Part 3
•°•
Bosan. Ya kalimat itu sangat cocok digunakan untuk mengutarakan perasaan (Namakamu) saat ini.
Dia bosan harus selalu menuruti kemauan orang tuanya, mereka seolah tidak memperdulikan perasaannya.
Semua tentang perjodohan itu juga belum dibicarakan dulu kepadanya, bahkan (Namakamu) tak diberi kesempatan untuk menolak.
°°°
Pagi ini, (Namakamu) berdiri di ambang pintu gerbang sekolah, lebih tepatnya sekolah barunya.
Sungguh, (Namakamu) merasa tak berniat untuk masuk ke dalam sekolah ini tidak jelas apa alasannya.
Sepertinya dia ingin menangis sekarang jika bisa.
"Ekhem!" deheman seseorang sukses membuatnya terkejut.
(Namakamu) menoleh ke belakang, sepertinya dia kenal suara itu.
(Namakamu) membekap mulutnya sendiri begitu sadar kalau yang ada di hadapannya sekarang itu ialah...
ARI IRHAM sang idolanya!
Oh my God! Gue gak lagi mimpi kan?Ari?! Demi apa Ari ada disini?
''Hei." panggilan itu membuat (Namakamu) kembali tersadar dari segala lamunannya. Lalu memaku di tempatnya.
Gue lagi halusinasi kali ya? Masa iya ada Ari disini?
(Namakamu) diam-diam mencubit pergelangan tangannya, dan yap! (Namakamu) kesakitan. Berarti dia memang tidak sedang bermimpi.
Seketika saja rasa kesalnya kepada orangtuanya dan Omanya Dimas gara-gara dipindahin ke sekolah ini hilang. Semuanya berkat Ari.
Rencana Tuhan sungguh luar biasa, semuanya terjadi di luar ekspektasinya.
"Anak baru ya? Lah kok malah bengong sih, kenapa gak langsung masuk aja? Bentar lagi bel loh." ucapan itu membuat (Namakamu) kembali tersadar lagi.
(Namakamu) harus gimana ya Tuhan? Itu tuh beneran Ari. Rasanya pengen nangis terus meluk Ari aja supaya tenang.
(Namakamu) mencoba untuk bersikap seolah semuanya biasa saja.
Walau nyatanya jauh dari dalam lubuk hatinya dia yakin kalau dia gak akan bisa. Tapi ya tetap dipaksa-paksain aja supaya bisa."Ri!" panggil seorang cowok pada Ari.
Bukk!
(Namakamu) dan Ari menoleh bersamaan membuat kepala mereka seketika saja saling berbenturan.
"Aww." keluh (Namakamu) sambil mengusap kepalanya yang terasa sakit.
"Ma..maaf" ucap Ari gugup sembari mengulurkan tangannya.
Teng...teng...teng!
Bel masuk sekolah berbunyi.
Berhasil membebaskan (Namakamu) dari segala rasa groginya.
Ari tersenyum sumringah ke arah (Namakamu), lalu menghampiri teman yang tadi memanggil sekaligus membuat kepala (Namakamu) dan Ari saling berbenturan.
(Namakamu) yang masih dengan kegugupannya berlari kearah ruang guru untuk mengetahui dimana kelas barunya berada.
"Hoi!" teriakkan cowok di seberang sana membuat langkah (Namakamu) terhenti dan sesegera mungkin dia menoleh.
"Lo manggil gue?" tanya (Namakamu) sambil menunjuk dirinya sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Akankah Dia? [√]
Fanfiction[COMPLETED] [#992] in fanfiction (10/5/2017) [#38] in Nrazka -Ari Irham fanfiction Ujungnya, bukan dengan siapa yang bisa membuatnya jatuh cinta melainkan dengan siapa dia bisa berbahagia. ||Edisi Revisi||