Di halaman belakang sekolah, tempat dimana Seohyun menikmati kesendiriannya, ditemani senandung lagu yang mengalun syahdu melalui earphone yang menempel di kedua telinga. Merasakan hembusan angin yang begitu lembut menerpa wajah, dari sepasang pohon berdaun lebat yang menaungi keberadaannya. Seohyun menyukai saat dimana ia bisa merasakan kesendirian dengan cuaca yang begitu bersahabat setelah hujan mengguyur bumi sepanjang hari. Karenanya, Seohyun bisa menghirup wangi tanah basah serta daun-daun kering yang jatuh berserakan menutupi hamparan rumput yang menjadi alas duduknya. Getaran suara milik seorang wanita menyentak kedamaian yang menyelimuti hatinya. Seohyun menyembulkan kepala dari balik batang pohon, hanya ingin memastikan jika suara itu berada begitu dekat dengannya.
"Aku menyerah. Aku tak ingin mengejarmu lagi. Aku melepasmu, karena aku tak ingin terluka lebih banyak lagi. Maaf telah merecoki hidupmu selama ini."
Seohyun memicingkan mata, menatap sosok Hyorin yang menunduk dalam di hadapan seorang pria. Sosok pria yang begitu Seohyun kenal. Sosok pria yang berada diurutan pertama, sebagai orang yang tak ingin ia temui seumur hidupnya. Cho Kyuhyun. Betapa ekspresi wajah Kyuhyun yang tak simpati atas kemalangan wanita di hadapannya membuat hati Seohyun terbakar ; dipenuhi rasa muak akan keangkuhan pendirian pria itu-- yang menjadi alasan mengapa wanita itu menangis.
"Lihat, apa yang bisa kau lakukan untuk menghentikan tangisnya. Kau hanyalah pria yang mencinta tanpa sebuah ketulusan."
Seohyun semakin tertarik melihat adegan roman picisan di hadapannya. Seringaian sinis sesekali terbentuk, dan dalam benaknya-- Seohyun berulang kali membayangkan menuding wajah Kyuhyun dengan jari telunjuk. Mengatakan pada pria itu bahwa sikapnya sungguh sangat arogan dan tidak menggambarkan sosok pria sejati. Pria sejati? Seohyun mencibir dalam hati 'masih adakah gambaran itu dalam diri seorang pria?'. Seohyun menggeleng kasar, tanda tak yakin.
"Akhirnya. Setelah beberapa waktu, semenjak kehadiranmu, aku tak pernah bisa bernapas dengan baik seperti saat ini. Terima kasih atas kebijakanmu. Sungguh, aku menghargai perasaanmu. Tapi, ada satu hal yang tak bisa kita paksakan di dunia ini, yaitu ; perasaan. Untuk kenyamananku, dan tentu saja kenyamananmu juga ; aku akan melupakan apa yang pernah terjadi di antara kita."
Cho Kyuhyun merogoh saku, menyembunyikan kedua tangannya yang semula lalu berkacak pinggang. Seohyun semakin muak melihat tingkah pria itu.
"Jika pria baik ; ia akan mendamaikan tangis wanita di hadapannya. Tapi, lihatlah, apa yang kau rencanakan dengan merogoh saku celanamu seperti itu? Kau ingin terlihat keren?."
Seohyun menggabungkan rasa kesal di dadanya dengan rasa simpati yang turut hadir atas kemalangan yang menimpa Hyorin.
Hyorin mengangkat wajah, menghapus tangis yang telah membasahi pipinya. Kini tatapannya menyapu wajah Kyuhyun yang datar. Berharap ia menemukan simpati pria itu.
"Aku tahu, aku telah memilih mengakhirinya. Tapi, setidaknya," Hyorin menggigit bibirnya, menahan tangisnya yang kembali pecah.
"aku ingin melihat kepedulianmu akan perasaanku." Lirih Hyorin dengan tatapan nanar ke dalam manik hitam Kyuhyun.
Kyuhyun menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sebelah tangannya masih tersimpan di balik saku celana.
"Hyorin ssi. Kurasa kau salah paham menerima maksudku. Aku berpikir, akan lebih baik bagimu melupakanku jika 'kesan buruk' yang kutinggalkan untukmu. Tentunya aku tak akan melakukan apa pun untuk menghiburmu ; itu sama saja mengubah rasa simpatiku atas kesedihanmu menjadi sebuah kemunafikan-- yang membuatmu sulit melupakanku."
Sosok Kyuhyun merupakan perpaduan dari sikap kesopanan, dan kejujuran-- yang tak seharusnya ia terapkan dalam situasi ini. Situasi dimana seorang wanita yang menangis karena cinta yang bertepuk-- lebih memilih merasakan sebuah pelukan meski tanpa diimbangi rasa.Seohyun yang memandang Kyuhyun sebagai pria yang suka menebar pesona dan berperilaku seenaknya, menganggap tingkah pria itu sebagai suatu keangkuhan. Seohyun pun mencibir. Betapa luka Hyorin terlihat jelas dalam pancaran mata gadis itu. Kedua tangannya mengepal kuat di kedua sisi tubuhnya. Bibirnya bergetar. Ada sinyal yang begitu kuat, yang Seohyun rasakan mengenai tindakan Hyorin selanjutnya ; hingga Seohyun pun tak akan mengedipkan mata barang sedetik pun agar bisa menikmatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Boy
RomanceKyuhyun membenci jalanan basah, serta daun-daun kering yang jatuh membuat segalanya terlihat kotor. Namun karena sesuatu telah menarik perhatian Kyuhyun lebih dalam, tubuhnya berkhianat memenuhi keinginannya agar lekas sampai di rumah. Kyuhyun berhe...