22. Double Date?

3.1K 643 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Line!


Kak Tendra

Dek, Si Jeje ngajak makan bareng. Makan yuk sama gue, si jeje ngajak temen lo juga kok.






"Jeje? Oh Kak Jeffrey kayaknya, terus sama Binar juga." gumam Cherin saat membaca pesan itu.

"Asik makan gratis lagiii." katanya dengan senang kemudian.






Cherin

Okey. Jemput nggak pake lama.

Kak Tendra

Siap!!





Lumayanlah, daripada Cherin pusing sendiri memikirkan soal ajakan balikan Wikan saat di acara kekompakan kemarin. Lebih baik saat ini Cherin makan bersama Tendra saja, siapa tahu perasaannya menjadi lebih baik.

Selang setengah jam kemudian Cherin mendengar suara klakson motor Tendra dari luar rumahnya. Cherin langsung buru-buru keluar, tidak lupa sebelumnya ia juga  berpamitan pada Mamah dan Bapaknya.

"Makan di mana ini, Kak?" tanya Cherin sebelum mereka berangkat menuju tempat makan.

"Kata si Jeje sih di Café  Papahnya dia." jawab Tendra.

"Papahnya Kak Jeffrey punya café?" tanya Cherin yang cukup terkejut dengan hal itu, Tendra mengangguk sebagai jawaban.

"Iya, tau nggak café Limited Edition Jay's?" tanya Tendra kemudian.

"Tau lah. Itu kan café terkenal di kota ini kak. Ya ampun!! Jangan bilang kalo itu café..." Cherin menatap Tendra dengan tatapan tak percaya.

"Yap. Itu café Papahnya Jeje." potong Tendra sambil tersenyum lebar. Wah, Cherin semakin dibuat terkejut jadinya.

Kalau tahu seperti ini Cherin lebih baik mendekat Jeffrey saja tadinya, pikir Cherin. Tapi bohong deh kekekeke.


ㅡㅡㅡ



At Limited Edition Jay's Café.


"Gilaaa. Bagus banget yaa." Cherin dibuat terkagum-kagum saat memasuki kafe itu.

Cherin sih tahu soal tempat ini. Tapi ia juga tak pernah datang ke sini, tentu saja itu karena mahal mahal. Harga minuman yang paling murah saja sekitar lima puluh ribu. Cherin lebih memilih membeli bubble tea di depan kampus saja, hanya delapan ribu dan enak.

"Woy Ten. Sini!!" Jeffrey memanggil Ten. Jeffrey dan Binar sudah duduk di kursinya.

Kemudian Tendra langsung menggandeng tangan Cherin tanpa permisi. Cherin sampai dibuat kaku begini karena tangannya yang dipegang oleh Tendra.

"Eh Bi," sapa Cherin saat melihat Binar duduk di samping Jeffrey.

"Udah jadian kaliiii. Cieee," goda Cherin sambil tersenyum jahil, Binar hanya senyum-senyum malu, dan Cherin rasanya ingin mencubit Binar saat ini.

"Eh kok ini ada empat kursi lagi yang kosong?" tanya Tendra yang mengalihkan pembicaraan.

"Masih ada Adhikari sama Nadif. Mereka juga bakalan ke sini, hari ini khusus buat temen-temen gue yang punya pacar," ujar Jeffrey senang, matanya sampai menghilang saking dia tersenyum dengan sangat lebar.

"Gue bahkan belum jadian sama kak Ten," gumam Cherin dalam hati.

"Hai guys!!" Sapa seseorang.

Semuanya menoleh dan melihat Adhikari datang dengan menggandeng tangan Sisi. Erat sekali pegangan tangan itu. Sumpah, Sisi juga beruntung sekali bisa mendapatkan Adhikari, dia 'kan kakak tingkat yang terkenal plus paling tampan di kampus.

Tak lama setelah itu, Nadif datang bersama Nia, lihat mereka pakai acara bercandaan segala lagi, Cherin jadi sedikit iri melihat itu.

"Asik nih. Udah kumpul semua 'kan? Ayo kita makaaan!" ujar Jeffrey semangat.

Kemudian dengan sekali tepukan tangan, para pelayan langsung menghampiri meja dan menaruh makanan yang kelihatannya super enak. Sudah makanan ini gratis, makanannya mahal dan enak. Benar-benar terasa seperti surga dunia.

Mereka makan dengan tenang sampai akhirnya selesai makan, semuanya mengobrol, membicarakan hal tidak jelas yang mereka alami. Sampai kemudian tiba-tiba Tendra berdehem dan semuanya diam. Tendra menoleh dan menatap Cherin dalam, Cherin jadi ikut diam dan menatap mata Tendra.

"Kenapa?" tanya Cherin gugup.

"Langsung to the point aja. Lo mau nggak jadi pacar gue?" tanya Tendra serius, mimik wajahnya bahkan berubah jadi benar-benar serius, Cherin bahkan belum pernah melihat wajah Tendra yang seserius itu.

Namun, Cherin masih terdiam. Sumpah, ini malah membuat pikiran Cherin tambah runyam! Ia datang ke sini agar pikirannya sedikit tenang, namun Tendra malah menambah beban pikiran Cherin.

"Gue jawab nanti ya Kak!" jawab Cherin yang kemudian langsung pergi dari meja setelah menyambar tas yang ia bawa. Tak ada pikiran lain selain kabur untuk saat ini.























Asisten Dosen | Ten✔ [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang