Ini jelas di luar dugaan. Portal pembatas setiap blok memang biasanya ditutup begitu jarum jam menunjukkan pukul 8 malam. Hanya pejalan kaki dan sepeda motor yang bisa melewati itu, karena disediakan jalan lain.Tapi tidak untuk mobil. Jika mau, perlu izin ke penjaga pos yang sedang berjaga di sana. Tapi sedikit ribet.Entah kenapa, sosok Rivan, kini lebih terlihat gentle dari sebelumnya, tentu saja sebelum tahu seperti apa sebenarnya sosok yang telah menjatuhkan dirinya sendiri hanya untuk menaruh hati pada Audrey.
Audrey tidak menduga bahwa cowok itu akan mengantarnya sampai depan rumah. Depan Rumah.
Dan pada saat itu pula, Ayah Audrey baru mendaratkan kakinya setelah turun dari motor antiknya itu. Masih berpakaian dinas. Warna hijau army,khas TNI Angkatan Darat.
Audrey gugup, bukan antara dirinya dengan Rivan lagi. Namun kali ini ia harus berhadapan dengan sosok Ayahnya yang terkenal tegas, namun berhati malaikat. Tapi entah reaksi Ayahnya bagaimana,begitu melihat putri semata wayangnya pulang bersama seorang laki-laki.Apakah hati malaikatnya masih bersemayam di sana.
"Ayah, baru pulang? "tanya Audrey yang beriringan datang dengan Rivan. Berdiri di pekarangan rumah.
Kebalik kali ah, gue yang baru pulang.
Ayahnya menoleh ke arah putrinya, wajahnya datar, lalu beralih ke arah Rivan,datar juga.
Aduh! Gawat!
"Loh, Audrey juga baru pulang toh? "tanya Ayah, dengan nada sedikit medok. Sebagai warisan tanah kelahirannya.
Audrey mengangguk. Sementara Rivan masih stabil dengan tampang sopan di hadapan nya. Ia santai, bahkan sangat santai.
"Selamat malam om. Saya Rivan, teman Audrey,"kata Rivan begitu ia memperkenalkan diri. Padahal Ayah jelas belum bertanya.
Ayah menyambut uluran tangan tanda perkenalan itu,"Hendra, "
"Saya mengantar Audrey pulang,dari rumah sahabatnya Alena. Maaf Om, mungkin terlalu larut malam, "kata Rivan, berusaha seformal mungkin.
Ayah terlihat mangut-mangut mengerti,lalu matanya beralih melihat Audrey yang masih berseragam SMA.
Audrey menunduk, siap-siap menerima teguran.
Tapi, coba tebak apa reaksi Ayah.
"Walah makasih ya Nak Rivan. Om sampai tidak sempat menjemputnya, "jawab Ayah yang terlihat sangat berterimakasih.
Audrey menatap Ayahnya yang tersenyum berseri dengan tampang tak percaya. Malam ini Ayah bersikap ramah, tersebut sangat ramah malah.
Ayah kesurupan jin apaan, baik bener
"Iya, sama-sama om, "
"Ayo masuk,mampir dulu ke rumah, "ajak Ayah.
"Maaf Om, saya harus menjemput Ibu,mungkin lain kali saya mampir,"jawab Rivan menolak dengan halus.
Ayah bersikap seolah mengerti,apa memang iya. Lantas ia tidak memaksa dan melanjutkan melangkah ke rumah.
"Oh begitu,ya sudah Om duluan masuk ke rumah. Drey, kok malah melamun? "Ayah menepuk bahu Audrey yang masih setia menatap nya dengan raut wajah tak percaya.
"Eh, iya, "
"Ini, temani dulu Nak Rivan. Ayah mau masuk. Ibu mu belum pulang, masih di kopo, "
Daerah Kopo adalah tempat ibu membuka praktek. Dokter Spesialis Kandungan.
Biasanya pulang sekitar jam 9 malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Friendzone
Teen FictionAudrey.gadis remaja yang terbalut akan kisah asmaranya di SMA. Menantikan kisah cinta dambaanya dengan seseorang, namun malah terjebak friendzone dengan teman sekelasnya sendiri, Adrian. Berulangkali ia mencoba keluar dari zona ini, namun hatinya t...