Langit terlihat semakin menguning,senja sebentar lagi akan datang.Sore itu,tangisan Lena yang telah berlangsung selama 15 menit,tak kunjung juga mereda.Hanya tangisan yang dapat ia keluarkan,tanpa sepatah katapun.
Audrey yang sedari tadi sabar menunggu,sambil terus menggesek-gesekan kakinya,masih setia berada di sana hingga Lena berbicara dan permasalahan mereka akan segera diselesaikan.
Audrey mengusap bahu Lena dengan lembut,”Len,udahan dong nangis nya,”
Tapi bulir air mata itu,justru semakin menderas jatuh membasahi pipi Lena.
“Gu...gue...min...ta...maa..af,”kata Lena terbata-bata sambil sesegukan.
Audrey menghembuskan nafas perlahan,akhirnya mau ngomong juga nih anak...
Lena menghapus air matanya,wajahnya ia tegakkan agar bisa menatap mata Audrey.Kedua tangannya mengusap kedua punggung tangan Audrey.
“Gue salah,harusnya gue tahu kalau selama ini lo sama Rivan udah sedekat itu.Harusnya sedari awal gue udah bisa nangkep rasa cemburu lo...”Lena berhenti,mencoba bersikap lebih tenang lagi,sebelum akhirnya ia kembali melanjutkan perkataannya,”Gue bodoh,gak sadar semua itu,gue ngerasa lo berubah,padahal gue yang gak peka.Gue emang sahabat yang buruk.”
Audrey menatap nanar sahabatnya,ia terpaku sedih mendengar kejujuran Lena.Apa yang dikatakan Lena memang ada benarnya,selama ini Audrey sering menyalahkan mereka berdua,selalu berpikiran negatif,terkadang ia juga menyalahkan Lena.
Tapi,Lena tetaplah sahabatnya,sahabat baik yang ia miliki.Begitu ia mengetahui tentang dirinya dan Rivan,Lena malah justru menangis dan meminta maaf,bukan memulai persaingan lebih ketat.
Sekarang,tak ada alasan untuk Audrey marah,justru dirinya pun memiliki kesalahan,kenapa tidak sejak dulu ia menceritakan tentang Rivan,dari awal mawar merah itu.
“Drey,lo jangan diem,gue takut...”Lena menepuk bahu Audrey dan menatap cemas.
Audrey tersenyum,”Maafin gue juga ya Len,gue telat cerita tentang Rivan.Akhirnya,jadi ada kesalah pahaman kaya gini.”
Lena menggangguk,lantas ia segera memeluk Audrey.
“Gue gak akan kaya gini lagi.Perasaan gue ke Rivan,bakal gue kubur dalam-dalam.Gue gak akan ngebiarin itu terus tumbuh.”
Kini mata Audrey semakin berkaca-kaca,ia terhanyut akan perkataan Lena yang sangat tulus.
“Tapi,gue gak larang lo suka sama Kak Rivan,kok.”
Lena melepaskan pelukannya dan menggeleng keras,”Enggak Drey,tetep aja gue gak akan ngelakuin itu.Gue lebih sayang lo,gue gak mau nanti persahabatan kita rusak.”
Audrey tak mampu melanjutkan kata-katanya lagi.Ia takut memang semua itu akan terjadi,jangan sampai persahabatan mereka rusak hanya karena cowok.
“Lo maafin gue kan?”tanya Lena memastikan,Audrey mengangguk,”Of course...”
☜☆☞
Audrey tersenyum lega melihat ibunya keluar dari ruang operasi dan mengabarinya bahwa operasi berjalan lancar.Adrian yang berada di samping Audrey tak henti-henti nya berterimakasih.
“Dia akan dialihkan ke ruang pemulihan,kalian bisa menemuinya 1 jam kemudian.Keadaannya masih lemah.”
Adrian mengangguk paham.
“Ad,sarapan dulu yuk,”ajak Audrey melihat wajah berseri itu kian pucat.
Adrian memeluk Audrey tiba-tiba dan mencium puncak kepala Audrey penuh kasih sayang.Audrey terkesiap.
“Makasih banyak,”bisik Adrian lirih,sebelum akhirnya melepaskan pelukannya.
Audrey hanya bisa tersenyum dan bingung harus bereaksi apalagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Friendzone
Teen FictionAudrey.gadis remaja yang terbalut akan kisah asmaranya di SMA. Menantikan kisah cinta dambaanya dengan seseorang, namun malah terjebak friendzone dengan teman sekelasnya sendiri, Adrian. Berulangkali ia mencoba keluar dari zona ini, namun hatinya t...