempengaruhi degupan di dalam dadanya.

"Aish, sudahlah!." Seohyun menggerutu kasar, menghentakan kaki kemudian kembali melangkah dengan menarik tudung hoodienya menutupi kepala. Ia menunduk dalam. Meruntuki kebodohannya.

Di balik punggungnya, Kyuhyun berkacak pinggang, tersenyum jenaka membayangkan bagaimana rona wajah yang Seohyun miliki ketika tersipu malu.

Oh baiklah! Kyuhyun akan mengakhirinya sekarang. Seohyun telah kehilangan harga diri di hadapannya. Dan Kyuhyun mengerti. Bagi Seohyun yang menganggapnya sebagai pengganggu, kehilangan harga diri merupakan satu hal yang paling memalukan. Dia pun berlari kecil menyusul kepergian gadis itu.

-o0o-

Dalam kesunyian malam, tanpa kata, dan juga desir angin yang membelai lembut. Untuk sesaat lamanya mereka terbuai.

"Apa aku terlihat bodoh saat ini?."

Seohyun bergumam. Dia mencoba berdamai pada hatinya atas kekesalannya terhadap Kyuhyun.

Segaris senyum terbentuk di sudut bibir Kyuhyun, dan pada saat yang sama Seohyun pun menatapnya. Gadis itu tertegun, merasakan kelembutan hati yang terbias di sana.

"Bodoh? Anni. Aku bahkan menyadari satu hal sekarang."

Seohyun tak mampu menolak ketika tangan Kyuhyun menarik tangannya. Menggenggamnya, hingga kehangatan pria itu merasuk ke dalam hatinya. Mungkin dia bodoh, dan mudah dikendalikan. Tapi cara Kyuhyun yang tersenyum, dan juga cara pria itu memperlakukannya begitu berbeda dari biasanya. Penuh kehangatan. Seohyun seolah melihat sosok lain dalam diri Kyuhyun.

Ia pun tak ingin menerka-nerka apa yang ingin Kyuhyun lakukan hingga menghadapkan wajahnya kearah dinding. Sedang tangan pria itu masih menggenggam tangannya, menuntunnya mengukir sebuah goresan di sana.

"Jika kau bisa memberikan sapuan yang indah dengan gambar atau tulisanmu di sini, dinding ini bisa menjadi tempat untuk menyimpan kenanganmu.

"Itu pun jika Dinas Kebersihan dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup mengizinkan."

Dan Kyuhyun memperlihatkan cengiran yang membuatnya tanpa sadar turut terkekeh.

"Bagaimana rasanya tersenyum?."

Pancaran mata Kyuhyun memang hangat dan teduh. Ketika tangan pria itu mengacak puncak kepaka Seohyun, gadis itu semakin tertegun layaknya orang bodoh.

"Me-menyenangkan." Ungkapnya, kikuk.

Menyadari suasana canggung yang tercipta, Kyuhyun menggenggam tangannya di udara, lalu menyimpannya kembali di balik saku celana.

Annoying BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang