Satu

248K 17.7K 1.8K
                                    

       

Pengin jadi anak kecil lagi...
Yang taunya cuma timezone, yang nggak ngerti sakitnya friendzone, mantanzone atau kakakadikzone....

(Anonim)

*****

Aku menatap nanar langit-langit kamarku yang berwarna biru muda. Aku baru pulang setelah menghabiskan waktu bersama sahabat-sahabatku. Kami memang selalu menghabiskan waktu bersama setiap weekend. Kegiatan yang sudah beberapa tahun ini kami jalani.

Yah hanya sekedar makan, atau kumpul di salah satu rumah sahabatku. Entah itu di rumahku atau di rumah Maya. Yah di antara kami berlima, hanya aku dan Maya yang cewek, ketiga sahabatku itu cowok. Kami sebenarnya adalah teman SMP. Aku, Maya dan Ransi pernah sekelas waktu kelas 1 SMP dan kembali sekelas di tahun terakhir kami di SMP bersama dengan Angga dan Wisnu.

Setelah selesai SMP aku tidak pernah berhubungan lagi dengan mereka. Dulu kami juga tidak sedekat sekarang, hanya sekedar teman biasa di kelas. Waktu SMA aku juga disibukkan dengan kegiatan sekolah yang aku ikuti. Aku ini anggota Pramuka sekaligus bendahara OSIS, mana sempat aku bertemu dengan teman-teman SMP-ku saat di hari minggu saja aku harus latihan pramuka hingga sore hari.

Kami bertemu lagi setelah sama-sama lulus SMA, beberapa bulan setelah ayahku meninggal. Waktu itu Angga mengajakku untuk bertemu di rumah Maya. Aku yang dulu memang tidak pernah datang ke rumah Maya bingung dan Angga menawarkan untuk menjemputku.

Aku hanya perlu menunggu di depan sekolah kami dulu, karena rumah Maya memang dekat dengan SMP kami. Aku ingat siang itu aku pergi diantar oleh kakak iparku, karena dulu aku belum memiliki motor sendiri. Sudah hampir empat tahun dari terakhir kali kami bertemu setelah lulus SMP, aku belum pernah bertemu lagi dengan mereka.

Seperti perjanjian awal aku menunggu di depan gerbang sekolah, sambil mengirim SMS pada Angga kalau aku sudah sampai. Tidak lama kemudian Angga muncul dengan menggunakan motor Vixion-nya. Aku kaget melihatnya, Angga benar-benar berubah.

"Ngga, kamu kok tinggi sekarang?" Aku ingat sekali bentuk Angga yang dulu, tingginya jauh di bawahku yang memang dianuggrahi tubuh yang lumayan tinggi untuk ukuran cewek.

"Kan masih masa pertumbuhan." Kami berdua saling berjabat tangan.

"Yuk, yang lain udah pada nunggu." Aku mengangguk lalu naik ke motor besarnya.

Ternyata waktu benar-benar mengubah seseorang, entah dalam bentuk fisik ataupun dalam segi sikap ya.

Sesampai di rumah Maya, aku dikejutkan lagi dengan teman-temanku yang lain. Ada Wisnu yang hampir saja aku lupakan namanya, ada Rendy, Fadlan dan satu lagi, aku hampir lupa namanya siapa.

"Kamu Ransi kan?" tanyaku pada salah satu dari mereka.

"Aku Akbar." Jawabnya.

"Kamu Ransi, kok Akbar sih?"

"Itu si Akbar yang punya nama kok kamu sewot sih Dir." Kekeh Angga.

Aku menggeruk kepalaku yang tidak gatal, "Seingat aku namanya Ransi."

"Iya namaku Akbar Ransi Abbasy, kamu ingetnya Ransi-nya aja."

"Oh hehe, maklumlah lama nggak ketemu. Ingetan aku nggak bagus."

Banyak perbedaan pada mereka, aku ingat sekali dulu cowok-cowok yang aku lihat ini bertubuh kurus dan pendek sekali, mungkin hanya  sebatas telingaku, tapi sekarang mereka sudah menjulang tinggi. Tidak tinggi sekali seperti bule-bule luar, tapi cukup jauh perbedaannya mengingat sependek apa mereka dulu.

