Bisakah gue anggap ini hari yang sungguh buruk?Gumam Audrey dalam hati kecilnya. Dirinya kini tengah berguling-guling di atas kasur. Dirasakan olehnya amarah dan kekesalan yang bercampur menjadi satu, dengan betah tinggal di lubuk hatinya kini.
Audrey mengambil ponselnya dan membuka ikon note, jari jemarinya lihai mengetik.
"Woyy! Kalian harus tau! Gue benci sama yang namanya Adrian!Pokonya gue kesal banget sama orang-orang hari ini!"
Lalu ia save segala uneg-uneg yang ia ketik di dalam note, tersimpan hanya untuk dirinya sendiri, pelampiasan sesaat.
Beberapa menit ia sulit terpejam berniat untuk tidur, berharap melupakan segala masalah hari ini, walaupun hanya sesaat.
"Ihh kenapa sih nih bocah! Datengin gue aja engga,ngejar gue kek seengganya tadi. Padahal gue tau dia itu liat gue! Kagak ada sopan santunnya yahh,awas aja lu! "cerocosan Audrey kian mendera berbicara sendiri di dalam kamarnya yang sepi nan hampa.
Lantas ia kembali terpejam,
Udah ya, gue mau tidur.☜☆☞
Pagi-pagi sekali Audrey telah berangkat untuk lari pagi, kegiatan rutinan yang ia punya. Kali ini ia sendiri, tanpa ditemani oleh ayahnya.
Sampai di area olahraga itu, sepasang matanya langsung jeli menatap punggung seorang cowok yang tengah duduk membelakangi.
"Kaya kenal, "kata Audrey dengan pelan. Jarak mereka sekitar 4 meter.
"Hey! "cowo tersebut berbalik lalu memanggil.
Audrey melotot kaget, "Loh! Ngapain di sini? "
"Kenapa, ga boleh? "cowo itu merespon dengan cepat lalu mendekat.
Audrey segera menutup mulutnya yang kurang ajar, karena ia rasa sangat tidak sopan berbicara seperti tadi.
"Maaf Kak, keceplosan, "jawab Audrey malu.
Rivan tersenyum culas menanggapi jawaban Audrey. Dilihat rona merah di pipi gadis itu terpancar jelas. Menambah kegemasan untuk segera mencubit pipi itu.
"Gue di sini juga mau lari. Barengan sama lo, "kata Rivan santai.
Gimana sih, waktu itu kakak adek, sekarang manggilnya lo gue, ga jelas nih!
Batin Audrey kesal sendiri entah kenapa, padahal hanya masalah panggilan.
"Hey, kok bengong? "tanya Rivan tiba-tiba yang melihat Audrey menatapnya kosong.
"Eh, iya iyaa, "Audrey gelagapan bingung.
"Iya, apa? "tanya Rivan memancing.
"Hayu deh Kak mulai, keburu siang, "ucap Audrey cepat dan sengaja berusaha mengalihkan pembicaraan.
Kekesalan hari kemarin, karena Rivan sama sekali tak mendatanginya di sekolah, sekedar ngajak pulang bareng atau lainnya, juga tambahan bahwa halnya Rivan juga tidak mengajaknya chat atau ngobrol. Mungkin sebentar lagi hal itu akan segera hilang digantikan dengan hari ini.
"Ntar sore maen yuu, "ajak Rivan santai, sembari meneguk air mineral yang ada digenggamannya. Nafasnya masih belum teratur karena sesak sehabis lari, tapi ia berusaha sebisa mungkin memperlancar perkataannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Friendzone
Teen FictionAudrey.gadis remaja yang terbalut akan kisah asmaranya di SMA. Menantikan kisah cinta dambaanya dengan seseorang, namun malah terjebak friendzone dengan teman sekelasnya sendiri, Adrian. Berulangkali ia mencoba keluar dari zona ini, namun hatinya t...