Embun pagi merebak melalui udara kosong, menghantar kesejukan di antara sunyi yang ada. Jejaknya tertinggal di kaca jendela.
Seohyun menyapu pandangannya kesekitar. Tempat yang terasa asing baginya, dan bau pekat obat memenuhi dadanya. Seohyun menyadari dimama dirinya sekarang. Semalam ia tertidur dalam dekapan Kyuhyun. Tiada jarak dan kejanggalan rasa yang tercipta di antara mereka. Dimana pria itu sekarang?
Tanpa sengaja pandangan Seohyun jatuh pada dasar ubin yang berlapiskan kain beludru di bawah sofa yang dinaunginya. Rasa bersalah dan juga iba menyelimuti hatinya, melihat Kyuhyun meringkuk nyenyak bagaikan sebuah janin di sana. Seohyun tak ingin mengusik tidur pria itu. Dia lebih memilih membaringkan tubuhnya lagi menghadap Kyuhyun, tepat di samping pria itu. Menelusuri lekuk wajah yang terlihat polos ketika terpejam dengan jari-jari tangannya. Nafas Kyuhyun berhembus dengan teratur, Seohyun merasakan ketenangan di sudut hatinya. Segaris senyum tercetak begitu saja, menghentikan jari telunjuknya dilipatan bibir pria itu.
Kenangan itu kini menyentaknya. Ciuman pertama yang pernah ia berikan pada Kyuhyun, dan meninggalkan kata-kata tak berperasaan pada pria itu mengiris hatinya.
Betapa bodohnya dirimu Seo Joo Hyun! Seohyun tersenyum pahit. Dia memilih memutuskan jarak, memejamkan matanya kemudian menjatuhkan kecupan singkat di bibir pria itu.
Satu detik, dua detik, Seohyun mulai menghitung. Tatapannya terkunci ; tenggelam dalam mata hitam Kyuhyun layaknya jelaga itu.
*
Kelopak mata Kyuhyun sayup-sayup terbuka. Dia bisa mencium aroma lavender yang berpadu bersama embun menguar di udara yang dihirupnya. Seohyun berada begitu dekat. Bibir tipis gadis itu terasa manis saat menyentuh bibirnya. Kyuhyun mendapat serangan tiba-tiba, hingga ia terpaku, memilih diam, menantikan suara merdu gadis itu memanggil namanya.
"Selamat pagi."
Wajah dingin itu kembali. Walau hanya sebatas ucapan selamat pagi dari bibirnya, Kyuhyun seolah kembali merasakan kehadiran Seohyun yang dulu. Biarlah kecupan singkat pagi ini berlalu meski akan selalu terkenang di hatinya.
"Jika kau ingin pergi ke sekolah, sampaikan izinku pada wali kelas. Sebaiknya kau bergegas, sebelum terlambat."
Seohyun telah memberi jarak. Kini ia tak ingin menatap kedalam manik hitam Kyuhyun, itu pasti sangat memalukan baginya. Menutupi rasa canggung di antara mereka, Seohyun beralih merapikan helai-helai rambutnya, mengikatnya dengan asal.
"Aku memutuskan mengambil libur, dan menyampaikan izin kita pada Minho. Aku akan di sini menemanimu."
Kyuhyun berlalu, memilih membasuh wajahnya terlebih dahulu. Sebelum Seohyun menyadari keadaan matanya saat ini karena menangis semalaman.
Kyuhyun yang terjaga malam itu terkejut. Dalam sunyinya malam, sayup-sayup bisikan lirih terdengar menyapa telinganya. Desau angin yang terasa dingin menerpa tengkuknya, ia meremang.
"Anak muda. Kemarilah." Kyuhyun memberanikan diri menoleh keasal suara. Betapa terkejutnya ia, mendapati bisikan lirih itu berasal dari pembaringan Ibu Seohyun.
"Bibi, kau sadar?." Kyuhyun menjerit, dilingkupi rasa bahagia. Seketika itu ia ingin berbalik membangunkan Seohyun yang telah terlelap, namun sebuah tangan yang begitu lemah mencoba menahannya.
"Dia pasti sangat lelah. Biarkan saja."
"Tapi- " Kyuhyun jera, hanya mampu terdiam melihat tatapan senja dari seorang ibu yang memohon padanya.
Jika saja Kyuhyun sanggup berucap, dia akan mengatakan, bahwa seseorang yang paling bahagia melihat kedua mata itu adalah Seohyun-nya.
"Aku mendengar semua yang Seohyun katakan tentangmu dalam tidurku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Boy
RomanceKyuhyun membenci jalanan basah, serta daun-daun kering yang jatuh membuat segalanya terlihat kotor. Namun karena sesuatu telah menarik perhatian Kyuhyun lebih dalam, tubuhnya berkhianat memenuhi keinginannya agar lekas sampai di rumah. Kyuhyun berhe...