"Kalian kok bisa setinggi ini sih, dulu perasaan kalau upacara barisnya selalu di depan deh."

"Yaelah dari tadi ngomong gitu terus sih. Itu badan kamu juga melebar Dir." Aku langsung melemparkan tisu bekas ke wajah Angga dan membuat yang lain tertawa.

Aku sih nggak gemuk, agak berisi aja. Memang badanku lebih besar kalau mau dibandingkan dengan Maya yang dijuluki Kutilang Darat – kurus, tinggi, langsing, dada rata itu.

Aku ingat dulu kami mengobrol cukup lama, sampai Mega datang. Mega itu temanku juga dulu, tapi kami sempat berselisih paham jaman SMP. Aku pernah ribut besar dengannya, sudah baikan sih, tapi tidak bisa seperti dulu.

Aku juga lupa kenapa kami bisa bertengkar, masalah sepele yang dibesar-besarkan sepertinya. Hingga kami harus dipanggil ke ruang BK – Bimbingan Konseling.

"Ini udah baikan belum, si Dira sama Mega." Celetuk Wisnu.

"Eh emangnya kita kenapa?"  tanya Mega pura-pura bingung. Aku mendengus, dari dulu sampai sekarang aku tidak terlalu suka dengan Mega, tipe-tipe cewek ganjen yang suaranya sering dilembut-lembutkan.

"Lah dulu kan pernah berantem." Kata Fadlan.

"Iya, dulukan kalian berantem. Si Mega sampe banting kursi kan?" Timpal Ransi.

"Iya ya?" Mega melirik ke arahku tapi aku hanya mengangkat bahu.

"Udah ah, masa mau bahas-bahas itu. Mending ke rumah Okta yuk." Ajak Maya.

"Eh, nggak usah ke sana, ngapain? udah sombong dia." Tolak Angga.

"Siapa bilang? Dia nggak sombong kok." Aku mengenal Okta, teman SMP kami juga, dulu aku sering jalan bareng dengannya. Dan aku tau dia bukan tipe orang yang sombong.

"Puspa tuh yang sombong, mentang-mentang anak STAN." Celetuk Wisnu.

"Apalagi Dina, si calon dokter gigi lebih sombong lagi." tambah Maya.

"Udahlah kenapa ini malah ngomongin orang sih. Jadi ke rumah Okta nggak?" tanya Ransi.

"Iya, jadi. Ayuk." Aku melirik pada Angga yang terlihat terpaksa mengikuti kami yang akan pergi ke rumah Okta.

******

Itulah cerita awal pertemuan kami kembali. Saat lebaran Idhul Fitri enam tahun lalu. Dan setelah acara kumpul di hari lebaran itu, aku dan yang lainnya kembali menyempatkan diri untuk bertemu, semakin lama semakin sering, awalnya hanya sebulan sekali, dua minggu sekali hingga satu minggu sekali. Tapi Rendy, Fadlan, Mega dan Okta tidak pernah ikut kumpul bersama kami lagi. Tapi kami terus bertemu, hingga lima tahun lalu kami membuat perjanjian itu.

Perjanjian yang sudah kami langgar sendiri....

Atau mungkin, tiga di antara kami sudah melanggarnya...

A guy and a girl can just be friends, but at the point or another They will fall for each other....

Aku membuka sebuah pesan yang masuk ke ponselku.

Angga Dwi Setiawan : Dir, besok temenin beli kado buat Okta ya. Aku jemput dari kantor deh hehehe

Ah iya, lusa Okta ulang tahun. Iya Okta yang dulu Angga bilang sombong, mereka akhirnya jadian setengah tahun lalu.

Andira Ramadhani : Ok Ngga.

*******

Udah ketebak siapa si Dia yang ada di prolog?

Hari ini libur dulu boksinya

Nikmatin ini dulu hahhaa

Idenya lagi lancar yang ini soalnya hihihi.

Tenang itu Meisya nggak akan aku telantarin kok kayak si Ardan wkwkwk.

Ternyata banyak juga ya yg kejebak friendzone hahahah.

Happy reading...

Lempar Kode, Sembunyi Hati (Sebagian Part dihapus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang