10. Parah

4.5K 964 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Oke, ini sudah dua minggu setelah PKKMB berlangsung. Dan minggu kemarin Dosen yang masuk memberi perkenalan tentang dirinya sambil bercerita tentang masalah mahasiswa dan masalah dirinya sendiri, hal yang paling disukai sama MaBa sih kalau seperti ini. Karena sejujurnya bagi Cherin juga ia belum siap belajar huhu.

Dan... entah suatu kebetulan atau memang sudah takdir, Cherin, Binar, Sisi dan Nia bisa satu kelas. Sungguh takdir yang mengasyikkan.

"Nggak nyangka ya bisa sekelas sama kalian!!" ujar Binar dengan nada senang, namun matanya masih berfokus pada ponsel yang ia pegang. Bagaimana sih ini anak.

"Lo udah ngomong begitu sepuluh kali, Bi. Bosen gue dengernya juga," timpal Nia yang mengomentari ucapan Binar, namun ia sendiri juga berkomentar sambil memainkan ponselnya.

"Btw, gimana hubungan kalian sama para kating? Pasti udah ada perkembangannya donghh," tanya Cherin penasaran. Soalnya, teman-temannya ini tak pernah cerita soal perkembangan hubungan mereka dengan gebetannya.

"Gue sih udah di tembak," ucap Sisi sombong. Bagkan anak itu menyibak rambut panjangnya ke belakang. Benar-benar sombong, tapi Cherin sayang dengan gadis yanh satu ini.

"What?!! Serius?!!" tanya ketiganya bersamaan, sumpah! Tak percaya sekali karena cepat sekali mereka official-nya, Kak Adhikari benar-benar cepat dalam merebut hati Sisi.

"Serius, ngapain juga gue bohong. Pas minggu kemarin gue nggak balik bareng kalian ya, nah pas saat itu Kak Adhikari ngajak gue balik 'kan, eh di tengah jalan dia berhentiin motornya terus nembak gue. Yaudah gue terima. Cogan 'kan, lumayan lahhh," jelas Sisi panjang lebar sambil tersenyum sumringah.

"Parah parah parah!! Gercep banget Kak Adhikari," ucap Binar sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya. Lalu berpikir, kapan ya Kak Jeffrey akan menyatakan perasaan padanya?

"Kak Nadif kapan nembak ih?" Nia mengeluh sembari membuka chatan-nya dengan Nadif. Ah, ia jadi tidak sabar dengan hubungan ini.

"Sabar kali ah ,Ni," ujar Cherin kemudian.

"Btw, lo suka Kak Raka apa Kak Tendra sih sebenernya?" tanya Binar tiba-tiba, Cherin kemudian melirik Binar dengan tatapan tajamnya.

"Ngapain lo nanya begitu?" tanya Cherin tak suka. Ia benci sekali ditanya soal Raka maupun Tendra, karena sebenarnya ia juga bingung, memang ada hubungan apa sih ia dengan kedua lelaki itu?

Dengan Kak Raka, Cherin memang suka pada lelaki itu, tapi 'kan lelaki itu juga belum jelas hubungannya dengan dia. Dan soal Tendra.... yah kalian juga tahu 'kan kalau Cherin sedikit sebal dengan lelaki itu.

"Penasaran aja sih ehehe." Binar tersenyum lebar dan memperlihatkan giginya yang rapih itu.

Pintu kelas tiba-tiba terbuka, kelas yang tadinya ramai langsung hening seketika, kemudian seorang lelaki masuk ke dalam dengan pakaian yang bisa dibilang sedikit tak sopan untuk ukuran mahasiswa. Tapi tahu sendiri kan gimana kehidupan kampus. Bebas. Ya tapi tak sebebas ini juga dong;

"Pagi." Sapa lelaki itu kemudian.

Lelaki dengan celana hitam robek-robek, hoodie hitam dengan motif entah apa itu berwarna putih dan telinganya yang ditindik dengan sepuluh tindikan, mungkin. Dia mahasiswa atau preman sih sebenarnya?

"Kak.... Tendra?" gumam Cherin tak percaya dengan apa yang ia lihat. Oh my god, benar-benar Kak Tendra ternyata!

"Saya disini menggantikan Pak Aris selaku Dosen English 1. Beliau sedang ada tugas selama setengah semester ini ke luar negeri. Jadi, selama setengah semester ini, kalian akan saya bimbing," jelas Tendra lalu tersenyum pada semua mahasiswa di dalam kelas.

"Tapi hari ini kita nggak akan belajar dulu kok. Tenang aja, nggak usah tegang ya semua hahaha, soalnya saya sendiri aja belum menyiapkan materinya. Mungkin minggu depan kita baru akan mulai belajar," jelas Tendra sambil tertawa renyah.

"Kita hari ini ngobrol-ngobrol saja dan ya pokoknya asyik-asyikan aja deh pokoknya ya," lanjut Tendra dan ya tentu saja anak-anak senang dengan ucapan Tendra barusan. Setidaknya mereka tidak akan pusing soal tugas untuk minggu ini 'kan.

"Dah oh iya, praktikum udah boleh dilaksanakan ya. Kalian bisa dateng ke lab bahasa nanti buat lihat-lihat jadwal praktikum yanh sesuai sama jadwal kuliah kalian ya, sesuaikan aja sendiri nanyi." Tambah Tendra, mata Tendra kemudian mengarah pada Cherin yang masih menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"Welcome to my world," ujar Tendra sambil tersenyum.

"Cherin." Lanjutnya, namun hanya dengan gerakan mulut dan mengarah para Cherin.

Sisi, Nia dan Binar langsung menoleh lada Cherin yang duduk disisi paling kiri, kemudian ketiganya tersenyum jahil. Lucu sekalu, kehidupan Cherin benar-benar akan penuh dengan Tendra mulai sekarang.





"PARAH!! MATI AJA DEH!" ujar Cherin dalam hatinya, ia meremas ujung jaketnya karena gemas dan kesal pada Tendra.










To be continued.

Asisten Dosen | Ten✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang