Part 15
•°•
Hari ini tepat seminggu lebih 2 hari, (Namakamu) tinggal di rumahnya Dimas.
Dentuman musik mengiringi aktivitas belajarnya. (Namakamu) tengah asyik mendengarkan musik DJ idolanya menggunakan headset.
Tok..tok
Suara ketukan pintu membuat gadis ini bangkit dari posisi tidurnya lalu berjalan malas ke depan pintu dan membukanya perlahan.
Ternyata Dimas.
Kenapa bukan Ari?
"Lo mau ikut gue?" tanya Dimas, ragu-ragu.
"Kemana?" (Namakamu) balik bertanya.
Dimas menatap nya dingin.
"Sekarang lo mau ikut apa gak? Nanti juga lo bakal tau kita bakal kemana"
"Y-ya udah deh"
Jawaban (Namakamu) membuat Dimas tersenyum tipis lalu menarik pelan tangan (Namakamu) menuju mobil.
Dimas mulai menyalakan mesin mobilnya saat mereka sudah benar-benar berada di dalam mobil.
"Boleh gak gue curhat dikit sama lo" tanya Dimas sambil menatap lurus ke jalan.
"Boleh-boleh aja kok Dim, kita kan temenan jadi lo bebas mau ngomong apa aja ke gue" jawab (Namakamu) agak antusias.
"Kalau lo lagi suka sama seseorang terus ternyata orang yang lo suka itu sukanya sama orang lain, lo bakal gimana?"
DEG
Pertanyaan dimas barusan mengingatkan gadis ini tentang Ari, Ari yang belakangan ini lebih perhatian ke Rasyifa.
Sebenarnya (Namakamu) belum dapat bukti kalau Ari suka Rasyifa atau mereka sudah punya hubungan atau tidak.Tapi, dari gerak gerik Ari juga rasa kepedulian tingginya terhadap Rasyifa membuat (Namakamu) sedikit yakin jika hal itu benar.
Namun, (Namakamu) masih belum menyerah karena dia yakin Tuhan pasti ngerencanain sesuatu yang indah buat dia.
"Hm.. Mungkin awalnya gue bakalan sakit hati. Tapi, gue bakal yakinin diri gue supaya gue ga nyerah buat dapetin dia. Beraniin diri bilang kalau gue suka dia. Walaupun nanti nya perjuangan yang gue lakuin mungkin gak berarti buat dia se-enggak nya gue udah ngomong yang sebenernya ke dia."Dimas memberhentikan mobil nya di pinggir jalan setelah mendengar penjelasan (Namakamu) barusan.
"Ada apa Dim?"
Mata dimas terlihat memerah dan ber kaca-kaca menahan Tangis membuat (Bamakamu) heran.
"Dimas maafin gue kalau kata-kata gue barusan bikin lo sedih" ucap (Namakamu) lirih.
"Lo gak salah (Nam)" balas Dimas dengan suara parau nya.
Seketika air mata Dimas tumpah lalu mendekap erat (Namakamu).
"(Nam), lo jangan pernah pergi dari gue ya.."
(Namakamu) mengernyitkan dahinya.
"Maksud lo apa dim? Gue gak ngerti"
"Karena cuma lo yang ngertiin gue, cuma lo yang bisa bikin gue nyaman. Lo sahabat terbaik buat gue" sambung Dimas
"I-iya dim" jawab (Namakamu) sambil mengusap punggung Dimas, mencoba untuk memberikan laki-laki itu ketenangan.
"Makasih (Nam)"
Dimas mulai melepaskan pelukan nya sambil mengelus perlahan pipi (namakamu).
Rasa iba juga mulai meredam hati (Namakamu)
Sebuah pertanyaan juga kembali terlintas.
Apa yang terjadi dengan Dimas?
Kenapa Dimas menangis?
Lalu siapa yang disukai Dimas hingga membuat Dimas se-sedih itu?Dimas kembali melajukan mobil dengan kecepatan diatas rata-rata membuat (Namakamu) segera tersadar dari lamunannya.
"Dimas stop! Lo mau mati ya?" jerit (namakamu).
"Biarin kalau matinya bareng lo" ucap dimas sambil terkikik.
"Lo jangan yang aneh-aneh deh Dim! Entar gue adu in lo sama oma"
ancaman (Namakamu) membuat Dimas segera menurunkan kecepatannya membuat kecepatannya jadi normal kembali."Yaelah bercanda doang kali (Nam)!" kekeh Dimas sembari memberhentikan mobilnya lagi di pinggir jalan raya.
Lo kenapa sih dim?
Jangan lupa vote dan commentnya...
See you next part!
Mulmed:Dimas saputra

KAMU SEDANG MEMBACA
Akankah Dia? [√]
Fanfiction[COMPLETED] [#992] in fanfiction (10/5/2017) [#38] in Nrazka -Ari Irham fanfiction Ujungnya, bukan dengan siapa yang bisa membuatnya jatuh cinta melainkan dengan siapa dia bisa berbahagia. ||Edisi Revisi||