13. Gagal

4.2K 829 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cherin baru saja sampai di rumahnya. Ia langsung masuk ke kamar dan merebahkan dirinya di kasur, cukup melelahkan jalan bersama Tendra tadi siang, setelah makan Tendra mengajak Cherin untuk berjalan-jalan sebentar sebelum mereka pulang. Cherin kemudian menatap langit kamarnya yang dihiasi dengan bintang-bintang yang akan menyala saat lampu kamar Cherin dimatikan.

"Kok Kak Tendra cakep ya tadi?" gumam Cherin pelan sambil membayangkan wajah Tendra yang dekat dengannya tadi.

"Apa gue yang baru sadar?" tanya Cherin lagi, bahkan dahinya kini berkerut hanya karena memikirkan perasaannya yang labil ini.

"Apa gue mulai suka sama Kak Tendra?" Lagi-lagi ia bertanya pada dirinya sendiri, yang bahkan ia tak tahu jawabannya apa 'kan.

"Apa....... Aduh apa-apaan sih gue!!!" ujar Chein kesal, lalu ia menutup matanya rapat-rapat. Tidak mau memikirkan tentang hatinya dan juga Tendra lagi.



Tok tok tok

Cherin kembali membuka matanya saat mendengar ada yang mengetuk pintu rumahnya, ah Cherin bisa mendengar ada yang mengetuk pintu depan rumahnya karena kamar Cherin bisa dibilang bersebelahan dengan pintu depan rumahnya. Tapi kira-kira siapa yang mengetuk ya? Ini sudah malam juga. Cherin keluar dari kamarnya dan segera membuka pintu rumahnya.

"Eh, Kak Raka?" tanya Cherin heran.

"Kok bisa Kak Raka di sini? Darimana tau rumah gue?" tanya Cherin lagi. Raka hanya tersenyum kecil mendengar pertanyaan itu dari mulut Cherin.

"Nih buat lo," ujar Raka sambil menyondorkan plastik putih yang entah isinya apa. Cherin kemudian menerima bungkusan itu.

"Apaan nih, Kak? Makasih ya!" ujar Cherin, ia lalu mengajak Raka untuk masuk ke dalam rumahnya. Kedua orang tuanya sudah tidur, dan ia juga tak enak kalau membiarkan Raka untuk duduk di luar, karena di luar banyak sekali nyamuk. Sebenarnya ia juga tak enak sih mengajak seorang lelaki masuk ke dalam rumah, tapi ya mau bagaimana lagi 'kan.

"Iiiih martabak telor spesial ya?" tanya Cherin senang saat melihat isi bungkusan dari Raka, kemudian Cherin tersenyum lebar pada Raka.

"Hahaha.. iya. Habis bingung mau beliin apa, masa mau ke rumah calon pacar nggak bawa apa-apa," jawab Rama sambil menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal itu.

"Hah? Calon apa tadi?" tanya Cherin pura-pura tak dengar.

"Enggak kok enggak," elak Raka dengan cepat sambil tersenyum kikuk.

"Di makan tuh," sambung Raka sambil menunjuk martabaknya dengan dagu, Cherin tersenyum kemudian mengangguk.

"Manis gilaaa senyumnya. Jadi deg-degan." gumam Raka dalam hatinya setelah melihat senyum Cherin.

"Eh Kak kok gue baru tau ya kalo Kak Tendra itu AsDos English 1? Mana ngajarnya di kelas gue lagi, Kak" tanya Cherin sambil memakan martabaknya. Ah, ia juga menawari Raka martabaknya kok, sayangnya Raka tidak mau.

Asisten Dosen | Ten✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang